UAS Ceritakan Sejarah Kalender Hijriyah dan Kisah Hijrah Nabi yang Menakjubkan
loading...
A
A
A
Ustaz Abdul Somad (UAS) menceritakan sejarah penanggalan kalender Hijriyah dan Hijrah Rasulullah SAW ketika mengisi kajian di Masjid Darussalam, Kota Wisata, Gunung Putri Bogor. Tausiyah UAS kali ini mengusung tema "Hijrah Sebagai Momentum Kebangkitan Umat".
Pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) tidak ada tahun. Makanya kelahiran beliau disebut pada tahun gajah karena penamaan tahun tergantung musim dan peristiwa yang terjadi kala itu. Dulu belum ada tahun seperti sekarang ini. Sayyidina Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu (RA) pun melakukan musyawarah sebagaimana yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an . (Baca Juga: Sejarah Kalender Hijriyah dan Arti 12 Bulan Islam)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka berkat rahmat Allah lah engkau ( Muhammad ) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS Ali-'imran: 159)
"Dari dasar musyawarah inilah diadopsi Pancasila. Makanya dalam Pancasila itu ada tauhiid. Jadi yang menyusun Pancasila itu ulama dan pendiri bangsa. Sekarang mau dibenturkan siapa yang berteriak Allahu Akbar dibenturkan dengan nasionalis," kata Dai lulusan S3 Oumdurman Islamic University, Sudan itu.
Dikisahkan, di masa Sayyidina Umar ada surat dari gubernur Abu Musa Al-asy'ari RA tentang bagaimana penanggalan Hijriyah. Ide pertama yang diusulkan adalah saat Nabi Muhammad SAW maulid. Tetapi ditolak oleh sahabat. Mereka yang bergelar radhiyallaahu 'anhum apabila musyawarah ada yang ditolak dan diterima. Itu sudah hal lumrah.
Pelajaran pertama musyawarah. Pelajaran kedua, sekalipun pendapatnya ditolak sahabat tak sakit hati karena ini musyawarah. Pendapat kedua diusulkan, bagaimana kalau tanggal 1 dari turunnya wahyu.
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ (1) خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ (2) اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ (3)
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ (4) عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ (5)
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al-'alaq: 1-5)
Pendapat ini pun ditolak. Lalu ada pendapat lain, bagaimana kalau setelah Nabi Muhammad SAW wafat dimulai tanggal 1. Sebagian sahabat pun menolaknya karena nanti jadi tahun baru Ta'ziah.
Ada yang mengatakan pendapat Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah disetujui. Ada yang mendukung pendapat Sayyidina Umar bahwa momentum Hijrah Nabi ke Madinah dijadikan penanggalan awal. Maka pemisah yang haq dan batil adalah Hijrah. Alhasil, dipakailah penanggalan hijriyah berdasarkan Hijrah Nabi ke Madinah. ( )
Peristiwa Saat Hendak Hijrah
Ketika Nabi SAW hendak Hijrah ke Madinah, berkumpullah para kepala suku di Makkah pada hari Kamis pagi menggelar rapat agenda tertutup bagaimana cara membunuh Nabi Muhammad SAW karena mereka sudah terganggu 13 tahun lamanya.
Pelajaran di sini, orang musyrik jahiliyah juga melakukan musyawarah. Ada yang tidak setuju. Dia ini orang kharismatik punya kepemimpinan luar biasa, kalau di sana dia punya pengikut nanti kita dihancurkan.
Akhirnya rapat dilanjutkan. Bagaimana apakah ada usul? Bagaimana kalau kita buat kerangkeng dan masukkan dia ke dalam dan diletakkan di samping Ka'bah agar dia mati kekeringan. Kala itu cuaca Kota Makkah sangat panas.
Suku lain memberi usul agar Nabi Muhammad dimasukkan ke dalam rumahnya malam-malam dan kepalanya dipancung. Kemudian ada yang tidak setuju. Kalau ketahuan ada yang membunuhnya, satu suku akan dihabisi.
Akhirnya rapat waktu itu alot luar biasa. Akhirnya ide datang dari Abu Jahal. Dia mengusulkan agar setiap suku mengirim anak muda dan semua dikasih pedang dan ramai-ramai membunuhnya. Alhasil semua suku setuju mengirimkan anak muda yang siap membunuh Rasulullah SAW . Rapat hari Kamis memutuskan mengirim anak muda dan ditutup.
Siang itu datanglah Nabi SAW menemui Sayyidina Abu Bakar radhiyallahu 'anhu (RA). "Assalamu'alaikum. Nanti malam kita hijrah?" kata Nabi. "Kenapa malam ini ya Rasulullah?" tanya Abu Bakar .
Nabi berkata: "Karena anak-anak muda akan datang ke rumahku dan memancung kepalaku, sebelum itu kita jalan".
Kenapa Rasulullah SAW bisa tahu? Allah mengirimkan Malaikat jibril untuk memberi tahu. Sayyidina Abu Bakar pun siap. Yang diajak hijrah adalah Abu Bakar karena beliau yang selalu siap dan setia menemani Nabi SAW .
"Kemudian Nabi SAW tidur setelah salat Isya. Makanya mudah bangun jam 2 malam. Kita tidurnya jam 1 malam gimana mau bangun jam 2 malam? Disetel jam jatuh, mati. Gimana mau salat Subuh? Tidur jam orang dulu berbeda dengan sekarang," kata UAS.
Pada zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) tidak ada tahun. Makanya kelahiran beliau disebut pada tahun gajah karena penamaan tahun tergantung musim dan peristiwa yang terjadi kala itu. Dulu belum ada tahun seperti sekarang ini. Sayyidina Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu (RA) pun melakukan musyawarah sebagaimana yang diajarkan Allah dalam Al-Qur'an . (Baca Juga: Sejarah Kalender Hijriyah dan Arti 12 Bulan Islam)
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka berkat rahmat Allah lah engkau ( Muhammad ) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS Ali-'imran: 159)
"Dari dasar musyawarah inilah diadopsi Pancasila. Makanya dalam Pancasila itu ada tauhiid. Jadi yang menyusun Pancasila itu ulama dan pendiri bangsa. Sekarang mau dibenturkan siapa yang berteriak Allahu Akbar dibenturkan dengan nasionalis," kata Dai lulusan S3 Oumdurman Islamic University, Sudan itu.
Dikisahkan, di masa Sayyidina Umar ada surat dari gubernur Abu Musa Al-asy'ari RA tentang bagaimana penanggalan Hijriyah. Ide pertama yang diusulkan adalah saat Nabi Muhammad SAW maulid. Tetapi ditolak oleh sahabat. Mereka yang bergelar radhiyallaahu 'anhum apabila musyawarah ada yang ditolak dan diterima. Itu sudah hal lumrah.
Pelajaran pertama musyawarah. Pelajaran kedua, sekalipun pendapatnya ditolak sahabat tak sakit hati karena ini musyawarah. Pendapat kedua diusulkan, bagaimana kalau tanggal 1 dari turunnya wahyu.
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ (1) خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ (2) اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ (3)
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ (4) عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ (5)
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS Al-'alaq: 1-5)
Pendapat ini pun ditolak. Lalu ada pendapat lain, bagaimana kalau setelah Nabi Muhammad SAW wafat dimulai tanggal 1. Sebagian sahabat pun menolaknya karena nanti jadi tahun baru Ta'ziah.
Ada yang mengatakan pendapat Sayyidina Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah disetujui. Ada yang mendukung pendapat Sayyidina Umar bahwa momentum Hijrah Nabi ke Madinah dijadikan penanggalan awal. Maka pemisah yang haq dan batil adalah Hijrah. Alhasil, dipakailah penanggalan hijriyah berdasarkan Hijrah Nabi ke Madinah. ( )
Peristiwa Saat Hendak Hijrah
Ketika Nabi SAW hendak Hijrah ke Madinah, berkumpullah para kepala suku di Makkah pada hari Kamis pagi menggelar rapat agenda tertutup bagaimana cara membunuh Nabi Muhammad SAW karena mereka sudah terganggu 13 tahun lamanya.
Pelajaran di sini, orang musyrik jahiliyah juga melakukan musyawarah. Ada yang tidak setuju. Dia ini orang kharismatik punya kepemimpinan luar biasa, kalau di sana dia punya pengikut nanti kita dihancurkan.
Akhirnya rapat dilanjutkan. Bagaimana apakah ada usul? Bagaimana kalau kita buat kerangkeng dan masukkan dia ke dalam dan diletakkan di samping Ka'bah agar dia mati kekeringan. Kala itu cuaca Kota Makkah sangat panas.
Suku lain memberi usul agar Nabi Muhammad dimasukkan ke dalam rumahnya malam-malam dan kepalanya dipancung. Kemudian ada yang tidak setuju. Kalau ketahuan ada yang membunuhnya, satu suku akan dihabisi.
Akhirnya rapat waktu itu alot luar biasa. Akhirnya ide datang dari Abu Jahal. Dia mengusulkan agar setiap suku mengirim anak muda dan semua dikasih pedang dan ramai-ramai membunuhnya. Alhasil semua suku setuju mengirimkan anak muda yang siap membunuh Rasulullah SAW . Rapat hari Kamis memutuskan mengirim anak muda dan ditutup.
Siang itu datanglah Nabi SAW menemui Sayyidina Abu Bakar radhiyallahu 'anhu (RA). "Assalamu'alaikum. Nanti malam kita hijrah?" kata Nabi. "Kenapa malam ini ya Rasulullah?" tanya Abu Bakar .
Nabi berkata: "Karena anak-anak muda akan datang ke rumahku dan memancung kepalaku, sebelum itu kita jalan".
Kenapa Rasulullah SAW bisa tahu? Allah mengirimkan Malaikat jibril untuk memberi tahu. Sayyidina Abu Bakar pun siap. Yang diajak hijrah adalah Abu Bakar karena beliau yang selalu siap dan setia menemani Nabi SAW .
"Kemudian Nabi SAW tidur setelah salat Isya. Makanya mudah bangun jam 2 malam. Kita tidurnya jam 1 malam gimana mau bangun jam 2 malam? Disetel jam jatuh, mati. Gimana mau salat Subuh? Tidur jam orang dulu berbeda dengan sekarang," kata UAS.