Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya Ayat 1-3 Beserta Penjelasannya, Yuk Simak!

Senin, 02 Desember 2024 - 09:30 WIB
loading...
Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya...
Surat Al-Anbiya merupakan surat ke-21 dalam kitab suci Al-Qur’an. Terdiri atas 112 ayat, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah. Foto ilustrasi/ist
A A A
Hukum tajwid surat Al-Anbiya ayat 1-3 penting diketahui umat Muslim. Tak hanya menambah pengetahuan, namun juga meminimalisir kesalahan saat membacanya.

Surat Al-Anbiya merupakan surat ke-21 dalam kitab suci Al-Qur’an. Terdiri atas 112 ayat, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah.

Surat ini dinamakan Al-Anbiya karena di dalamnya mengutarakan kisah beberapa orang nabi . Pada ulasan kali ini, akan dibahas hukum tajwid surat Al-Anbiya ayat 1 sampai 3. Simak ya!

Surat Al-Anbiya Ayat 1-3

اِقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِىۡ غَفۡلَةٍ مُّعۡرِضُوۡنَ‌ۚ


Latin: Iqtaraba linnaasi hisaa buhum wa hum fii ghaflatim mu'riduun
Arti: Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).

مَا يَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ ذِكۡرٍ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ مُّحۡدَثٍ اِلَّا اسۡتَمَعُوۡهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُوۡنَۙ


Latin: Maa yaatiihim min zikrim mir Rabbihim muhdasin illas tama'uuhu wa hum yal'abuun
Arti: Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main.

لَاهِيَةً قُلُوۡبُهُمۡ‌ ؕ وَاَسَرُّوا النَّجۡوَى‌ۖ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا ‌ۖ هَلۡ هٰذَاۤ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ‌ ۚ اَفَتَاۡتُوۡنَ السِّحۡرَ وَاَنۡتُمۡ تُبۡصِرُوۡنَ


Latin: Laahiyatan quluubuhum; wa asarrun najwal laziina zalamuu hal haazaa illaa basharum mislukum afataa tuunas sihra wa antum tubsiruun
Arti: Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zhalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, "(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?"

Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya Ayat 1

اِقْتَرَبَ
(Iqtaraba)

Hukum tajwid pertama qolqolah sughra, sebab ada huruf qolqolah qof dengan sukun asli. Dibacanya memantul ringan.

Lalu, huruf ra dibaca tafkhim atau tebal karena berharakat fathah.

لِلنَّا سِ
(linnaasi)

Pertama, ada ghunnah karena terdapat huruf nun ditasydid. Huruf nun dibaca dengung.

Lalu, ada mad thobi’i, sebab terdapat alif setelah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.

حِسَابُهُمۡ وَ
(hisaa buhum wa)

Hukum tajwidnya mad thobi’i, sebab ada alif setelah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.

Kemudian, ada izhar syafawi. Alasannya terdapat mim sukun bertemu huruf wawu. Mim sukun dibaca jelas alias tidak dengung.

وَهُمْ فِيْ
(wa hum fii)

Terdapat hukum tajwid izhar syafawi. Alasannya ada mim sukun bertemu huruf Fa. Mim sukun dibaca jelas.

Lalu, mad thobi’i, sebab ada ya sukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.

غَفۡلَةٍ مُّعۡرِضُوۡنَ
(ghaflatim mu'riduun)

Hukum tajwid pertama idgham bighunnah. Alasannya ada kasrah tanwin bertemu huruf mim. Dibacanya sambil dengung.

Kemudian, ada juga mad ‘aridl lissukun. Sebab, mad thabi’i (wawu mati setelah harakat dhommah) bertemu huruf hidup, lalu bacaannya diwaqaf. Panjangnya antara 2-6 harakat.

Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya Ayat 2

مَا يَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ ذِ
(Maa yaatiihim min zi)

Pertama, ada mad thobi’i. Alasannya terdapat alif setelah fathah dan ya sukun sesudah harakat kasrah. Masing-masing dibaca panjang 2 harakat.

Kemudian, ada idgham mimi, sebab terdapat mim sukun bertemu huruf mim. Dibacanya dengung.

Lalu, ada juga ikhfa haqiqi. Alasannya karena nun sukun bertemu dzal.

ذِكۡرٍ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ مُّحۡدَثٍ اِ
(zikrim mir Rabbihim muhdasin i)

Hukum tajwid pertama idgham bighunnah, sebab ada kasrah tanwin bertemu huruf mim. Dibacanya dengung.

Lanjut, ada idgham bilaghunnah. Alasannya nun sukun bertemu huruf ra. Dibaca tanpa dengung.

Kemudian, terdapat juga idgham mimi karena mim sukun bertemu mim. Dibacanya dengung lagi.

Lalu, ada izhar halqi, sebab kasrah tanwin bertemu huruf alif. Dibacanya jelas.

اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ
(illas tama'uuhu)

Hukum tajwidnya mad thobi’i. Alasannya ada huruf wawu mati sesudah dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.

وَهُمۡ يَلۡعَبُوۡنَۙ
(wa hum yal'abuun)

Hukum tajwid pertama izhar syafawi, sebab ada mim sukun bertemu huruf ya. Mim sukun dibaca jelas.

Lalu, ada mad ‘aridl lissukun. Sebab, ada mad thobi’i (wawu mati sesudah dhommah) bertemu huruf hidup, lalu bacaannya diwaqaf. Panjangnya antara 2-6 harakat.

Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya Ayat 3

لَاهِيَةً قُلُوۡبُهُمۡ‌
(Laahiyatan quluubuhum)

Pertama, ada mad thobi’i. Alasannya teradpat huruf alif sesudah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.

Lalu, ikhfa haqiqi karena fathah tanwin bertemu huruf Qof. Dibacanya samar-samar dan dipanjangkan sampai 2 harakat.

Kemudian, ada lagi mad thobi’i, sebab terdapat wawu mati setelah dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.

وَاَ سَرُّوا النَّجْوَى 
(wa asarrun Najwa)

Pertama, alif lam syamsiyah karena alif lam bertemu huruf syamsiyah nun. Alif lam dibaca tidak jelas dan dimasukkan ke huruf selanjutnya.

Lanjut, ada ghunnah. Alasannya terdapat huruf nun ditasydid. Dibacanya dengung.

الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا
 (al laziina zalamuu)

Hukum tajwidnya mad thobi’i, sebab ada alif setelah fathah dan wawu mati sesudah dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.

هَلْ هٰذَاۤ اِلَّا
(hal haazaa illaa)

Pertama, ada mad thobi'i. Sebab, terdapat fathah berdiri di atas huruf Ha. Dibaca panjang 2 harakat.

Lalu, mad Jaiz munfashil. Alasannya ada mad thobi’i bertemu alif pada lain kata. Panjangnya antara 2-5 harakat.

Ada lagi mad thobi’i karena terdapat alif sesudah huruf berharakat fathah. Dibacanya panjang 2 harakat.

بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ
 (basharum mislukum)

Hukum tajwidnya idgham bighunnah. Sebab, ada dhommah tanwin bertemu huruf mim. Dibacanya dengung.

اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ
(afataa tuunas sihra)

Hukum tajwid pertama mad thobi’i. Alasannya ada wawu mati sesudah dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.

Lalu, alif lam syamsiyah karena alif lam bertemu huruf sin. Alif lam dibaca tidak jelas dan langsung masuk ke huruf di depannya.

Huruf Ra di sini juga dibaca tafkhim atau tebal. Sebab, berharakat fathah.

وَاَنۡتُمۡ تُبۡصِرُوۡنَ
(wa antum tubsiruun)

Pertama, ikhfa haqiqi. Alasannya ada nun sukun bertemu huruf Ta. Dibacanya samar-samar dan dipanjangkan sampai 2 harakat.

Lalu, izhar syafawi karena ada mim sukun bertemu huruf ta. Mim sukun dibaca jelas.

Lanjut, terdapat Qolqolah karena ada huruf Ba dengan sukun asli.

Di akhir kalimat, mad ‘aridl lissukun. Alasannya terdapat mad thobi’i bertemu huruf hidup, lalu bacaannya diwaqaf.

Demikian ulasan mengenai hukum tajwid surat Al-Anbiya ayat 1-3 beserta penjelasan. Semoga bermanfaat.



Wallahu a’lam
(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1794 seconds (0.1#10.140)