Benarkah Peristiwa Isra dan Mikraj Terjadi pada 27 Rajab?
loading...
A
A
A
Dia menjawab: "Muhammad."
Dia ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus kepada-Nya?"
Dia menjawab: "Dia telah diutus kepada-Nya."
Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Nabi Harun as, ia menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.
Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit yang keenam, maka Jibril as mohon dibukakan pintu, lalu ia ditanya: "Siapa engkau?"
Dia menjawab: "Jibril."
Dia ditanya lagi: "Siapa yang bersamamu?"
Dia menjawab: "Muhammad."
Dia ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus kepada-Nya?"
Dia menjawab: "Dia telah diutus kepada-Nya."
Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Musa as, lalu ia menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.
Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit yang ketujuh, maka Jibril as minta dibukakan pintu, lalu ia ditanya: "Siapa engkau?"
Dia menjawab: "Jibril."
Dia ditanya lagi: "Siapa yang bersamamu?"
Dia menjawab: "Muhammad."
Dia ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus kepada-Nya?"
Dia menjawab: "Dia telah diutus kepada-Nya."
Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Ibrahim as, yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur, di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 Malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya.
Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha yang (lebar) dedaunnya seperti telinga gajah dan (besar) buah-buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha, maka Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka, Allah SWT memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku salat lima puluh kali dalam sehari semalam.
Dia ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus kepada-Nya?"
Dia menjawab: "Dia telah diutus kepada-Nya."
Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Nabi Harun as, ia menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.
Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit yang keenam, maka Jibril as mohon dibukakan pintu, lalu ia ditanya: "Siapa engkau?"
Dia menjawab: "Jibril."
Dia ditanya lagi: "Siapa yang bersamamu?"
Dia menjawab: "Muhammad."
Dia ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus kepada-Nya?"
Dia menjawab: "Dia telah diutus kepada-Nya."
Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Musa as, lalu ia menyambutku dan mendo’akan kebaikan untukku.
Kemudian Buraq tersebut naik bersama kami ke langit yang ketujuh, maka Jibril as minta dibukakan pintu, lalu ia ditanya: "Siapa engkau?"
Dia menjawab: "Jibril."
Dia ditanya lagi: "Siapa yang bersamamu?"
Dia menjawab: "Muhammad."
Dia ditanya lagi: "Apakah dia telah diutus kepada-Nya?"
Dia menjawab: "Dia telah diutus kepada-Nya."
Maka kami dibukakan pintu, lalu aku bertemu dengan Ibrahim as, yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur, di mana tempat itu setiap harinya dimasuki oleh 70.000 Malaikat dan mereka tidak kembali lagi sesudahnya.
Kemudian Buraq tersebut pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha yang (lebar) dedaunnya seperti telinga gajah dan (besar) buah-buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha, maka Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka, Allah SWT memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku salat lima puluh kali dalam sehari semalam.