Inilah Batasan dan Adab Komunikasi dengan Lawan Jenis

Jum'at, 11 September 2020 - 07:38 WIB
loading...
Inilah Batasan dan Adab Komunikasi dengan Lawan Jenis
Dalam berkomunikasi dengan lawan jenis, intinya jangan merasa nyaman, jangan dinikmati dan hati-hatilah karena memang awalnya ketertarikan itu tidak serta merta. Foto ilustrasi/ist
A A A
Berbicara antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram , sebenarnya tidak dilarang. Hanya syaratnya, pembicaraan yang dilakukan memenuhi ketentuan secara syara’ . Pembicaraan boleh dilakukan jika tidak berkhalwat, tidak menimbulkan fitnah, isi pembicaraan mengandung kebaikan, serta tetap menjaga adab-adab kesopanan yang berlaku.

Pada zaman Rasululullah Shallallahu alaihi wa sallam dan shahabat, banyak kisah istri-istri Rasulullah yang berbicara dengan para shahabat. Misalnya ketika memberi jawaban atas suatu pertanyaan tentang Islam. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah radhiyallahu'anha atau sang Ummul Mukminin juga menjadi guru bagi para shahabat.

(Baca juga : Amalan Ringan Ini, Pahalanya Mengalir Terus Hingga Hari Kiamat )

Dalam melakukan percakapan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, kita bisa meneladani sikap para istri nabi. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

يَٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ ۚ إِنِ ٱتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِٱلْقَوْلِ فَيَطْمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلْبِهِۦ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik,"(QS Al-Ahzab : 32)

Ayat itu menjelaskan tentang adab saat berbicara dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Baik secara langsung, maupun via teks atau media sosial. Untuk menjaga diri dari fitnah, hendaknya perempuan dan laki-laki yang berdialog atau berkirim pesan dengan lawan jenis bukan muhrim bisa menjaga diri.

(Baca juga : Di Rumah Tak Menghalangi Perempuan Tetap Produktif )

Ada Batasan dan Adab

Dalam kehidupan sehari-hari, kaum muslimah juga tidak lepas dari interaksi dan berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahram ini. Ketika saat berbelanja, sekolah, kuliah, bekerja dan aktivitas lainnya.

Ustadzah Ummi Fairuz Ar-Rahbini menjelaskan, ada aturan-aturan dalam muamalah antara seorang laki-laki dan perempuan. Menurut istri Buya Yahya ini, dalam pembicaraan dengan lawan jenis, intinya jangan merasa nyaman, jangan dinikmati dan hati-hatilah karena memang awalnya ketertarikan itu tidak serta merta.

(Baca juga : Awas! Selewengkan Dana BOS saat Pandemi, Ancamannya Pidana Mati )

"Biasanya dimulai dari obrolan santai, pembahasan tugas dan seterusnya lalu berlanjut dengan candaan yang menjadikan kita semakin leboh nyaman dan senang untuk meneruskan komunikasi sampai akhirnya akan menjurus kearah yang lebih privasi. Artinya jangan sampai kita merasa aman lalu berkata “nggak kok, saya bisa jaga diri, saya juga bisa jaga hati insyaAllah gak ada masalah. Dan merasa yakin bahwa hal tersebut tidak membawa pengaruh untuk kita karena dalam menggoda manusia, setan punya seribu satu cara dan yang namanya lawan jenis itu ada daya tariknya seperti positif dan negatif. Maka antara lawan jenis ada tarik-menariknya dan itu pun tidak bisa dipungkiri,"paparnya saat mengisi kajian muslimah di laman Instagramnya, kemarin.

Bagaimana dengan candaan atau sekadar bercanda dnegan lawan jenis? Ummi Fairuz menuturkan, untuk masalah canda, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah bercanda. "Mungkin kita sudah pernah mendengar bagaimana Nabi pernah bercanda dengan seorang wanita tua dan dia bertanya kepada Nabi, apakah dia masuk Surga. Nabi pun menjawab “didalam Surga tidak ada wanita tua.” Dan Nabi tidak berdusta karena memang didalam Surga semua wanita tua akan menjadi muda. Candaan Nabi tidak mengandung unsur kebohongan tidak juga menyakiti. Candaan Nabi pun sangat terhormat. Lalu bagaimana dengan candaan kita ? apa yang kita obrolkan, apa yang kita jadikan guyon itu semua akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak."tuturnya.

(Baca juga : Pungut Pajak Lewat Industri Digital Asing )

Jika candaan berkaitan dengan obrolan antara lawan jenis itu pasti ada daya tariknya. Obrolan biasa akan menjadi istimewa jika setan sudah ikut campur didalamnya, sehingga tetaplah waspada dan jangan sampai lengah karena setan menjerumuskan kita secaraa langsung akan tetapi dengan cara perlahan-lahan. Dalam urusan berbicara saja Nabi pernah bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللہ وَ اليَوْمِ الأَخِرِ فَليَقُولْ خَيْراً أوْ لِيَصْمُوتِ

“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka berkatalah yang baik atau diamlah.”

Intinya dalam berkomunikasi dengan lawan jenis, ada adab yang harus diperhatikan terutama oleh kaum perempuan muslimah, antara lain :

1. Tidak melembutkan suara
2. Tidak berkhalwat
3. Mengucapkan perkataan yang baik
4. Tundukkan pandangan

(Baca juga : Tahukah Kamu? Kondisi Ekonomi 2019 Capai Indeks Pembangunan Manusia Tertinggi )

Sedangkan dalam berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahram melalui media sosial (medsos) seperti chatting misalnya, memang digunakan syarat-syarat yang hanya bisa diukur oleh diri sendiri. Seperti bahasa yang digunakan termasuk merayu atau tidak, isi pembicaraan merupakan hal penting atau tidak, dan sebagainya. Karena itu, dibutuhkan kejujuran masing-masing pribadi dalam mengukurnya, dan sejauh mana kita merasa diawasi oleh Allah. Semakin kuat iman seseorang, maka semakin takut ia untuk melanggar hal-hal yang telah dibatasi Allah, dan rasa diawasi oleh Allah juga semakin kuat.

Wallahu A’lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2083 seconds (0.1#10.140)