Resep Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Agar Mencapai Maqam Para Shiddiq

Rabu, 11 November 2020 - 05:00 WIB
loading...
Resep Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Agar Mencapai Maqam Para Shiddiq
Ilustrasi/Ist
A A A
DALAM kitabnya yang berjudul Futuh Al-Ghaib , Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani memberi nasehat untuk mencapai maqam yang pernah diraih para shiddiq. ( )

Caranya? Syaikh Abdul Qadir mengatakan jangan berupaya menjarah sesuatu rahmat, dan jangan pula berupaya menangkis datangnya sesuatu bencana. Rahmat akan datang kepadamu jika ia sudah ditakdirkan untukmu, baik kau suka atau pun tak suka. Bencana akan menimpamu, jika itu takdir bagimu, entah suka atau tak suka, dan kau coba menangkisnya dengan do’a, atau menghadapinya dengan kesabaran dan keteguhan hati demi mendapatkan keridhaanNya," tulisnya dalam risalah ke tiga belas buku tersebut.

Berpasrahlah dalam segala hal, kata Syaikh Abdul Qadir, agar Ia bertindak malalui dirimu. Jika itu suatu rahmat, bersyukurlah. Dan jika itu suatu bencana, bersabarlah, atau coba tumbuhkanlah kesabaran dan keterikatan dengan Allah dan keridhaanNya. Atau coba rasakanlah rahmatNya di dalam bencana ini, atau menyatulah sedapat mungkin denganNya lewat hal ini, lewat semua sarana spiritual yang kau miliki. ( )

Di dalamnya, kau akan digerakkan dari satu maqam ke maqam yang lain dalam perjalananmu menuju Allah, yaitu dalam upaya menaati dan berakrab dengan perintah sehingga kau dapat berjumpa dengan yang Maha Besar.

Lalu, kau ditempatkan di maqam yang sebelumnya telah dicapai oleh para Shiddiq, para syahid dan para saleh. Maknanya, kau mencapai keakraban sedemikian rupa dengan Allah hingga memungkinkanmu melihat maqam orang-orang yang telah mendahuluimu menghadap Sang Raja, Penguasa Kerajaan yang Agung, dan orang-orang yang dekat denganNya dan telah menerima segala kenyamanan, kesenangan, keamanan, kehormatan dan rahmat dariNya.( )

Biarkanlah bencana itu datang, dan jangan rintangi jalannya. Jangan menghadapinya dengan doa. Jangan merasa gundah atas kedatangan dan penghampirannya, karena panas apinya tak lebih mengerikan daripada kobaran api neraka.

Mengenai manusia terbaik, dan yang terbaik di atas bumi, dan di kolong langit ini, Rasulullah Muhammad saw, diriwayatkan, bersabda: “Sungguh, api neraka akan berseru kepada orang-orang beriman ‘Wahai mu’min, cepatlah berlalu karena cahayamu mematikan nyala apiku’ ”

Nah, bukanlah nur seorang mukmin yang mematikan nyala api neraka itu, adalah cahaya yang kita temui padanya di dunia ini, dan yang membedakan yang patuh kepada Allah dan yang kafir?

Cahaya inilah yang memadamkan kobaran bencana. Sedang kesejukan kesabaranmu dan kepatuhanmu kepada Allahlah yang memadamkan panas yang bakal menimpamu.

Jadi, bencana yang menimpamu bukanlah untuk menghancurkanmu, tapi mencobaimu, mengukuhkan imanmu, menguatkan pilar-pilar keyakinanmu, dan memberimu secara rohani, kabar baik dariNya tentang kehendakNya atasmu.

Allah berfirman : “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihat dan bersabar di antaramu; dan agar kami nyatakan hal ihwal kalian. ” (QS: 47:31).

Nah, bila keimananmu dengan Allah terbukti dan sedemikian sesuai dengan ketentuanNya –dan hal ini berkat pertolonganNya – maka kau meski tetap bersabar, serasi denganNya dan penuh taat kepadaNya. Jangan biarkan segala pelanggaran terhadap perintah dan laranganNya, baik oleh dirimu sendiri maupun orang lain. Bila datang perintahNya, dengarkanlah dengan seksama dan segeralah melaksanakannya.

Bertindaklah, jangan diam, jangan pasif di hadapan takdir Yang Maha Kuasa, tapi curahkanlah kekuatanmu dan berupayahlah memenuhi perintah itu.

Jika kau tak mampu melaksanakan perintah itu, jangan membuang-buang waktu, segeralah kembali kepada Allah. Berlindunglah kepada-Nya, rendahkanlah dirimu di hadapan-Nya, mohonlah ampunan-Nya. Coba carilah sebab ketakmampuanmu melaksanakan perintahNya, dan untuk terjauhkan dari berbangga atas kepatuhanmu kepadaNya. ( )

Mungkin ketakmampuanmu ini disebabkan oleh prasangka-prasangka buruk, atau oleh sikap tak layakmu dalam kepatuhanmu kepadaNya atau oleh kebanggaanmu, atau oleh kebertumpuanmu pada daya upayamu sendiri, atau oleh perbuatanmu sendiri menyekutukanNya dengan dirimu sendiri atau dengan makhlukNya. Akibatnya, Ia menjauhkanmu dari pintuNya dan menolak kepatuhanmu kepadaNYa. Lalu Ia tutup pintu pertolongan bagimu, Ia palingkan kemurahan wajahNya dari dirimu. Ia menjadi marah kepadaMu, dan menjauhkan diri darimu.

DibiarkanNya, kau sibuk dengan cobaan-cobaanmu di dunia ini, dengan kedirianmu. Tak tahukah kau, bahwa hal ini membuatmu lupa akan Tuhanmu, dan menutupimu dari penglihatanNya, Ia yang telah menciptakanmu, memeliharamu, dan mengaruniaimu sedemikian banyak ni’mat.

Waspadalah agar segala sesuatu selain Allah ini tak memisahkanmu dariNya. Maka, jangan mengutamakan sesuatu selain Allah, sebab Dia menciptakanmu semata-mata untuk beribadah kepadaNya. Maka janganlah berlaku aniaya terhadap diri sendiri, sehingga tersibukkan oleh segala yang bukan perintahNya. Yang demikian itu, menjerumuskanmu ke dalam api neraka yang bahan bakarnya manusia dan bebatuan, dan kau pasti menyesal, tapi penyesalanmu tiada guna dan kau berdalih, tapi tiada dalih yang diterima.

Kau menangis minta pertolongan, tapi takkan ada pertolongan. Kau mencoba menyenangkan Allah, tapi sia-sia.

Kau minta dikembalikan di dunia, untuk mempersiapkan bekal dan menebus kesalahan, tapi sia-sia. Kasihanilah dirimu, dan gunakanlah segala sarana untuk mengabdi kepada Tuhanmu, seperti akalmu, keimananmu, kecerahan rohanimu, dan ilmu yang dikaruniakan kepadamu.

Dan berupayalah menerangi lingkunganmu dengan cahaya ini semua di tengah-tengah kehampaan tujuan. Pegang teguhlah semua perintah dan larangan Allah, dan lewatilah, di bawah petunjuk keduanya, jalan menuju Tuhanmu, Ia yang telah menciptakan dan menumbuhkanmu.

"Jangan kufur nikmat kepadaNya, Ia yang telah menciptakanmu dari debu, dan dari setetes mani dijadikanNya kau seorang manusia sempurna. Janganlah menghendaki yang bukan perintah-Nya, dan jangan menganggap sesuatu itu buruk, bila tak tegas-tegas diharamkanNya," lanjutnya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5579 seconds (0.1#10.140)