Menunda-nunda Waktu Salat, Musibah Besar Kaum Perempuan

Kamis, 31 Desember 2020 - 09:13 WIB
loading...
Menunda-nunda Waktu Salat, Musibah Besar Kaum Perempuan
Penyebab kaum perempuan suka menunda waktu salat ini adalah karena lemahnya perhatian mereka terhadap masalah tersebut dan kelalaiannya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Di antara musibah besar yang sering terjadi pada sebagian kaum perempuan adalah menunda-nunda waktu salat , baik dengan tidur maupun tidak berhati-hati terhadapnya.

(Baca juga: Orang yang Terakhir Masuk Pintu Surga )

Dinukil dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, sang penulis menyebutkan, penyebab kaum perempuan suka menunda waktu salat ini adalah karena lemahnya perhatian mereka terhadap masalah tersebut dan kelalaiannya .

Allah azza wajalla berberfirman,

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya.” (QS.al-Ma’un : 4-5)

(Baca juga: Doa Ketika Sedang Sakit dan Mendoakan Orang yang Sakit )

Dia bergadang sepanjang malam mengerjakan hal-hal yang sebagian besar tidak ada manfaatnya . Jika sudah mendekati waktu fajar, kepalanya terasa berat, ingin segera tidur, dan badannya mulai malas, sehingga dia langsung tertidur setelah setan mengencingi telinganya. Setan berkata, “Tidurlah engkau, kerena malam masih panjang !” Akhirnya dia korbankan salat Subuhnya.

Hal tersebut dia ulangi kembali sebelum Ashar. Setelah capek seharian belajar atau bekerja, dia makan sampai kenyang, kemudian merebahkan badannya di atas kasur untuk tidur. Ia pun tertidur laksana mayit, tidak mendengar apa pun yang terjadi di sekitarnya. Sehingga ia korbankan salat Asarnya.

(Baca juga : Mengenal Enam Ulama Perempuan Ahli Tafsir )

Dari Anas radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

"Itulah shalatnya orang munafik. Dia menunggu terbenamnya matahari. Sehingga ketika matahari sudah berada di antara dua tanduk setan, dia mulai berdiri mengerjakan shalat, lalu mematuk-matuk sebanyak empat kali. Dia tidak berzikir kepada Allah kecuali hanya sedikit (Shahih Sunan at-Tirmidzi (I/130) (337) dan Shahih Sunan Ibni Majah (1425) (1426))

Kemudian dari Buraidah radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya (Shahihul Bukhari (I/173) (553)

(Baca juga: Konsumsi BBM di SPBU Tol Trans Jawa Naik Hingga 400% Saat Libur Natal )

Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang tidak mengerjakan shalat Ashar, maka seolah-olah telah menganiaya keluarga dan hartanya.” (Shahihul Bukhari (I/172) (552)

Demikianlah kebiasaan setiap harinya, kecuali kalau Allah menghendaki yang lain. Apalagi ketika tiba liburan pekanan atau tahunan, maka menjadi kacaulah aturan hidup sebagian besar kaum perempuan ini. Malam dia jadikan siang, dan siang dia jadikan malam. Kemudian salat menjadi perkara yang terakhir dia perhatikan dan yang pertama kali dia remehkan.

(Baca juga : 10 Penyakit Teraneh di Tahun 2020, Ada yang Mirip Santet )

Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata, “Pertanyaan yang sering beliau sampaikan kepada para sahabat adalah, “Adakah di antara kalian yang bermimpi tadi malam ? Perawai melanjutkan, ‘Selanjutnya ada orang yang sesuai kehendak Allah, menceritakan mimpinya kepada beliau, ‘Pada suatu pagi, beliau pernah bersabda, ‘Tadi malam aku (bermimpi) didatangi dua malaikat dan menyuruhku bangkit.

(Baca juga: Usai Front Pembela Islam Dibubarkan, Terbitlah Front Persatuan Islam )

Keduanya berkata, ‘Pergilah ! Aku pun pergi bersama keduanya. Kami melewati seorang lelaki yang tengah terbaring, sedangkan di atasnya ada orang lain berdiri dengan membawa batu besar. Kemudian ia jatuhkan batu besar tersebut ke arah kepalanya, hingga hancur, lalu batu tersebut menggelinding ke sini. Ia kemudian mengejar batu tersebut dan mengambilnya. Ia tidak kembali ke tempat orang yang pertama hingga kepalanya kembali utuh seperti semula.

(Baca juga : Tahun Baru Lebih Baik di Rumah Saja )

Kemudian ia kembali menghampirinya dan melakukan sebagaimana yang ia lakukan pada pertama tadi. Beliau melanjutkan,’Aku pun bertanya kepada keduanya, ‘Maha Suci Allah ! Ada apa dengan kedua orang ini ?…Keduanya berkata, ‘Aku akan beritahukan kepadamu. Lelaki pertama yang kamu temui, yakni yang dilempari kepalanya hingga hancur adalah seseorang yang mempelajari al-Qur’an, kemudian mencampakkannya dan yang tidak melaksanakan shalat wajib karena tidur… (Shahihul Bukhari (VIII/419) (7047)

Wallahu A’lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1036 seconds (0.1#10.140)