Mandrasah Pertama yang Menggodok Keilmuan Imam Syafi'i

Senin, 04 Januari 2021 - 18:41 WIB
loading...
A A A
(Baca juga: Dapur Cinta Manjakan Pecinta Kuliner dengan Sajian Khas Palembang di Tepian Sungai Musi )

Kemudian, murid Imam al-Syafi’i-pun menjumpai Ibundanya Imam Syafi’i, dan mengabarkan bahwa putranya sudah ada diperbatasan kota Makkah.

Ibunda Syafi’i bertanya kepada murid tersebut, “Syafi’i membawa apa?”

“Imam al-Syafi’i pulang dengan membawa puluhan unta dan harta lainya,” Jawab murid tersebut .

Mendengar jawaban murid Imam al-Syafi’i yang lugu itu, Sang Ibu menutup pintunya sambil berkata, “Aku menyuruh Syafi’i ke Iraq bukan untuk mencari dunia! Beritahu kepada Syafi’i bahwa dia tidak boleh pulang ke rumah!”

Murid tersebut kembali kepada Imam Syafi’i dan menceritakan apa yang terjadi.
“Wahai Imam, Ibunda anda marah dan menyuruh anda untuk tidak boleh pulang ke rumah,” jawab santri penuh gemetar.

“Mengapa bisa demikian?,” tanya Imam al-Syafi’i.

“Wahai Imam, Sesungguhnya ibunda anda bertanya, Syafi’i membawa apa? Kemudian aku berkata bahwa Imam al-Syafi’i membawa puluhan unta dan kekayaan lainnya,” jawab santri itu.

“Sungguh kesalahan besar dirimu, jika engkau menganggap Ibundaku akan bahagia dengan harta yang kubawa ini.

“Sekarang bagikan semua unta dan kekayaan lainya pada penduduk Mekah, dan sisakan kitab-ku, setelah itu kabarkan lagi kepada Ibuku,” Perintah Imam al-Syafi’i kepada muridnya.

(Baca juga: Anies Kembali Berkantor ke Balai Kota Pagi Ini, sang Istri Unggah Seragam PDH Gubernur DKI )

Murid Imam al-Syafi’i itu pun segera melaksanakan perintah sang guru. Kemudian ia kembali ke rumah Imam al-Syafi’i untuk menemui Sang Ibu. Dan mengabarkan bahwa Imam al-Syafi’i telah membagikan semua unta dan harta yang lainnya, yang dibawa Imam Syafi’i hanya kitab dan ilmu. Mendegar khabar itu, maka sang ibu mengijinkan Imam Syafi’i untuk pulang ke rumah.

Akhirnya Imam Syafi’i bisa berjumpa dengan sang ibu. Dan kebahagiaan pun menyertai mereka berdua.

***

Demikian sepenggal kisah, betapa seorang ibu yang salehah, mendidik anaknya menjadi saleh. Hikmahnya, jika menginginkan anak-anaknya saleh dan salehah, maka dimulai dari kedua orang tuanya. Orang tua yang saleh akan selalu menanamkan, mengajarkan dan memberi contoh untuk patuh dan taat pada Allah dan Rasulullah. Senantiasa senang untuk menuntut ilmu terlebih ilmu agama, yang dengan ilmu agama, kita akan tahu tujuan hidup dan cara menjalani hidup di dunia ini.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1165 seconds (0.1#10.140)