Obat Bagi Semua Penyakit Hati Manusia adalah Ilmu
loading...
A
A
A
“Dan supaya orang-orang yang ada penyakit di hatinya serta orang-orang kafir itu akan mengatakan: ‘Apa yang Allah kehendaki dari perumpamaan ini?’” (QS. Al-Muddassir : 31)
(Baca juga: SBY Catat 3 Tantangan 2021, Salah Satunya Bisa Bikin Indonesia Pecah )
Ini juga menyebutkan orang-orang yang ada penyakit syubhat di hatinya. Jadi jelas sekali orang yang punya penyakit syubhat tidak akan bisa mengambil dari perumpamaan-perumpamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di dalam Al-Qur’an. Ini menunjukkan mereka akan terhalangi dari ilmu dan memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar.
Di ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لِّيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ
“Agar Allah menjadikan apa yang dilontarkan oleh setan itu sebagai fitnah bagi orang-orang yang ada penyakit di hatinya dan orang-orang yang telah membatu hatinya.” (QS. Al-Hajj : )
Orang-orang yang telah kaku hatinya susah menerima kebenaran. Setan melontarkan syubhat yang syubhat ini berpengaruh bagi orang-orang yang punya penyakit di hatinya. Karena orang-orang yang bersih hatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaga dengan penjagaan yang sempurna dari sisiNya. Maka ini menggambarkan kepada kita tentang bahayanya penyakit hati yang namanya syubhat. Karena dia bisa menjadi sebab hati itu tertutup tidak bisa menerima kebenaran sama sekali –na’udzubillahi min dzalik– sebagaimana keadaannya orang-orang munafik.
Inilah tiga ayat di dalam Al-Qur’an dan yang dimaksud dengan “penyakit hati” di tiga ayat ini adalah penyakit kebodohan dan syubhat (kerancuan memahami agama/tidak memahami agama dengan benar/kesalahpahaman dalam memahami agama).
(Baca juga : Ada 3.692 Pengaduan Konsumen Selama Pandemi 2020, Jasa Keuangan Mendominasi )
Jadi jelas sekali bahwa ini penyakit yang ada pada orang-orang munafik, orang-orang yang akan mudah termakan tipu daya setan dan orang-orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di tiga ayat ini.
Oleh karena itu ini sangat-sangat berbahaya dan orang-orang yang beriman wajib memberikan perhatian besar untuk melindungi dirinya dari penyakit ini dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Penyakit syahwat
Adapun penyakit syahwat adalah keinginan jiwa manusia yang berhubungan dengan ambisi untuk mendapatkan harta dan memuaskan keinginannya meskipun dari hal-hal yang tidak halal. Hal ini berhubungan dengan syahwat, kemaluan dan mulut.
Penyakit syahwat ini juga disebutkan juga di dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا ﴿٣٢﴾
“Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak seperti sala seorang di kalangan perempuan yang lain. Maka jika kalian bertakwa kepada Allah, janganlah kalian melunakkan suara ketika berbicara sehingga menjadikan orang yang punya penyakit di hatinya berkeinginan…” (QS. Al-Ahzab : 32)
(Baca juga: Anak-anak di Video Deklarasi Jundullah Diberikan Trauma Healing )
Ini jelas keinginan syahwat. Sehingga ketika mendengarkan suara perempuan yang dilembut-lembutkan akan membangkitkan syahwat. Makanya dilarang ketika perempuan berbicara menggunakan bahasa-bahasa yang dilunakkan/dilembutkan. Ini bisa menjadi pemicu atau pemancing syahwat.
Disebutkan di ayat ini jelas tentang orang yang ada penyakit syahwat di hatinya akan bisa berhasrat ketika mendengarkan suara yang lembut ini.
Ini penyakit jenis kedua yang selalu menggerogoti hati manusia, yaitu penyakit syahwat. Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kalau seorang perempuan berbicara dengan laki-laki yang bukan makhramnya, maka sepantasnya untuk dia tidak melembutkan suaranya dan mengeraskannya. Jadi jangan dijadikan lunak, dijadikan lembut, dia harus istilahnya mengkasarkan atau membesarkan suaranya. Jangan menjadikannya terlalu lirih karena ini menjauhkan dia dari keragu-raguan dan hasrat laki-laki kepadanya.
(Baca juga: SBY Catat 3 Tantangan 2021, Salah Satunya Bisa Bikin Indonesia Pecah )
Ini juga menyebutkan orang-orang yang ada penyakit syubhat di hatinya. Jadi jelas sekali orang yang punya penyakit syubhat tidak akan bisa mengambil dari perumpamaan-perumpamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di dalam Al-Qur’an. Ini menunjukkan mereka akan terhalangi dari ilmu dan memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar.
Di ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لِّيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ
“Agar Allah menjadikan apa yang dilontarkan oleh setan itu sebagai fitnah bagi orang-orang yang ada penyakit di hatinya dan orang-orang yang telah membatu hatinya.” (QS. Al-Hajj : )
Orang-orang yang telah kaku hatinya susah menerima kebenaran. Setan melontarkan syubhat yang syubhat ini berpengaruh bagi orang-orang yang punya penyakit di hatinya. Karena orang-orang yang bersih hatinya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaga dengan penjagaan yang sempurna dari sisiNya. Maka ini menggambarkan kepada kita tentang bahayanya penyakit hati yang namanya syubhat. Karena dia bisa menjadi sebab hati itu tertutup tidak bisa menerima kebenaran sama sekali –na’udzubillahi min dzalik– sebagaimana keadaannya orang-orang munafik.
Inilah tiga ayat di dalam Al-Qur’an dan yang dimaksud dengan “penyakit hati” di tiga ayat ini adalah penyakit kebodohan dan syubhat (kerancuan memahami agama/tidak memahami agama dengan benar/kesalahpahaman dalam memahami agama).
(Baca juga : Ada 3.692 Pengaduan Konsumen Selama Pandemi 2020, Jasa Keuangan Mendominasi )
Jadi jelas sekali bahwa ini penyakit yang ada pada orang-orang munafik, orang-orang yang akan mudah termakan tipu daya setan dan orang-orang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di tiga ayat ini.
Oleh karena itu ini sangat-sangat berbahaya dan orang-orang yang beriman wajib memberikan perhatian besar untuk melindungi dirinya dari penyakit ini dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Penyakit syahwat
Adapun penyakit syahwat adalah keinginan jiwa manusia yang berhubungan dengan ambisi untuk mendapatkan harta dan memuaskan keinginannya meskipun dari hal-hal yang tidak halal. Hal ini berhubungan dengan syahwat, kemaluan dan mulut.
Penyakit syahwat ini juga disebutkan juga di dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا ﴿٣٢﴾
“Wahai istri-istri Nabi, kalian tidak seperti sala seorang di kalangan perempuan yang lain. Maka jika kalian bertakwa kepada Allah, janganlah kalian melunakkan suara ketika berbicara sehingga menjadikan orang yang punya penyakit di hatinya berkeinginan…” (QS. Al-Ahzab : 32)
(Baca juga: Anak-anak di Video Deklarasi Jundullah Diberikan Trauma Healing )
Ini jelas keinginan syahwat. Sehingga ketika mendengarkan suara perempuan yang dilembut-lembutkan akan membangkitkan syahwat. Makanya dilarang ketika perempuan berbicara menggunakan bahasa-bahasa yang dilunakkan/dilembutkan. Ini bisa menjadi pemicu atau pemancing syahwat.
Disebutkan di ayat ini jelas tentang orang yang ada penyakit syahwat di hatinya akan bisa berhasrat ketika mendengarkan suara yang lembut ini.
Ini penyakit jenis kedua yang selalu menggerogoti hati manusia, yaitu penyakit syahwat. Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kalau seorang perempuan berbicara dengan laki-laki yang bukan makhramnya, maka sepantasnya untuk dia tidak melembutkan suaranya dan mengeraskannya. Jadi jangan dijadikan lunak, dijadikan lembut, dia harus istilahnya mengkasarkan atau membesarkan suaranya. Jangan menjadikannya terlalu lirih karena ini menjauhkan dia dari keragu-raguan dan hasrat laki-laki kepadanya.