Nabi Sulaiman Pindahkan Istana Balqis Sebelum Mata Berkedip, Begini Kisahnya
loading...
A
A
A
Nabiyullah Sulaiman (سليمان) 'alaihissalam (975-935 SM), putra Nabi Dawud memiliki banyak kisah menakjubkan. Beliau dikaruniai Allah dengan kerajaan terkuat di dunia hingga dapat menundukkan hewan, angin, dan jin.
Ketika mengemban risalah kenabian, Nabi Sulaiman juga menundukkan Kerajaan Saba' yang dipimpin Ratu Balqis Binti Syarahil. Sebelum beriman, Ratu Balqis dan kaumnya menyembah matahari dan bintang-bintang.
Berikut kisah tunduknya Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Diceritakan, setelah membangunkan Baitul Maqdis, Nabi Sulaiman menuju Yaman. Tiba di sana, beliau memerintahkan burung Hud-hud (sejenis belatuk) mencari sumber air. Lama dinanti, burung ini tak kunjung datang sehingga membuat Nabi Sulaiman marah.
Ketika burung Hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman, ia berkata: "Aku telah terbang dan menjumpai suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."
Firman Allah bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah Hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini."
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengirim surat berisi nasihat supaya Ratu Balqis menyembah Allah yang Maha Esa. Surat itu dibawa burung Bud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Setelah membaca surat itu, Ratu Balqis mengirim utusannya berikut hadiah kepada Nabi Sulaiman.
Dalam Al-Qur'an diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah padaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu berasa bangga dengan hadiahmu".
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialaminya di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berniat untuk bertemu sendiri dengan Nabi Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu dan beliau memerintahkan tentaranya dari kalangan manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan menyambut kedatangan Ratu Balqis.
Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya supaya membawa singgasana Ratu Balqis ke istananya. Berikut kisahnya diabadikan dalam Surat Al-Naml Ayat 38-40:
"Berkata Sulaiman: 'Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri."
"Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: 'Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."
"Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitabullah: 'Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk dari karunia Tuhanku untuk menguji apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia."
Lalu manusia (hamba Saleh) yang memiliki ilmu memindahkan Istana Ratu Balqis. Apabila Ratu Balqis tiba, lalu ditanya oleh Nabi Sulaiman: "Seperti inikah singgasanamu?" Dijawab Ratu Balqis: "Ya, adakah yang sama seperti singgasanaku."
Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke Istana Nabi Sulaiman. Ketika berjalan di istana itu, Ratu Balqis terkejut karena mengira ada air di lantai Istana Nabi Sulaiman, sehingga ia menyingkap kainnya.
Kemudian Nabi Sulaiman berkata: "Sesungguhnya ia istana licin yang terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu membuat Ratu Balqis marasa malu dan menyadari kelemahannya. Ia pun memohon ampun atas kekhilafannya selama ini dan akhirnya Ratu Balqis diperistri oleh Nabi Sulaiman.
Ketika mengemban risalah kenabian, Nabi Sulaiman juga menundukkan Kerajaan Saba' yang dipimpin Ratu Balqis Binti Syarahil. Sebelum beriman, Ratu Balqis dan kaumnya menyembah matahari dan bintang-bintang.
Berikut kisah tunduknya Ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman. Diceritakan, setelah membangunkan Baitul Maqdis, Nabi Sulaiman menuju Yaman. Tiba di sana, beliau memerintahkan burung Hud-hud (sejenis belatuk) mencari sumber air. Lama dinanti, burung ini tak kunjung datang sehingga membuat Nabi Sulaiman marah.
Ketika burung Hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman, ia berkata: "Aku telah terbang dan menjumpai suatu yang sangat penting untuk diketahui oleh tuan..."
Firman Allah bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah Hud-hud, lalu ia berkata; aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini."
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengirim surat berisi nasihat supaya Ratu Balqis menyembah Allah yang Maha Esa. Surat itu dibawa burung Bud-hud dan diterima sendiri Ratu Balqis. Setelah membaca surat itu, Ratu Balqis mengirim utusannya berikut hadiah kepada Nabi Sulaiman.
Dalam Al-Qur'an diceritakan: "Tatkala utusan itu sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah padaku lebih baik daripada apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu berasa bangga dengan hadiahmu".
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialaminya di Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berniat untuk bertemu sendiri dengan Nabi Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih dulu dan beliau memerintahkan tentaranya dari kalangan manusia, hewan dan jin untuk membuat persiapan menyambut kedatangan Ratu Balqis.
Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya supaya membawa singgasana Ratu Balqis ke istananya. Berikut kisahnya diabadikan dalam Surat Al-Naml Ayat 38-40:
"Berkata Sulaiman: 'Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri."
"Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: 'Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."
"Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitabullah: 'Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Nabi Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk dari karunia Tuhanku untuk menguji apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmat-Nya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia."
Lalu manusia (hamba Saleh) yang memiliki ilmu memindahkan Istana Ratu Balqis. Apabila Ratu Balqis tiba, lalu ditanya oleh Nabi Sulaiman: "Seperti inikah singgasanamu?" Dijawab Ratu Balqis: "Ya, adakah yang sama seperti singgasanaku."
Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke Istana Nabi Sulaiman. Ketika berjalan di istana itu, Ratu Balqis terkejut karena mengira ada air di lantai Istana Nabi Sulaiman, sehingga ia menyingkap kainnya.
Kemudian Nabi Sulaiman berkata: "Sesungguhnya ia istana licin yang terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu membuat Ratu Balqis marasa malu dan menyadari kelemahannya. Ia pun memohon ampun atas kekhilafannya selama ini dan akhirnya Ratu Balqis diperistri oleh Nabi Sulaiman.