Menambal Amal yang Cacat
loading...
A
A
A
Untuk itulah diperlukan suatu amal yang diharapkan dapat menambal kekurangan dan menutupi cacat puasa kita itu. Amal yang diharapkan dapat menambal kekurangan dan cacat itu adalah bersedekah.
Sedekah itu amat besar manfaatnya. Bukan hanya menambal, tetapi juga mengembalikan pahala ibadah. Ini sangat penting, mengingat sering sekali pahala puasa kita hilang karena tindakan berdosa seperti gibah dan kurang menjaga pandangan.
Baca juga: Hati-hati! Modus Mafia Sertifikat Tanah Tambah Ngeri
Al-Ghazali mengutip argumen Ibnu Mas’ud, “Ada seseorang yang telah beribadah selama 70 tahun. Suatu hari dia terjerumus melakukan kekejian, lalu Allah menghapus amal-amalnya. Suatu ketika dia melewati seorang miskin, lalu dia bersedekah kepada si miskin itu dengan sepotong roti, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan mengembalikan kembali kepadanya kebaikan amalnya selama 70 tahun itu.” Luqman pernah berkata kepada anaknya, “Apabila engkau berbuat kesalahan, maka berikanlah sedekah.” (Ihya, 1/227)
Hadis Nabi Shallalahu alaihi wa sallam menyebutkan, “Sedekah itu memadamkan keburukan sebagaimana air memadamkan api.” (HR Ibnu Al-Mubarak, At-Tirmidzi dan lain-lain)
3. Istigfar
Meminta ampunan pada Allah. Istighfar adalah penutup setiap amalan shalih. Salat lima waktu, haji, salat malam, dan pertemuan dalam majelis biasa ditutup dengan amalan zikir istighfar ini.
Al Hasan Al Bashri berkata, "Perbanyaklah istighfar karena kalian tidaklah tahu kapan waktu turunnya rahmat." Lukman pun pernah berkata pada anaknya, "Wahai anakku, basahilah lisanmu dengan bacaan istighfar (permohonan ampun pada Allah) karena Allah telah memilih beberapa waktu yang doa orang yang meminta tidak tertolak saat itu".(Dikutip dari kitab Lathaif Al-Maarif, karya Ibnu Rajab)
4. Memperbanyak membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an akan menjadi pembela bagi pembacanya di akhirat. Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat didatangkan Al-Qur'an dan ahlinya, yaitu orang-orang yang mengamalkannya di dunia. Surat Albaqarah dan Ali Imron pun maju mendampingi dan membelanya," (HR Muslim).
5. Silaturahmi
Orang yang gemar silaturahim akan selalu berhubungan dengan Allah SWT. Dari Aisyah radhiyallahu'anha berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR Bukhari dan Muslim.)
Silaturahim juga dapat menjadi salah satu sebab penting masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang berkata, ”Wahai Rasulullah, beritahulah saya satu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau menjawab, “Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan salat, menunaikan zakat dan bersilaturahim.”” (Diriwayatkan oleh Jama’ah).
Meski terkesan sepele, silaturahim adalah ketaatan dan amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT, serta tanda takutnya seorang hamba kepada Allah. “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS: Arra’d, 21).
Wallahu A'lam
Sedekah itu amat besar manfaatnya. Bukan hanya menambal, tetapi juga mengembalikan pahala ibadah. Ini sangat penting, mengingat sering sekali pahala puasa kita hilang karena tindakan berdosa seperti gibah dan kurang menjaga pandangan.
Baca juga: Hati-hati! Modus Mafia Sertifikat Tanah Tambah Ngeri
Al-Ghazali mengutip argumen Ibnu Mas’ud, “Ada seseorang yang telah beribadah selama 70 tahun. Suatu hari dia terjerumus melakukan kekejian, lalu Allah menghapus amal-amalnya. Suatu ketika dia melewati seorang miskin, lalu dia bersedekah kepada si miskin itu dengan sepotong roti, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan mengembalikan kembali kepadanya kebaikan amalnya selama 70 tahun itu.” Luqman pernah berkata kepada anaknya, “Apabila engkau berbuat kesalahan, maka berikanlah sedekah.” (Ihya, 1/227)
Hadis Nabi Shallalahu alaihi wa sallam menyebutkan, “Sedekah itu memadamkan keburukan sebagaimana air memadamkan api.” (HR Ibnu Al-Mubarak, At-Tirmidzi dan lain-lain)
3. Istigfar
Meminta ampunan pada Allah. Istighfar adalah penutup setiap amalan shalih. Salat lima waktu, haji, salat malam, dan pertemuan dalam majelis biasa ditutup dengan amalan zikir istighfar ini.
Al Hasan Al Bashri berkata, "Perbanyaklah istighfar karena kalian tidaklah tahu kapan waktu turunnya rahmat." Lukman pun pernah berkata pada anaknya, "Wahai anakku, basahilah lisanmu dengan bacaan istighfar (permohonan ampun pada Allah) karena Allah telah memilih beberapa waktu yang doa orang yang meminta tidak tertolak saat itu".(Dikutip dari kitab Lathaif Al-Maarif, karya Ibnu Rajab)
4. Memperbanyak membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an akan menjadi pembela bagi pembacanya di akhirat. Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat didatangkan Al-Qur'an dan ahlinya, yaitu orang-orang yang mengamalkannya di dunia. Surat Albaqarah dan Ali Imron pun maju mendampingi dan membelanya," (HR Muslim).
5. Silaturahmi
Orang yang gemar silaturahim akan selalu berhubungan dengan Allah SWT. Dari Aisyah radhiyallahu'anha berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Silaturahmi itu tergantung di `Arsy (Singgasana Allah) seraya berkata: "Barangsiapa yang menyambungku maka Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan dengannya" (HR Bukhari dan Muslim.)
Silaturahim juga dapat menjadi salah satu sebab penting masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang berkata, ”Wahai Rasulullah, beritahulah saya satu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau menjawab, “Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan salat, menunaikan zakat dan bersilaturahim.”” (Diriwayatkan oleh Jama’ah).
Meski terkesan sepele, silaturahim adalah ketaatan dan amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT, serta tanda takutnya seorang hamba kepada Allah. “Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS: Arra’d, 21).
Wallahu A'lam
(wid)