Lakukan 2 Amalan Ini Sebelum Tidur, Akan Dapat Pahala Besar

Selasa, 09 Maret 2021 - 18:07 WIB
loading...
Lakukan 2 Amalan Ini Sebelum Tidur, Akan Dapat Pahala Besar
Sebelum tidur hendaklah seorang hamba mengintrospeksi diri (muhasabah) atas segala perkataan maupun perbuatannya sepanjang hari, baik yang berkaitan dengan hak-hak Allâh maupun hak-hak sesama manusia. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam kamus bahasa Indonesia tidur berarti keadaan berhenti (mengaso) badan dan kesadarannya (biasanya dengan
memejamkan mata). Sedangkan dalam ilmu kesehatan, tidur merupakan proses fisiologis normal yang bersifat aktif, teratur, berulang, kehilangan tingkah laku yang reversible, dan tidak respon terhadap lingkungan. Tidur dibutuhkan otak untuk menunjang proses fisiologis.



Dalam tafsir al-Muntakhah disebutkan bahwa tidur adalah berhentinya atau berkurangnya kegiatan saraf otak manusia. Dalam ensiklopedi Al-Qur'an, Al-Qurthubi mengabarkan bahwa tidur dipersamakan dengan kematian karena dimana manusia hilang kesadarannya pada saat dia tidur.

Dalam buku Pola Hidup dan Tidur Sehat al Rasulullah, yang ditulis oleh Nor Kholish Reefani, Rasulullah banyak memberikan contoh bagaimana agar persiapan sebelum tidur bisa bernilai ibadah. Misalnya, sebelum tidur ada amalan-amalan untuk mempersempit ruang gerak dosa dan menambah amal pahala.

Baca juga: Ini Pentingnya Menjaga Pandangan bagi Perempuan

Disunahkan, agar setiap muslim melakukan amalan ini untuk mendapatkan kecintaan Allah Ta'ala dan bertaubat kepadaNya. Misalnya :

1. Melakukan Muhâsabah (Introspeksi Diri).

Muhâsabah ialah usaha seseorang untuk mengevaluasi segala perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Sebelum tidur hendaklah seorang hamba mengintrospeksi diri atas segala perkataan maupun perbuatannya sepanjang hari, baik yang berkaitan dengan hak-hak Allâh maupun hak-hak sesama manusia.

Jika dia telah melakukan amal shalih, maka hendaknya dia bersyukur dengan memuji Allâh dan memohon kepada-Nya tambahan nikmat. Dan memohon kepada-Nya pula agar senantiasa diberi taufiq dan kesanggupan untuk dapat melaksanakan amal ketaatan. Namun jika sebaliknya, maka hendaknya dia segera bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya serta bertekad untuk segera melakukan kebaikan.



Tentang muhâsabah, Allâh Azza wa Jalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allâh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allâh [ QS al-Hasyr :18]

Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu berkata, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab, dan timbanglah amal kalian sebelum ditimbang (oleh Allâh) ….”.



2. Mengingat Kematian

Setiap muslim dan muslimah, yang sehat ataupun yang sedang sakit, tua maupun muda, hendaknya selalu mengingat kematian yang datang secara tiba-tiba. Ingatan ini bisa menghalangi dan menghentikan seseorang dari perbuatan maksiat serta memotivasinya untuk beramal shalih. Mengingat kematian ketika dalam kesempitan akan bisa melapangkan hati seorang hamba.

Kalau dia ingat kematian ketika hatinya sedang senang, maka dia itu menyebabkan dia tidak lupa diri. Dengan begitu ia selalu dalam keadaan siap untuk pergi meninggalkan dunia dan menghadap Allâh Azza wa Jalla . Mengingat mati bisa melembutkan hati dan menghancurkan sikap tamak terhadap dunia.



Karenanya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan anjuran untuk banyak mengingatnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1698 seconds (0.1#10.140)