Dahsyatnya Hari Kiamat (1): Malaikat Maut Menjerit Saat Mencabut Nyawanya Sendiri

Senin, 22 Maret 2021 - 23:44 WIB
loading...
Dahsyatnya Hari Kiamat (1): Malaikat Maut Menjerit Saat Mencabut Nyawanya Sendiri
Huru-hara Hari Kiamat tak dapat dibayangkan oleh siapapun karena dahsyatnya peristiwa itu. Foto/ilustrasi
A A A
Hari Kiamat digambarkan dengan hari yang sangat dahsyat sebagaimana diceritakan Al-Qur'an dan Hadis. Lebih dari 9 surah dalam Al-Quran mengisahkan hebatnya kegoncangan Hari Kiamat.

Ulama besar ahli fiqih abad ke-4 Hijriyah kelahiran Uzbekistan, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) menerangkan keadaan Hari Kiamat yang mengerikan dalam Kitabnya Tanbihul Ghafilin.



Imam Abu Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Aku bertanya kepada Rasullullah صلى الله عليه وسلم, apakah yang cinta itu ingat kekasihnya pada hari Kiamat? " Rasullullah menjawab: "Adapun di tiga tempat (masa) maka tidak ingat lagi kekasihnya. Yaitu ketika amal ditimbang sehingga diketahui apakah ringan atau berat. Ketika menerima lembaran catatan amal (suhuf) sehingga ia terima dari kanan atau dari kiri. Dan ketika ular besar keluar dari neraka lalu mengepung mereka dan berkata: "Aku diserahi tiga macam (yaitu): Orang mempersekutukan Allah dengan lain Tuhan; Orang yang kejam, penentang, zalim; Dan orang yang tidak percaya pada hari Kiamat (hisab).

Maka orang-orang tersebut diringkus lalu dilemparkan ke dalam neraka Jahannam. Untuk diketahui, Di atas neraka jahannam itu ada jembatan yang lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang, sedang di kanan kirinya bantolan dan duri-duri. Orang-orang yang berjalan di atasnya ada yang bagaikan kilat, bagaikan angin kencang. Maka ada yang selamat, dan ada yang luka terkena bantolan duri, dan ada yang terjerumus ke dalam neraka. Na'udzubillahi min dzalik.

Sangkakala Ditiup
Imam Abu Laits meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: "Di antara dua kali tiupan sangkakala itu jaraknya 40 tahun (tiupan untuk mematikan dan membangkitkan semula). Kemudian Allah menurunkan hujan air bagaikan mani orang lelaki, maka bangkitlah orang-orang mati bagaikan timbulnya tanaman (sayur-sayuran)."

Masih riwayat yang sama dari Abu Hurairah disebutkan, ketika Allah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala dan diserahkan kepada Malaikat Israfil. Maka ia meletakkannya di mulutnya melihat ke 'Arsy menanti kapan ia diperintahkan."

Sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, apakah shur (sangkakala) itu?" Jawab beliau: "Bagaikan tanduk dari cahaya." Bagaimana besarnya?" Rasulullah menjawab: "Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutuskanku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dengan bumi. Dan akan ditiup hingga tiga kali yaitu pertama Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan), Nafkhatus sa'aq (untuk mematikan) dan Nafkhatul ba'ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).

Dalam riwayat Ka'ab disebutkan hanya dua kali tiupan, yaitu tiupan mematikan dan tiupan membangkitkan. Allah berfirman:

وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ

"Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri." (QS An-Naml: 87)

Saat itu bumi tergoncang hebat dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung pun kandungannya gugur dan yang menyusui lupa terhadap bayinya. Anak-anak kecil seketika beruban dan setan-setan laknatullah kabur berlarian. Maka keadaan itu berlaku beberapa lama. Kemudian Allah menyuruh Malaikat Israfil meniup sangkakala kedua.

Allah berfirman:

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

"Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)." (QS Az-Zumar: 68)

Malaikat Maut Menjerit Mencabut Nyawanya
Mereka yang dikecualikan alah roh orang-orang yang mati syahid, Jibril, Mika’il, Israfil dan Hamalatul 'Arsyi serta Malaikat Maut. Sehingga ketika ditanya oleh Allah: "Siapakah yang masih tinggal dari makhluk-Ku?" (Padahal Allah lebih mengetahui). Jawab Malaikat Maut: "Ya Rabb, Engkau yang Maha hidup yang tidak mati, tinggal Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, Hamalatul 'Arsyi dan aku." Maka Allah menyuruh Malaikat Maut mencabut nyawa mereka.

Riwayat Muhammad bin Ka'ab dari Abu Hurairah berkata: "Kemudian Allah berfirman: "Jibril, Mika’il, Israfil dan juga Hamalatul arsyi harus mati." Kemudian Allah bertanya: "Hai Malaikat Maut, siapakah yang masih tinggal dari makhluk-Ku?" Jawab Malaikat Maut: "Engkau Dzat yang Hidup yang tidak akan mati, tinggal hamba-Mu yang lemah, Malaikat Maut."

Lalau Allah berfirman: "Hai Malaikat Maut, tidakkah kau mendengar firmanKu: "Kullu Nafsin Dza iqatul Maut(tiap yang bernyawa pasti mati). Aku jadikan engkau untuk tugasmu itu, dan kini matilah engkau."

Maka Malaikat Maut diperintah mencabut nyawanya sendiri. Ketika Malaikat Maut mencabut rohnya, tiba-tiba ia menjerit yang andaikata waktu itu makhluk lain masih hidup niscaya mereka semua akan mati karena jeritan Malaikat Maut itu.

Malaikat Maut berkata: "Andaikan aku mengetahui bahwa pencabutan roh itu seberat ini niscaya aku akan lebih lembut ketika mencabut roh-roh orang mukmin."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2208 seconds (0.1#10.140)