Ceramah Tarawih di Istiqlal, Mahfud: Puasa Mengajarkan Mati Sebelum Mati

Jum'at, 16 April 2021 - 22:52 WIB
loading...
Ceramah Tarawih di Istiqlal,...
Menko Polhukam Mahfud MD menjadi penceramah dalam salat Tarawih berjamaah malam kelima Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (17/4/2021). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjadi penceramah dalam salat Tarawih berjamaah malam kelima Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (17/4/2021).

Salat tarawih berlangsung dengan protokol kesehatan yang amat ketat. Seluruh jamaah wajib memakai masker. Shafnya berjarak dua meter lebih antara jamaah satu dengan yang lain.

Sebelum masuk ke dalam masjid, jamaah diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas. Untuk tempat wudhu, sudah ada petugas yang mengarahkan agar tidak berkerumun. Di dalam, tak disediakan karpet. Jamaah membawa sajadah sendiri-sendiri.

Baca juga: Gus Baha Tentang Tarawih Kilat, 20 Rakaat 7 Menit Itu Terlalu!

Dalam ceramahnya, Mahfud mengajak jamaah untuk menahan hawa nafsu selama berpuasa. "Tahan hawa nafsu untuk tidak berbuat sewenang-wenang dan selalu berbuat baik menolong orang lain," kata Mahfud MD dari depan mimbar.

Diterangkannya, siapa pun punya godaan masing-masing. Godaan pun datang silih berganti sesuai peran dan kapasitas seseorang.

"Siapa pun itu, pejabat, pedagang, yang cantik, miskin, punya godaan sendiri. Kita mampu tidak bertahan dari banyak godaan? Khususnya selama puasa," katanya.

Baca juga: Terapkan Prokes Covid-19, 500 Masjid di Kota Tangerang Gelar Salat Tarawih Berjamaah

Menurutnya, berpuasa adalah mencoba bersikap mati sebelum mati. Mati, menurut hadis nabi, ada mati sebelum mati. Nuraninya tetap hidup. Maksudnya orang mampu menjaga dirinya dari keperluan fisik duniawi yang mampu membunuh hawa nafsu, ketamakan, dan nafsu lainnya.

"Bersikap mati sebelum mati. Bertahan maupun menyerang agar tidak tergoda hawa nafsu. Menyerang dalam arti positif, yakni membantu yang membutuhkan, mengerjakan pekerjaan dengan baik dan sungguh-sungguh," kata Mahfud MD.

"Manakala kita bisa mengendalikan hawa nafsu, baik dengan bertahan maupun menyerang, kita bisa masuk bulan syawal dengan meningkat. Syawal artinya meningkat. Kalau tidak, puasa wajib terpenuhi, tapi hatinya tidak tertempa. Masih keras. Kalau tidak berubah, kita artinya tidak bisa menempa diri selama berpuasa," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2494 seconds (0.1#10.140)