Gus Baha Bicara Tentang Wabah Covid-19, Berikut Pesannya

Sabtu, 24 Juli 2021 - 20:56 WIB
loading...
Gus Baha Bicara Tentang Wabah Covid-19, Berikut Pesannya
Ulama ahli tafsir Quran memberi tausiyah pada acara Pembacaan Sholawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah. Foto/dok TVNU
A A A
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), Rais Syuriyah PBNU menyampaikan pandangannya terkait wabah Covid-19. Kata Gus Baha, kita bisa menghitung angka Covid-19, tetapi tak bisa menghitung nikmat Allah.

Gus Baha menyampaikan tausiyahnya pada acara "Sholawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah" yang disiarkan TVNU 8 Juli 2021 lalu. Ulama ahli tafsir Qur'an ini menjelaskan pentingnya belajar menerima ujian dari Allah dan cara bersyukur di tengah pandemi Covid-19.



Berikut pesan Gus Baha seperti diwartakan oleh portal Islam iqra.id belum lama ini:

"Ini penting saya utarakan berkali-kali. Karena sekali kita tidak membayangkan itu, kita menganggap ini sudah kayak selesai. Padahal bumi yang kita tempati ini mengandung air yang setiap saat bisa dihilangkan Allah.

Sehingga kenapa Surat Al-Mulk ini spesial, karena di situ Allah mengingatkan kita:

ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُۙ

"Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?" (QS Al-Mulk: Ayat 16)

Kamu kok merasa aman di bumi, bumi ini setiap saat likuifaksi. Langit yang ada di atas kamu ya potensi menjatuhkan meteor dan apa saja yang bahaya, termasuk angin-angin.

اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًاۗ فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ

"Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku." (Al-Mulk: Ayat 17)

Air yang kita pakai setiap saat bisa dihilangkan oleh Allah. Bumi ini menyerap air, dan air ini di bumi. Kalau sistem bumi ini digeser sedemikian rupa oleh Allah, langsung air itu hilang. Kita tidak bisa apa-apa.

Sehingga oleh guru-guru kita, فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ "maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" Kita disuruh menjawab: "Hanya Allah yang bisa mendatangkan itu semua".

Saya mohon kepada semua warga, terima kasih kepada semua yang menangani Covid, baik pemerintah, relawan, maupun masyarakat siapa saja termasuk yang mendoakan dan men-support.

Bahwa kita sebagai manusia memang harus ingat, kalau kata para ahli tasawuf, menjadikan kita paling tidak bisa menghilangkan tatabbu'.

Nyawa kita yang hanya satu ini yang dulu mungkin lupa seakan-akan bisa makan, bisa punya uang, seakan-akan tidak bisa diganggu, ternyata bisa kalah dengan yang namanya pandemi.

Semoga kita bisa kembali ke fitrah, bahwa kita ini masih dhoif (lemah). Tapi, di balik kita yang lemah ini jangan juga merasa seakan-akan tidak ada nikmat.

Itu juga keliru karena kemudian kita tidak mensifati Allah sebagai Ar-Rahman Ar-Rahim, sebagai pemberi nikmat yang tidak terhingga yang selalu nikmatnya tidak bisa dihitung.

Kita bisa menghitung penyakit yang namanya Covid-19, tetapi kalau menghitung nikmatnya Allah mulai dari bernafas, punya istri, punya anak, keluarga punya nikmat sistem sosial yang baik, kita menghitung itu saja tidak bisa.

Artinya, kita harus tetap menjaga syukur. Menghitung ujian masih bisa terhitung, tapi kalau menghitung nikmat tidak akan bisa terhitung!

Sehingga saya berharap dari barokahnya berpikir positif ini, Allah akan membuka jalan untuk semuanya, kita akan lebih baik, lebih kuat, dan bermartabat dan manfaat. Saya mohon semuanya tidak panik.

Nyuwun sewu, seandainya kita lepas kendali, kita malah tambah syukur, tambah tadhorru’, tambah doa. Sehingga kita berharap Allah membuka musibah-musibah yang kita alami. Sebagaimana Rasulullah setiap ada musibah, di antaranya Nabi berkata, "Ini lebih ringan".

Tanyakan pakar-pakar, bahwa kalau meteor dan benda langit jatuh kita semua selesai. Tanyakan kepada ahli geologi, bahwa bumi kita ini ada magma sekali hancur selesai. Semua itu tidak terjadi karena rahmat Allah.

Sehingga yang diingatkan Allah sistem alam ini hebat karena rahmat Allah. Saya berharap jaga syukur, jaga iman, jaga rasa empati, rasa sosial, sehingga kita akan mendapatkan rahmatnya Allah.

Karena di antara pesan Nabi, "Arrahimun yarhamuhumur Rahman irhamu man fil ardli yarhamkum man fissama'. Sehingga barokahnya kita punya empati, punya sayang insya Allah kita dirahmati Allah subhanahu wata'ala."



Berikut tausiyah Gus Bahasaat "Pembacaan Sholawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah" disiarkan oleh Channel TVNU melalui Youtube:
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1832 seconds (0.1#10.140)