Ibu, Penghantar Sukses Dunia Akhirat Bagi Anak

Kamis, 26 Agustus 2021 - 09:15 WIB
loading...
Ibu, Penghantar Sukses Dunia Akhirat Bagi Anak
Ibu adalah kunci bagi masa depan anak, tidak hanya di dunia tapi juga hingga di akhirat kelak. Foto istimewa
A A A
Sosok ibu memegang peranan penting dalam pendidikan anak. Ibu adalah kunci bagi masa depan anak, tidak hanya di dunia tapi juga hingga di akhirat kelak. Karena itulah, seorang ibu perlu fokus menjaga dan mendidik anaknya. Untuk mendidik anak sukses dunia dan akhirat, perlu ibu yang fokus mengajarkan semua hal tentang Islam.



Misalnya, mengajarkan pendidikan anak soal adab, Al-Qur'an dan doa sejak kecil, sampai mengajarkan alif, ba, ta. Mulai juga diajarkan menghapal surat-surat pendek Al-Qur'an. Perhatian yang besar seorang ibu juga telah dicontohkan dan diajarkan oleh ibu para Imam dan ulama terdahulu. Karena perhatian ibu yang besar kepada anaknya, maka banya anak-anak muslim yang sukses di dunia dan akhirat.

Dalam buku sirah para ulama , diceritakan Imam syafi’i kecil umur 7 tahun sudah hapal Al Qur'an dengan didikan seorang ibu. Lalu, ibunya Imam Malik yang selalu memandikan Imam Malik kecil pagi-pagi dan pergi ke gurunya. Ibu para ulama itu menghabiskan harta yang banyak untuk pendidikan anak-anak mereka. Yakni demi mendapat kesuksesan, bukan hanya di dunia tapi untuk akhirat juga.



Sebagian mereka adalah perempuan janda. Ibu imam Syafi’i, ibu imam Ahmad, ibu Rabi’atur Ra’yi ditinggal suami berjihad sejak hamil sampai tua baru ketemu. Mereka sangat paham bahwa anak adalah amanah. Jika anak adalah titipan Allah Ta'ala, maka jangan dititipkan lagi kepada pembantu.

Perempuan hendaknya lebih banyak di rumah daripada di luar untuk mendidik anak-anak mereka. Karena mendidik anak perlu fokus di rumah bukan dititipkan kepada pembantu atau baby sister.



Tinggal di rumah adalah perintah Allah dalam Al-Quran, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).



Perempuan adalah pemimpin di rumah dalam hal mendidik anak-anaknya. Sedangkan suami adalah pengawas pendidikan istri dan anak-anaknya. Orang tua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كلكم راع، وكلكم مسئول عن رعيته، فالأمير راع، وهو مسئول عن رعيته، والرجل راع على أهل بيته، وهو مسئول عنهم، والمرأة راعية على بيت بعلها وولده، وهي مسئولة عنهم، والعبد راع على مال سيده، وهو مسئول عنه، فكلكم راع مسئول عن رعيته



“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Pemimpin negara adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan ditanya tentang yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya, menurut Ustadz Abdul Somad sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk tunduk pada ibu. Setiap anak harus menyenangkan hati ibunya. Menahan diri tak tak pernah melawan kepada ibu. Sebab ibu adalah orang yang telah berjuang bersimbah keringat dan darah, sampai hampir meregang nyawa untuk melahirkan anak-anaknya.



Wallahu 'alam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1727 seconds (0.1#10.140)