Menjauh dari Kitabullah, Dosa yang Banyak Diremehkan Kaum Wanita
loading...
A
A
A
Banyak kaum wanita di zaman sekarang yang menjauh dari Kitabullah . Al-Qur'an banyak dilupakan, mereka jarang sekali membacanya. Bahkan ditinggalkan dan hanya menjadi pajangan semata.
Yang dibaca umumnya hanya buku, majalah, atau media sosial. Jarang terlintas dalam pikirannya untuk membaca al-Qur’an. Malah lebih asyik melihat sinetron, film-film atau tayangan musik dan sebagainya.
Dikutip dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, dijelaskan prilaku kaum wanita yang menjauh dari Kitabullah ini seringkali diremehkan, padahal termasuk dosa besar .
Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi menjelaskan, bagaimana mungkin orang yang meninggalkan Al-Qur’an akan mendapatkan kebahagiaan dan bagaimana mungkin orang yang berpaling dari Kitabullah akan merasakan nikmatnya ketenangan?
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
الْقُرْآَنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَا حَلَّ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامَهُ قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ
Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at sekaligus akan diterima syafa’atnya (pada hari Kiamat), dan ia adalah perhiasan yang dapat dipercaya. Barangsiapa menjadikan al-Qur’an sebagai imamnya, niscaya akan menuntunnya ke Surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakang punggungnya, niscaya akan menggiringnya ke Neraka (Dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dan Thabrani dalam al-Kabir. Lihat As-Silsilatus Shahihah (V/31) (2019))
Dari Abu Dzar –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, ‘aku pernah berkata (kepada Rasulullah), ‘Wahai Rasulullah ! Berilah wasiat kepadaku.’ Beliau bersabda, ‘Aku wasiatkan kepadamu agar bertakwa kepada Allah, karena itu akan menghiasi seluruh urusanmu.’ Aku berkata, ‘wahai Rasulullah ! Tambahilah nasehatnya.” Beliau bersabda, “Hendaknya engkau membaca al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah, karena ia merupakan pujian bagimu di langit dan cahaya bagimu di bumi.’ Aku berkata, Wahai Rasulullah ! Tambah lagi nasehatnya.’Beliau bersabda, ‘Janganlah Engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.’ Aku berkata, ‘Tambahilah lagi.’ Beliau bersabda, ‘Katakan yang benar, meskipun pahit.’ Dan aku berkata, Tambahi lagi.’ Beliau bersabda,’Janganlah engkau takut celaan orang yang mencela katika engkau beramal karena Allah (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Lihat Shahihut Targhiib Wat Tarhiib (III/92) (2868)
Berapa banyak kaum wanita yang tidak mau membaca Al-Qur’an, bahkan tidak mau memperbaiki bacaannya menurut kaidah yang benar. Tidakkah dia mengetahui bahwa al-Qur’an lah yang menjadikannya mulia di dunia dan bahagia ketika bertemu dengan Rabbnya, kelak?
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya (Shahih al-Bukhari (VI/427) (5026)
Jadi, janganlah engkau menjauhi dari Al-Qur’an, karena ia adalah sebaik-baik ibadah dan jalan meraih kebahagiaan. Dari Muadz diriwayatkan bahwa ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، وَلَا تَأْكُلُوا بِهِ، وَلَا تَسْتَكْثِرُوا بِهِ، وَلَا تَجْفُوا عَنْهُ، وَلَا تَغْلُوا فِيهِ
Bacalah Al-Qur’an, janganlah kamu mencari makan dengannya, jangan meminta harta lebih banyak dengannya, jangan berpaling darinya, dn janganlah berlebih-lebihan dalam memperlakukannya (Dikeluarkan Thahawi dalam Syarh Ma’anii, Ahamd, dan Thabrani dalam al-Ausath. Lihat, As-Silsilatus Shahihah (I/465) (260))
Wallahu A’lam
Yang dibaca umumnya hanya buku, majalah, atau media sosial. Jarang terlintas dalam pikirannya untuk membaca al-Qur’an. Malah lebih asyik melihat sinetron, film-film atau tayangan musik dan sebagainya.
Dikutip dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, dijelaskan prilaku kaum wanita yang menjauh dari Kitabullah ini seringkali diremehkan, padahal termasuk dosa besar .
Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi menjelaskan, bagaimana mungkin orang yang meninggalkan Al-Qur’an akan mendapatkan kebahagiaan dan bagaimana mungkin orang yang berpaling dari Kitabullah akan merasakan nikmatnya ketenangan?
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
الْقُرْآَنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَا حَلَّ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامَهُ قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ
Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at sekaligus akan diterima syafa’atnya (pada hari Kiamat), dan ia adalah perhiasan yang dapat dipercaya. Barangsiapa menjadikan al-Qur’an sebagai imamnya, niscaya akan menuntunnya ke Surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakang punggungnya, niscaya akan menggiringnya ke Neraka (Dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dan Thabrani dalam al-Kabir. Lihat As-Silsilatus Shahihah (V/31) (2019))
Dari Abu Dzar –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, ‘aku pernah berkata (kepada Rasulullah), ‘Wahai Rasulullah ! Berilah wasiat kepadaku.’ Beliau bersabda, ‘Aku wasiatkan kepadamu agar bertakwa kepada Allah, karena itu akan menghiasi seluruh urusanmu.’ Aku berkata, ‘wahai Rasulullah ! Tambahilah nasehatnya.” Beliau bersabda, “Hendaknya engkau membaca al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah, karena ia merupakan pujian bagimu di langit dan cahaya bagimu di bumi.’ Aku berkata, Wahai Rasulullah ! Tambah lagi nasehatnya.’Beliau bersabda, ‘Janganlah Engkau banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah.’ Aku berkata, ‘Tambahilah lagi.’ Beliau bersabda, ‘Katakan yang benar, meskipun pahit.’ Dan aku berkata, Tambahi lagi.’ Beliau bersabda,’Janganlah engkau takut celaan orang yang mencela katika engkau beramal karena Allah (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Lihat Shahihut Targhiib Wat Tarhiib (III/92) (2868)
Berapa banyak kaum wanita yang tidak mau membaca Al-Qur’an, bahkan tidak mau memperbaiki bacaannya menurut kaidah yang benar. Tidakkah dia mengetahui bahwa al-Qur’an lah yang menjadikannya mulia di dunia dan bahagia ketika bertemu dengan Rabbnya, kelak?
Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ أَفْضَلَكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya (Shahih al-Bukhari (VI/427) (5026)
Jadi, janganlah engkau menjauhi dari Al-Qur’an, karena ia adalah sebaik-baik ibadah dan jalan meraih kebahagiaan. Dari Muadz diriwayatkan bahwa ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda,
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، وَلَا تَأْكُلُوا بِهِ، وَلَا تَسْتَكْثِرُوا بِهِ، وَلَا تَجْفُوا عَنْهُ، وَلَا تَغْلُوا فِيهِ
Bacalah Al-Qur’an, janganlah kamu mencari makan dengannya, jangan meminta harta lebih banyak dengannya, jangan berpaling darinya, dn janganlah berlebih-lebihan dalam memperlakukannya (Dikeluarkan Thahawi dalam Syarh Ma’anii, Ahamd, dan Thabrani dalam al-Ausath. Lihat, As-Silsilatus Shahihah (I/465) (260))
Baca Juga
Wallahu A’lam
(wid)