Keutamaan Saling Mengunjungi Karena Allah

Senin, 25 Oktober 2021 - 17:55 WIB
loading...
Keutamaan Saling Mengunjungi Karena Allah
Habib Ali Al-Jufri (kiri) ketika ziarah (berkunjung) ke Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf di Jakarta beberapa waktu lalu. Foto/Ist
A A A
Kita sering mendengar istilah silaturrahim diartikan berkunjung atau bertemu satu sama lainnya. Namun yang tepat, adalah menyambung hubungan kekerabatan (sesama kerabat). Jadi hanya berlaku untuk sesama kerabat atau saudara.

Sehingga hadis-hadis keutamaan silaturrahim akan memanjangkan umur dan meluaskan rezeki hanya berlaku bagi mereka yang menyambung hubungan dengan saudara dan kerabatnya.

Lalu, bagaimana dengan berkunjung kepada selain kerabat misalnya teman kantor atau sahabat biasa? Menurut Al-Habib Quraisy Baharun, ini diistilahkan dengan ziyarah (mengunjungi) atau bertandang. Dan ini berlaku umum untuk berkunjung antara satu muslim dan lainnya.

Perlu diketahui, mengunjungi orang sholeh, saudara muslim lainnya, teman karib, tetangga, atau kerabat, termasuk hal yang disunnahkan (dianjurkan). Berkunjung di sini bisa kita lakukan dengan mendatangi rumah mereka atau sekadar menanyakan keadaan mereka.

Keutamaan Saling Mengunjungi
Mengenai keutamaan saling mengunjungi di sini disebutkan dalam Hadis dari Abu Hurairah:

أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ

"Sesungguhnya seseorang ada yang ingin mengunjungi saudaranya di kota lain. Allah lalu mengutus malaikat untuknya di jalan yang akan ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa dengannya seraya bertanya, 'Ke mana engkau akan pergi? Ia menjawab, 'Aku ingin mengunjungi saudaraku di kota ini?' Malaikat itu bertanya kembali, ‘Apakah ada suatu nikmat yang terkumpul untukmu karena sebab dia?’ Ia menjawab, ‘Tidak. Aku hanya mencintai dia karena Allah ‘azza wa jalla.’ Malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untukmu. Allah sungguh mencintaimu karena kecintaan engkau padanya’." (HR. Muslim No 2567)

Hadits ini disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Shahih Muslim dengan judul bab "Keutamaan saling cinta karena Allah". Dan dalil ini dijadikan oleh para ulama sebagai dalil keutamaan saling mengunjungi sesama muslim dan mengunjungi orang sholeh yang dilandasi ikhlas dan saling mencintai karena Allah. Jadi dasarnya adalah karena Allah yaitu karena iman yang dimiliki saudaranya.

Dalam hadits 'Ubadah bin Ash Shamit disebutkan:

حَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَحَابِّينَ فِىَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَزَاوِرِينَ فِىَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَبَاذِلِينَ فِىَّ وَحَقَّتْ مَحَبَّتِى لِلْمُتَصَادِقِينَ فِىَّ وَالْمُتَوَاصِلِينَ

"Sungguh Aku mencintai orang yang saling mencintai karena-Ku. Sungguh Aku pun mencintai orang yang saling berkunjung karena-Ku. Sunguh Aku mencintai orang yang saling berderma karena-Ku. Sungguh aku mencintai orang yang saling bersedekah karena-Ku. Begitu pula dengan orang yang saling menyambung (hubungan kekerabatan) karena-Ku." (HR. Ahmad 5/229)

Dari Anas bin Malik, ia berkata: "Jika ada yang mengunjungi kalian, maka muliakanlah." (Diriwayatkan dalam Musnad Asy Syihab)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang teman yang baik:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

"Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak." (HR. Al-Bukhari No 2101 dari Abu Musa)

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2211 seconds (0.1#10.140)