MUI: Percepatan Vaksinasi Kepentingan Dai dan Umat

Selasa, 26 Oktober 2021 - 15:29 WIB
loading...
MUI: Percepatan Vaksinasi Kepentingan Dai dan Umat
MUI mengingatkan percepatan cakupan vaksinasi Covid-19 adalah kepentingan umat Islam. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) mengingatkan percepatan cakupan vaksinasi Covid-19 adalah kepentingan umat Islam. Sebab, vaksinasi merupakan salah satu cara mengatasi pandemi Covid-19 yang sudah mewabah sekitar 1,5 tahun. Selama pandemi kehidupan ulama dan umat amat terdampak.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI KH Arif Fahrudin mengatakan, ulama bukan faktor pendukung dalam upaya vaksinasi. Ulama justru salah satu faktor penting percepatan vaksinasi. “Berobat hukumnya wajib. Vaksinasi ini ikhtiar berobat. Dalam konsep ini, vaksinasi bertemu dengan kepentingan hukum Islam. Vaksinasi bukan hanya kepentingan pemerintah,” ujarnya dalam webinar Penguatan Peran Da’i Milenial dalam Kebangkitan dari Dampak Covid-19 yang diselenggarakan MUI bersama Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (25/10/2021).
Baca juga: MUI: Lembaga Keuangan Syariah Bisa Berantas Pinjol Ilegal

Vaksinasi menjadi kepentingan ulama dan umat Islam. Dalam konteks Indonesia, korban terbesar pandemi adalah umat Islam. Ada ribuan ulama dan ratusan ribu umat meninggal dunia karena Covid-19. Jutaan lain terinfeksi virus ini. “Covid-19 ini bahaya nyata,” ucapnya.

KH Arif mengajak para ulama dan dai untuk menyukseskan vaksinasi dan terus mengingatkan protokol kesehatan. Dengan kedua langkah itu diharapkan pandemi bisa diatasi.

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ahmad Zubaidi mengatakan, memang ada fakta menyedihkan di tengah pandemi di Indonesia. Ada sejumlah dai membahayakan umat dengan melarang protokol kesehatan hingga memprovokasi penolakan vaksinasi, padahal MUI telah mengeluarkan aneka fatwa jelas terkait pandemi.

Sayangnya, fatwa-fatwa itu tidak dijadikan rujukan. “Fatwa itu disusun oleh ulama berdasarkan pertimbangan matang. Ulama yang mewakili berbagai organisasi umat,” ujarnya.

Dia mengajak ulama dan dai tidak segan menegur umat yang mengabaikan protokol kesehatan. “Saya kalau bertemu umat di masjid tidak pakai masker, saya tegur. Kalau membantah, saya ajak dialog,” katanya.

Upaya itu bagian dari tanggung jawab dai demi keselamatan umat. “Urusan dai bukan hanya menyampaikan soal mengaji. Keselamatan umat juga bagian tugas dai,” ucapnya.
Baca juga: MUI: Manfaatkan Wakaf untuk Penguatan UMKM

Masalah pandemi sudah ada banyak penjelasan dari para pakarnya baik dari segi syariah maupun saints. Para dai diajak mengacu kepada penjelasan-penjelasan utuh. “Jangan sepotong-sepotong agar tidak menimbulkan mudharat,” kata KH Ahmad.

Dia mengingatkan protokol kesehatan harus tetap diterapkan secara ketat karena pandemi belum benar-benar selesai. “Tugas dai untuk selalu menyampaikan ini kepada umat,” ujarnya.

Para dai juga diingatkan untuk menghindari materi-materi provokatif, hoaks, dan tidak terverifikasi. Sebab, masih ada oknum penceramah yang menyebarkan materi yang tidak jelas sumbernya dan tidak terverifikasi. “Tidak akan ada masalah kalau menyampaikan hal yang benar, sumbernya jelas, berdasarkan pemahaman utuh,” katanya.

Dai sekaligus Kepala KUA Lowokwaru Malang KH Anas Fauzie menambahkan komunikasi dengan umat masa kini memang menjadi tantangan bagi ulama. Salah satu tantangan itu adalah karakter umat yang ingin serba instan dan ringkas. “Komunikasi dengan umat sebaiknya dikemas dalam bahasa-bahasa yang ringan dan tidak menggurui,” ujarnya.
(jon)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1605 seconds (0.1#10.140)