Surat Al-Hajj Ayat 73-74: Jangan Anggap Sepele, Lalat Punya Kelebihan

Selasa, 02 November 2021 - 17:32 WIB
loading...
Surat Al-Hajj Ayat 73-74: Jangan Anggap Sepele, Lalat Punya Kelebihan
Surat al-Hajj ayat 73-74 berbicara tentang buruk dan lemahnya sesembahan kaum kafir Quraisy. (Foto/Iustrasi: Dok. SINDOnews)
A A A
Lalat adalah hewan yang sering kita temui sehari-hari. Hewan yang tergolong mini dan kita anggap sebagai hewan jijik dan kotor ternyata terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Hajj ayat 73-74 .

Dalam ayat tersebut, ternyata Allah tidak ragu dan sungkan untuk menjadikan lalat sebagai perumpamaan. Perumpamaan yang digunakan hujjah dari Allah untuk menyebutkan kelemahan-kelemahan kaum kafir.



Terekamnya permisalan lalat dalam Al-Qur'an ini menjadikan ibrah bagi kita hari ini bahwa meski lalat adalah hewan yang kecil dan lemah ternyata juga memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.

Bunyi Surat Al-Hajj ayat 73-74 adalah sebagai berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ ۖ وَإِن يَسْلُبْهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ۚ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلْمَطْلُوبُ . مَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.

Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” ( QS Al-Hajj : 73-74 )

Al-Mahalli dan As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalayn menjelaskan permisalan Allah tersebut berkenaan dengan kafir Quraisy Makkah yang masih saja menyembah berhala, hingga mereka melumurinya dengan minyak wangi seperti Za’faron.

Padahal jelas-jelas berhala-berhala itu membuat makhluk yang dianggap paling kecil dan hina seperti lalat saja tidak bisa, meskipun mereka membuatnya dengan saling membantu satu sama lain.

Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menjelaskan bahwa permisalan Allah tersebut sebenarnya mengungkapkan kelemahan kafir Quraisy Makkah.

Berhala ini sudah lemah, membuat seekor lalat pasti tidak bisa. Padahal lalat sendiri adalah makhluk yang lemah. Keduanya memang sama-sama lemah. Namun, berhala-berhala tersebut tampak lebih lemah sekali.

"Bagaimana mungkin berhala tersebut tetap saja disembah dan dimintai manfaat kecuali bagi orang-orang yang lemah akalnya seperti kafir Quraisy Makkah," jelasnya.

Dalam Tafsir Al-Wajiz, Wahbah Zuhayli menafsirkan ayat tersebut dengan memerinci kandungannya mengenai kelemahan-kelemahan semua pihak.

Menurut Zuhayli, ayat tersebut menggambarkan keburukan peridatan kafir Quraisy Makkah yang menyembah berhala dan menjelaskan kecacatan akal mereka.

Lalat adalah hewan yang lemah. Berhala lebih lemah karena tidak bisa menciptakan seekor lalat yang lemah. Namun, yang lebih parah adalah mereka yang masih saja menyembah berhala-berhala itu.

Di sinilah puncak kelemahan mereka, lemahnya akal mereka. Padahal makhluk yang lemah seperti lalat saja jika merampas sesuatu pada mereka, mereka tidak bisa merebutnya. Dengan permisalan tersebut, maka nyatalah bahwa semuanya lemah dan hanya bisa bergantung pada Allah saja.



Kelebihan Lalat
Dalam Surat Al-Hajj ayat 73-74 telah dijelaskan bagaimana Al-Qur'an berhujjah dengan permisalan dengan makhluk seperti lalat. Seekor makhluk yang kecil dan sangat lemah.

Laman tafsir Al-Qur'an menjelaskan meski lalat adalah hewan yang sangat lemah, Allah tidak ragu untuk menjadikannya perumpamaan dan diabadikan dalam Al-Qur'an. Maka dari itu pasti terdapat kelebihan yang ada pada binatang kecil ini, apalagi telah Rasulullah pernah menyinggung hewan ini.

“Apabila ada lalat yang menghinggapi tempat minum kalian maka celupkanlah seluruh bagian/tubuh lalat tersebut (terlebih dahulu), (baru) kemudian buanglah lalat tersebut. Karena sesunggungnya pada salah satu sayapnya mengandung obat dan pada sayap yang lain mengandung penyakit” (HR Bukhari)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2389 seconds (0.1#10.140)