Mencari Isteri Idaman yang Sesuai Syariat? Ini Kriterianya
loading...
A
A
A
Bagi seorang laki-laki yang ingin segera berkeluarga, tentu calon istri yang diidamkannya adalah yang cantik dan saleha. Lantas bagaimana kriteria calon isteri yang sesuai dengan aturan syariat ini? Ummi Fairuz Ar-Rahbani, ustadzah yang juga istri Buya Yahya dari pondok pesantren AL Bahjah Cirebon ini, menguraikan penjelasan tentang ciri-ciri calon istri yang saleha tersebut. Berikut petikannya:
Allah Ta'ala berfirman :
"Dan wanita-wanita yang salehah adalah wanita yang taat kepada Allah (dengan taat kepada suami) serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah menjaga mereka.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam juga bersabda :
"Paling bagusnya wanita adalah seorang istri yang jika kamu melihat kepadanya akan menyenangkanmu dan ketika kamu memerintahkanya dia akan mematuhimu dan ketika kamu tidak bersamanya dia akan menjagamu dengan menjaga hartamu dan menjaga dirinya".
Dari hadis Nabi di atas sudah menggambarkan dengan jelas bagaimana ciri wanita saleha . Kita akan menjelaskan dengan merinci satu persatu dari makna hadis Nabi tersebut.
1. Perempuan yang patuh kepada Allah dengan menjalankan semua perintahnya, baik yang berkaitan dengan ibadah atau yang bertujuan untuk memuliakannya termsuk seseorang wanita merasa dirinya tidak baik dengan hanya menjaga hati tapi tidak mau menjaga aurat.
Seorang wanita yang hatinya baik maka akan mudah ditetapkan oleh syari’at karna dia menyadari bahwa syari’at mewujudkannya untuk menutup aurat. Ini adalah kemaslahatan dirinya,keluarga dan orang lain.
Patuh kepada suaminya dengan mematuhi perintah dari suaminya selagi bukan perkara yang harom. Kepatuhan seorang istri kepada suami dalam perkara halal akan mendatagkan pintu Allah SWT dan akan menjadi sebab kebahgiaan baginya di Dunia dan Akhirat.
2. Istri yang menyenangkan jika dipandang merupakan ciri dari istri yang solehah karena ketika seorang istri menyenangkan untuk dipandang suaminya akan lebih memudahkan suaminya untuk menjaga matanya dari melihat yang harom. Ada seorang ulama berikan nasihat kepada putrinya dihari pernikahannya.
Di antara nasehatnya “Wahai putriku, jagalah hidung suamimu dan jagalah pendengerannya dan jagalah matanya. Jangan sampai ia mendengar darimu kecuali ucapan yang baik dan jangan sampai suamimu melihat kepadamu kecuali nampak cantik di matanya.”
Banyak seorang istri yang kadang tidak memperdulikan penampilannya di hadapan suaminya dan bahkan lebih sering berdandan untuk orang lain daripada untuk suaminya. Maka itu adalah suatu perbuatan yang tidak pantas bagi seorang istri.
3. Seorang istri yang saleha akan bisa menjaga dirinya di saat suaminya tidak ada, dalam menjaga kehormatannya dan juga menjaga harta suaminya. Maknanya adalah seorang wanita yang sholehah bisa menjaga amanah dan bagaimana seorang istri menjaga kehormatan? Ia tidak akan memasukkan sembarang orang kerumahnya ketika suaminya tidak ada. Apalagi orang yang tidak disenangi oleh suaminya. Khususnya lelaki yang bukan mahromnya.
Jika ternyata memasukan seseorang yang bukan mahromnya dikarenakan ada kepentingan yang tidak bisa dihindari, misalnya ada listrik yang bermasalah atau mengganti lampu yang mati dan lain sebagainya maka hendaknya seorang istri harus mengajak wanita lain atau keluarga untuk menemaninya agar terhindar dari fitnah.
Seorang wanita tidak akan bisa keluar rumah kecuali dari izin suaminya. Hendaknya seorang wanita sholehah tidak akan berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya tabpa sepengetahuan suaminya. Dan jika suaminya sudah memberikan izin maka hendaknya ia bisa menjaga adab berkomunikasi sehingga tidak akan terjadi komunikasi yang tidak sesuai dengan syari’at atau membahas sesuatu yang tidak perlu.
4. Seorang perempuan saleha juga hendaknya masih menjaga harta suaminya dengan tidak membelanjakannya kecuali untuk sesuatu yang diizinkan oleh suaminya dan membawa maslahat bagi keluarganya.
Di zaman ini banyak wanita yang tidak bisa mengontrol diri dalam membelanjakan harta suami. Kemudahan berbelanja online kadang menjadi sebab seorang wanita berbelanja sesuatu yang tidak perlu dan tidak bermanfaat atau bahkan tidak disenangi oleh suami.
Maka di sini seorang istri hendaknya mempunyai sifat yang Qona’ah dalam mengatur perekonomian keluarga dan juga bersikap sederhana untuk tidak memenuhi gaya hidupnya.
5. Ciri perempuan saleha juga wanita yang tidak banyak mengeluh dan mudah bersyukur.
Nabi Muhammad SAW mengatakan “banyaknya wanita yang menjadi penghuni neraka.” Para wanita yang mendengar hal tersebut langsung bertanya kepada Nabi “karena apa ya Rasulullah?” Nabi pun menjawab “يُكْثِرْنَ الشَّكَاة وَ يُكْفِرْنَ العَشِير” yang artinya banyak mengeluh dan mereka jarang bersyukur.
Dalam Hadis ini Nabi memberikan nasihat kepada kita sebagai seorang muslimah, bahwa menjalani rumah tangga hendaknya seorang wanita tidak banyak mengeluh dengan apa yang dijalaninya dalam menjalani rumah tangga. Ada kebiasaan buruk wanita yang saat ini sangat marak terjadi, mereka mudah curhat kepada orang lain atau bahkan terkadang sampai pada derajat terendahnya yaitu menjelekkan suaminya dan tidak sedikit yang menjadikan permasalahan dalam rumah tangganya sehingga menjadi santapan publik.
Allah Ta'ala berfirman :
قَال اللہ تَعَالَی: فَالصاَلِحَةُ قَانِتَاتُ حَافِظَاتٌ لِلْغَيبِ
"Dan wanita-wanita yang salehah adalah wanita yang taat kepada Allah (dengan taat kepada suami) serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah menjaga mereka.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam juga bersabda :
قَال رسول اللہ صلى اللہ عليه وسلم: خَيْرُالنِّسَاءِ امْرَأَةٌ إِنْ نَظَرْتَ اِلَيْهَا سَرَّتْكَ، وَ إِنْ أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، و إنْ غِبْتَ أنْتَ حَفِظَتْكَ فیِ مَالِكَ وَ نَفْسِهَا
"Paling bagusnya wanita adalah seorang istri yang jika kamu melihat kepadanya akan menyenangkanmu dan ketika kamu memerintahkanya dia akan mematuhimu dan ketika kamu tidak bersamanya dia akan menjagamu dengan menjaga hartamu dan menjaga dirinya".
Dari hadis Nabi di atas sudah menggambarkan dengan jelas bagaimana ciri wanita saleha . Kita akan menjelaskan dengan merinci satu persatu dari makna hadis Nabi tersebut.
1. Perempuan yang patuh kepada Allah dengan menjalankan semua perintahnya, baik yang berkaitan dengan ibadah atau yang bertujuan untuk memuliakannya termsuk seseorang wanita merasa dirinya tidak baik dengan hanya menjaga hati tapi tidak mau menjaga aurat.
Seorang wanita yang hatinya baik maka akan mudah ditetapkan oleh syari’at karna dia menyadari bahwa syari’at mewujudkannya untuk menutup aurat. Ini adalah kemaslahatan dirinya,keluarga dan orang lain.
Patuh kepada suaminya dengan mematuhi perintah dari suaminya selagi bukan perkara yang harom. Kepatuhan seorang istri kepada suami dalam perkara halal akan mendatagkan pintu Allah SWT dan akan menjadi sebab kebahgiaan baginya di Dunia dan Akhirat.
2. Istri yang menyenangkan jika dipandang merupakan ciri dari istri yang solehah karena ketika seorang istri menyenangkan untuk dipandang suaminya akan lebih memudahkan suaminya untuk menjaga matanya dari melihat yang harom. Ada seorang ulama berikan nasihat kepada putrinya dihari pernikahannya.
Di antara nasehatnya “Wahai putriku, jagalah hidung suamimu dan jagalah pendengerannya dan jagalah matanya. Jangan sampai ia mendengar darimu kecuali ucapan yang baik dan jangan sampai suamimu melihat kepadamu kecuali nampak cantik di matanya.”
Banyak seorang istri yang kadang tidak memperdulikan penampilannya di hadapan suaminya dan bahkan lebih sering berdandan untuk orang lain daripada untuk suaminya. Maka itu adalah suatu perbuatan yang tidak pantas bagi seorang istri.
3. Seorang istri yang saleha akan bisa menjaga dirinya di saat suaminya tidak ada, dalam menjaga kehormatannya dan juga menjaga harta suaminya. Maknanya adalah seorang wanita yang sholehah bisa menjaga amanah dan bagaimana seorang istri menjaga kehormatan? Ia tidak akan memasukkan sembarang orang kerumahnya ketika suaminya tidak ada. Apalagi orang yang tidak disenangi oleh suaminya. Khususnya lelaki yang bukan mahromnya.
Jika ternyata memasukan seseorang yang bukan mahromnya dikarenakan ada kepentingan yang tidak bisa dihindari, misalnya ada listrik yang bermasalah atau mengganti lampu yang mati dan lain sebagainya maka hendaknya seorang istri harus mengajak wanita lain atau keluarga untuk menemaninya agar terhindar dari fitnah.
Seorang wanita tidak akan bisa keluar rumah kecuali dari izin suaminya. Hendaknya seorang wanita sholehah tidak akan berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya tabpa sepengetahuan suaminya. Dan jika suaminya sudah memberikan izin maka hendaknya ia bisa menjaga adab berkomunikasi sehingga tidak akan terjadi komunikasi yang tidak sesuai dengan syari’at atau membahas sesuatu yang tidak perlu.
4. Seorang perempuan saleha juga hendaknya masih menjaga harta suaminya dengan tidak membelanjakannya kecuali untuk sesuatu yang diizinkan oleh suaminya dan membawa maslahat bagi keluarganya.
Di zaman ini banyak wanita yang tidak bisa mengontrol diri dalam membelanjakan harta suami. Kemudahan berbelanja online kadang menjadi sebab seorang wanita berbelanja sesuatu yang tidak perlu dan tidak bermanfaat atau bahkan tidak disenangi oleh suami.
Maka di sini seorang istri hendaknya mempunyai sifat yang Qona’ah dalam mengatur perekonomian keluarga dan juga bersikap sederhana untuk tidak memenuhi gaya hidupnya.
5. Ciri perempuan saleha juga wanita yang tidak banyak mengeluh dan mudah bersyukur.
Nabi Muhammad SAW mengatakan “banyaknya wanita yang menjadi penghuni neraka.” Para wanita yang mendengar hal tersebut langsung bertanya kepada Nabi “karena apa ya Rasulullah?” Nabi pun menjawab “يُكْثِرْنَ الشَّكَاة وَ يُكْفِرْنَ العَشِير” yang artinya banyak mengeluh dan mereka jarang bersyukur.
Dalam Hadis ini Nabi memberikan nasihat kepada kita sebagai seorang muslimah, bahwa menjalani rumah tangga hendaknya seorang wanita tidak banyak mengeluh dengan apa yang dijalaninya dalam menjalani rumah tangga. Ada kebiasaan buruk wanita yang saat ini sangat marak terjadi, mereka mudah curhat kepada orang lain atau bahkan terkadang sampai pada derajat terendahnya yaitu menjelekkan suaminya dan tidak sedikit yang menjadikan permasalahan dalam rumah tangganya sehingga menjadi santapan publik.