Nasib Bani Israil Setelah Firaun dan Bala Tentaranya Tenggelam

Selasa, 16 November 2021 - 19:52 WIB
loading...
Nasib Bani Israil Setelah Firaun dan Bala Tentaranya Tenggelam
Bangsa Israil dihukum karena pembangkangan mereka manakala diperintahkan oleh Allah berjihad di jalan-Nya. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Nasib Bani Israil memasuki babak baru pascakehancuran Firaun dan bala tentaranya. Mereka dijanjikan akan mewarisi berbagai kemuliaan, harta dan kebebasan yang sebelumnya dimiliki Firaun jika mematuhi perintah Allah SWT. Sayang, Bani Islam selalu membangkang.



Imbas dari keruntuhan kekuasaan Firaun juga merembes ke tatanan sosial politik masyarakat Mesir. Menurut Ibnu Abdul Hakam dalam kitabnya Tarikh Mishr, pasca kehancuran Firaun dan bala tentaranya wanita-wanita bangsawan Mesir mulai menguasai tahta kerajaan. Karena hampir seluruh laki-laki bangsawan tewas tenggelam di laut merah bersama Firaun.

Pada waktu itu, perempuan bangsawan Mesir memulai tatanan baru kehidupan bermasyarakat. Mereka melakukan akusisi dan pengelolaan terhadap sumber daya kerajaan yang sebelumnya dikuasai oleh bangsawan laki-laki. Untuk meneruskan keturunan bangsawan, mereka juga mulai menikah dengan rakyat selain bangsawan, yakni laki-laki dari kalangan masyarakat biasa.

Kisah bani Israil ini dimulai ketika mereka menyeberangi laut dan pergi menuju negeri Syam. Selama tiga hari mereka tidak bisa mendapatkan air. Banyak dari bani Israil yang mengeluh atas kondisi tersebut. Bahkan sekalipun mereka menemukan air, mereka tidak mendapati kecuali air asin dan pahit yang hampir mustahil untuk diminum.

Setelah beberapa hari dalam perjalanan panjang pasca kehancuran Firaun dan bala tentaranya, kondisi Bani Israil cukup memprihatinkan, terutama krisis air minum.

Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Musa untuk mengambil sebatang kayu dan menaruhnya ke dalam sumber air yang tidak layak konsumsi. Berkat izin Allah SWT, air tersebut berubah menjadi air tawar dan dapat diminum oleh seluruh Bani Israil.

Selain memberikan mukjizat tersebut, pada waktu itu Allah SWT juga mengajarkan kepada Nabi Musa as dan bangsa Israil tentang berbagai kewajiban, sunah-sunah dan wasiat-wasiat.

Allah SWT mengingatkan mereka agar senantiasa menjaga itu semua dalam setiap situasi dan kondisi. Namun setelah beberapa waktu, bangsa Israil malah mengabaikan pesan Ilahi yang disampaikan melalui sabda Nabi Musa ini.



Penyelewengan yang dilakukan Bani Israil pascakehancuran Firaun dan bala tentaranya ini tercatat di dalam Al-Qur’an, yakni surah al-‘Araf ayat 138-139 yang berarti:

وَجَٰوَزْنَا بِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱلْبَحْرَ فَأَتَوْا۟ عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚ قَالُوا۟ يَٰمُوسَى ٱجْعَل لَّنَآ إِلَٰهًا كَمَا لَهُمْ ءَالِهَةٌ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ
إِنَّ هَٰؤُلَاءِ مُتَبَّرٌ مَا هُمْ فِيهِ وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ


Dan Kami selamatkan Bani Israil menyeberangi laut itu (Laut Merah). Ketika sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka berkata, “Wahai Musa! Buatkanlah kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” (Musa) menjawab, “Sungguh, kamu orang-orang yang bodoh.”

Sesungguhnya mereka akan dihancurkan (oleh kepercayaan) yang dianutnya dan akan sia-sia apa yang telah mereka kerjakan. ( QS Al-Araf : 138-139 )

Untuk menyadarkan Bani Israil, Nabi Musa kemudian menyebutkan berbagai nikmat Allah yang diberikan kepada mereka, bahwa mereka telah dilebihkan dari umat-umat terdahulu dari segala segi kehidupan, mulai dari ilmu, syariat, jumlah rasul yang berada di tengah mereka, kebaikan, hingga karunia dari-Nya seperti diselamatkan dari cengkeraman kekuasaan Firaun dan bala tentaranya, serta nikmat-nikmat lain yang tak terhitung jumlahnya.

Beliau menjelaskan bahwa ibadah hanya berhak diberikan kepada Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya. Sebab Dia adalah Yang Maha Pencipta, Pemberi rezeki dan Maha Perkasa.

Pada saat bersamaan, Nabi Musa juga menegur mereka secara langsung bahwa permintaan mereka untuk dibuatkan patung berhala agar bisa disembah adalah permintaan yang sangat bodoh bagi orang-orang – seperti mereka – yang telah mendapatkan karunia langsung dari Allah SWT.

Nabi Musa kemudian memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Baitul Maqdis dan memerangi kaum kafir zalim penyembah berhala kala itu, yakni kaum Majusi dari kalangan orang-orang Haitsan, Fazar, Kan’an, dan lain sebagainya.



Pada saat itu terjadi sengketa kekuasaan politik dan karena sebelumnya Allah SWT telah menjanjikan tempat tersebut bagi bani Israil melalui lisan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5966 seconds (0.1#10.140)