Surat Yusuf Ayat 17-18: Nabi Ya'kub Pingsan Mendengar Cerita Anak-anaknya
loading...
A
A
A
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Yayasan Pustaka Afaf,
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir
Pada ayat berikutnya, saudara-saudara Nabi Yusuf menceritakan kebohongan yang penuh rekayasa yang membuat ayah mereka Nabi Ya'kub pingsan. Berikut Lanjutan Tadabur Surat Yusuf Ayat 17-18:
Ayat 17:
Qooluu yaaa abaanaaa innaa dzahabnaa nastabiqu wa taraknaa Yuusufa 'inda mataa'inaa fa akhalahudz dzi'b, wa maaa anta bimu'minil lanaa wa law kunnaa shoodiqiin.
"Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (QS Yusuf: 17)
Pesan dan Hikmah
1. Mulailah mereka menyampaikan kisah rekayasanya. Bahwa Yusuf ditinggalkan untuk menjaga barang-barang, sementara para saudaranya berlomba-lomba sampai tidak sadar jika Yusuf sudah diterkam serigala dan tidak menyisakan tubuh Yusuf sama sekali.
2. Rekayasa cerita mereka ketebak oleh ayahnya. Apa yang dikhwatirkan sampai pada binatang yang disebut ayahnya dijadikan dalih rekayasa cerita mereka. Jika mereka mau sedikit usaha harusnya mereka rekayasa kisah lain jangan menjiplak apa yang ditakuti ayahnya (Nabi Ya'kub).
3. Ayahnya terdiam karena terpukul berat atas kelakuan jahat anaknya, setega itu mereka meyakiti Yusuf dan berdusta atas kejahatan mereka. Ketidakpercayaan Ya'kub ditunjukkan dengan sikap diamnya itu, namun saat seperti itu mereka justru mengatakan suatu ucapan yang akan menambah kecurigaan dan ketidakjujuran mereka kepada ayahnya. Yaitu ucapan, "dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."
4. Biasanya jika seorang ragu dengan apa yang diucapkan dan dilakukannya maka dia akan mengatakan "hukum saja kami jika memang kami yang salah." Itulah yang tersirat dari gestur kata-kata dan tubuh saudara-saudaranya Yusuf. Namun hukuman tidak diberlakukan oleh ayahnya mengingat hatinya sudah mengetahui akan rekayasa mereka.
Ayat 18:
Wa jaaa'uu 'alaa qamii shihii bidamin kadzi' qoola bal sawwalat lakum anfusukum amraa; fasabrun jamiil; wallaahul musta'aanu 'alaa man tashifuun.
"Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (QS Yusuf: 18)
Pesan dan Hikmah
1. Rekayasa mereka tidak berhenti sampai berpura-pura menangis dan ucapan yang meyakinkan, namun juga membawa bukti sekalipun bukti palsu berupa baju Yusuf yang sempat mereka tanggalkan saat dia dimasukkan ke dalam sumur. Baju yang dilumuri darah binatang bukan darah Yusuf.
2. Ayahnya bukan orang biasa dan mudah ditipu. Baju penuh darah palsu itu pun dikomentarinya, "Baru kali ini aku melihat ada serigala yang sopan, memakan anakku tanpa merobek-robek bajunya." Ya'kub meyakini ulah anaknya adalah kedustaan dan Yusuf masih selamat. Dalam sebuah Riwayat, dikabarkan Ya'kub pingsan semalaman, lalu sadar menjelang subuh. Dalam kondisi demikan anak-anaknya panik ketakutan sambil berkata, "Oh kita sudah membuang Yusuf dan membunuh ayah kita."
3. Di sini ada pelajaran penting bagi para hakim atau sejenisnya untuk bisa jeli melihat barang bukti antara yang menguatkan atau mengaburkan kasus.Adapun orang yang bertakwa akan diberi kemampuan membedakan semua itu yang disebut al furqan. Lihat Surat Al-Anfaal Ayat 29.
4. Melihat kelakuan anak-anaknya yang membuat cerita palsu Ya'kub berkata, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu". Beginilah karakter orang yang yang hasad dan dendam akan selalu memandang baik perbuatan buruk mereka serta selalu mencari pembenaran.
5. Semakin jelas kedustaan mereka di hadapan ayahnya Ya'kub. Namun sikap yang dilakukan Ya'kub adalah bersabar menghadapi kelakukan anak-anaknya sendiri tanpa menghukumnya. Ya'kub paham semua ini dalam pantauan dan kendali Allah.
6. Sikap tenang Ya'kub berikutnya ditunjukkan dengan berkata, "Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Beginilah seharusnya orang beriman jika menghadapi masalah pelik jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah dan penuh harap pertolongan-Nya. Sebab jika Allah sudah berkehendak untuk menolong kita maka tidak akan ada siapapun yang bisa mencegahnya.
Wallahu A'lam
Yayasan Pustaka Afaf,
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir
Pada ayat berikutnya, saudara-saudara Nabi Yusuf menceritakan kebohongan yang penuh rekayasa yang membuat ayah mereka Nabi Ya'kub pingsan. Berikut Lanjutan Tadabur Surat Yusuf Ayat 17-18:
Ayat 17:
قَالُوْا يٰٓاَبَانَآ اِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوْسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَاَكَلَهُ الذِّئْبُۚ وَمَآ اَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صٰدِقِيْنَ
Qooluu yaaa abaanaaa innaa dzahabnaa nastabiqu wa taraknaa Yuusufa 'inda mataa'inaa fa akhalahudz dzi'b, wa maaa anta bimu'minil lanaa wa law kunnaa shoodiqiin.
"Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala, dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (QS Yusuf: 17)
Pesan dan Hikmah
1. Mulailah mereka menyampaikan kisah rekayasanya. Bahwa Yusuf ditinggalkan untuk menjaga barang-barang, sementara para saudaranya berlomba-lomba sampai tidak sadar jika Yusuf sudah diterkam serigala dan tidak menyisakan tubuh Yusuf sama sekali.
2. Rekayasa cerita mereka ketebak oleh ayahnya. Apa yang dikhwatirkan sampai pada binatang yang disebut ayahnya dijadikan dalih rekayasa cerita mereka. Jika mereka mau sedikit usaha harusnya mereka rekayasa kisah lain jangan menjiplak apa yang ditakuti ayahnya (Nabi Ya'kub).
3. Ayahnya terdiam karena terpukul berat atas kelakuan jahat anaknya, setega itu mereka meyakiti Yusuf dan berdusta atas kejahatan mereka. Ketidakpercayaan Ya'kub ditunjukkan dengan sikap diamnya itu, namun saat seperti itu mereka justru mengatakan suatu ucapan yang akan menambah kecurigaan dan ketidakjujuran mereka kepada ayahnya. Yaitu ucapan, "dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."
4. Biasanya jika seorang ragu dengan apa yang diucapkan dan dilakukannya maka dia akan mengatakan "hukum saja kami jika memang kami yang salah." Itulah yang tersirat dari gestur kata-kata dan tubuh saudara-saudaranya Yusuf. Namun hukuman tidak diberlakukan oleh ayahnya mengingat hatinya sudah mengetahui akan rekayasa mereka.
Ayat 18:
وَجَاۤءُوْ عَلٰى قَمِيْصِهٖ بِدَمٍ كَذِبٍۗ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗوَاللّٰهُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ
Wa jaaa'uu 'alaa qamii shihii bidamin kadzi' qoola bal sawwalat lakum anfusukum amraa; fasabrun jamiil; wallaahul musta'aanu 'alaa man tashifuun.
"Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya'qub berkata: Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (QS Yusuf: 18)
Pesan dan Hikmah
1. Rekayasa mereka tidak berhenti sampai berpura-pura menangis dan ucapan yang meyakinkan, namun juga membawa bukti sekalipun bukti palsu berupa baju Yusuf yang sempat mereka tanggalkan saat dia dimasukkan ke dalam sumur. Baju yang dilumuri darah binatang bukan darah Yusuf.
2. Ayahnya bukan orang biasa dan mudah ditipu. Baju penuh darah palsu itu pun dikomentarinya, "Baru kali ini aku melihat ada serigala yang sopan, memakan anakku tanpa merobek-robek bajunya." Ya'kub meyakini ulah anaknya adalah kedustaan dan Yusuf masih selamat. Dalam sebuah Riwayat, dikabarkan Ya'kub pingsan semalaman, lalu sadar menjelang subuh. Dalam kondisi demikan anak-anaknya panik ketakutan sambil berkata, "Oh kita sudah membuang Yusuf dan membunuh ayah kita."
3. Di sini ada pelajaran penting bagi para hakim atau sejenisnya untuk bisa jeli melihat barang bukti antara yang menguatkan atau mengaburkan kasus.Adapun orang yang bertakwa akan diberi kemampuan membedakan semua itu yang disebut al furqan. Lihat Surat Al-Anfaal Ayat 29.
4. Melihat kelakuan anak-anaknya yang membuat cerita palsu Ya'kub berkata, "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu". Beginilah karakter orang yang yang hasad dan dendam akan selalu memandang baik perbuatan buruk mereka serta selalu mencari pembenaran.
5. Semakin jelas kedustaan mereka di hadapan ayahnya Ya'kub. Namun sikap yang dilakukan Ya'kub adalah bersabar menghadapi kelakukan anak-anaknya sendiri tanpa menghukumnya. Ya'kub paham semua ini dalam pantauan dan kendali Allah.
6. Sikap tenang Ya'kub berikutnya ditunjukkan dengan berkata, "Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Beginilah seharusnya orang beriman jika menghadapi masalah pelik jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah dan penuh harap pertolongan-Nya. Sebab jika Allah sudah berkehendak untuk menolong kita maka tidak akan ada siapapun yang bisa mencegahnya.
Wallahu A'lam
(rhs)