Nabi Yahya: Mendapat Wahyu saat Belia, Tak Terpengaruh Perempuan Rupawan
loading...
A
A
A
Nabi Yahya as memilki sifat-sifat istimewa. Saat masih belia, beliau menerima wahyu dan diangkat menjadi rasul. Nabi Yahya juga seorang yang sejak kecil dihilangkan nafsu-nafsu duniawinya. Pada saat remaja, Nabi Yahya tidak terpengaruh kepada perempuan yang elok rupawan.
Keistimewaan Nabi Yahya ini diceritakan dalam rangkaian Surat Maryam ayat 12 – 15 .
“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” ( QS Maryam ayat 12-15 )
Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan hikmah yang diberikan Allah kepada Nabi Yahya saat masih kecil adalah berupa wahyu dan diangkatnya menjadi rasul sejak usia belia.
"Sejak kecil dihilangkan nafsu-nafsu duniawinya seperti tidak mau bermain-main layaknya anak-anak kecil seusianya. Nabi Yahya juga tidak terpengaruh kepada perempuan yang elok rupawan," tulis Buya Hamka.
Menurut hadits riwayat Ma’mar ketika dirinya yang masih belia tersebut diajak main oleh teman sebayanya, ia menjawab “aku tidak diciptakan Allah untuk bermain-main saja”.
Mufassir Ibnu Asyur dalam kitab tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir berpendapat berbeda mengenai hikmah Nabi Yahya ini.
Menurutnya, hikmah tersebut adalah seruan Allah kepada Nabi Yahya agar berpegang teguh kepada Taurat sepanjang hidupnya dan mendakwahkan kepada kaumnya untuk mengikuti ajaran Taurat.
Dalam Ruh al-Ma’ani, al-Alusi sependapat dengan Ibnu Asyur mengenai hikmah Nabi yahya tersebut. Al-Alusi juga menambahkan penjelasan yang ia kutip dari hadits riwayat Ibnu Abbas bahwa Nabi Yahya diberikan kepahaman kitab Taurat sejak usia 7 tahun dan ditumbuhkan oleh Allah semangat beribadah sejak usia kecil.
Nabi Yahya selain diberikan kecerdasan dan hikmah untuk mengerti kitab Taurat sejak kecil, ia juga dimaksumkan Allah sejak lahir.
Menurut pengertian, maksum adalah terjaganya seorang hamba dari perbuatan dosa dan maksiat.
Menurut al-Baidhawi dalam Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Takwil, Nabi Yahya adalah seorang yang semenjak lahir terjaga dari setan, terjaga dari azab ketika di alam kubur, serta terjaga dari kebangkitan kiamat serta azab neraka.
Kemaksuman Nabi Yahya ini juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim yang dikutip dari hadits riwayat Ibnu Abbas. Dalam hadis tersebut Rasulullah bersabda “tidak ada seorang pun dari anak Adam melainkan pernah berbuat dosa atau berniat melakukan suatu dosa, selain Yahya ibnu Zakaria. Dan tidaklah layak bagi seseorang mengatakan bahwa diriku lebih baik daripada Yunus ibnu Mata” (HR Ahmad).
Doa Nabi Zakariya
Nabi Yahya as diutus sebelum Nabi Isa as untuk Bani Israil . Nabi Yahya adalah putra Nabi Zakariya . Pada saat Yahya lahir Nabi Zakariya sudah berusia 90 tahun. Kisah Nabi Yahya tersebut 5 kali dalam Al-Quran, yaitu pada Surat Ali Imran (3): 39, Surat Maryam (19): 7, 12-15, dan Surat Al-Anbiya’ (21): 89-90.
Nabi Yahya meneruskan perjuangan ayahnya dalam mengemban risalah dari Allah SWT sebagaimana dengan apa yang didoakan oleh Nabi Zakariya.
Permintaan Nabi Zakariya ini dilatarbelakangi karena kemandulan istrinya seperti yang diutarakan Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim yang ia kutip dari hadis riwayat Ibnu Abbas.
Keistimewaan Nabi Yahya ini diceritakan dalam rangkaian Surat Maryam ayat 12 – 15 .
يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآَتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا . وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا . وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا . وَسَلَامٌ عَلَيْهِ وْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا
“Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” ( QS Maryam ayat 12-15 )
Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan hikmah yang diberikan Allah kepada Nabi Yahya saat masih kecil adalah berupa wahyu dan diangkatnya menjadi rasul sejak usia belia.
"Sejak kecil dihilangkan nafsu-nafsu duniawinya seperti tidak mau bermain-main layaknya anak-anak kecil seusianya. Nabi Yahya juga tidak terpengaruh kepada perempuan yang elok rupawan," tulis Buya Hamka.
Menurut hadits riwayat Ma’mar ketika dirinya yang masih belia tersebut diajak main oleh teman sebayanya, ia menjawab “aku tidak diciptakan Allah untuk bermain-main saja”.
Mufassir Ibnu Asyur dalam kitab tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir berpendapat berbeda mengenai hikmah Nabi Yahya ini.
Menurutnya, hikmah tersebut adalah seruan Allah kepada Nabi Yahya agar berpegang teguh kepada Taurat sepanjang hidupnya dan mendakwahkan kepada kaumnya untuk mengikuti ajaran Taurat.
Dalam Ruh al-Ma’ani, al-Alusi sependapat dengan Ibnu Asyur mengenai hikmah Nabi yahya tersebut. Al-Alusi juga menambahkan penjelasan yang ia kutip dari hadits riwayat Ibnu Abbas bahwa Nabi Yahya diberikan kepahaman kitab Taurat sejak usia 7 tahun dan ditumbuhkan oleh Allah semangat beribadah sejak usia kecil.
Nabi Yahya selain diberikan kecerdasan dan hikmah untuk mengerti kitab Taurat sejak kecil, ia juga dimaksumkan Allah sejak lahir.
Menurut pengertian, maksum adalah terjaganya seorang hamba dari perbuatan dosa dan maksiat.
Menurut al-Baidhawi dalam Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Takwil, Nabi Yahya adalah seorang yang semenjak lahir terjaga dari setan, terjaga dari azab ketika di alam kubur, serta terjaga dari kebangkitan kiamat serta azab neraka.
Kemaksuman Nabi Yahya ini juga disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim yang dikutip dari hadits riwayat Ibnu Abbas. Dalam hadis tersebut Rasulullah bersabda “tidak ada seorang pun dari anak Adam melainkan pernah berbuat dosa atau berniat melakukan suatu dosa, selain Yahya ibnu Zakaria. Dan tidaklah layak bagi seseorang mengatakan bahwa diriku lebih baik daripada Yunus ibnu Mata” (HR Ahmad).
Doa Nabi Zakariya
Nabi Yahya as diutus sebelum Nabi Isa as untuk Bani Israil . Nabi Yahya adalah putra Nabi Zakariya . Pada saat Yahya lahir Nabi Zakariya sudah berusia 90 tahun. Kisah Nabi Yahya tersebut 5 kali dalam Al-Quran, yaitu pada Surat Ali Imran (3): 39, Surat Maryam (19): 7, 12-15, dan Surat Al-Anbiya’ (21): 89-90.
Nabi Yahya meneruskan perjuangan ayahnya dalam mengemban risalah dari Allah SWT sebagaimana dengan apa yang didoakan oleh Nabi Zakariya.
Permintaan Nabi Zakariya ini dilatarbelakangi karena kemandulan istrinya seperti yang diutarakan Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim yang ia kutip dari hadis riwayat Ibnu Abbas.