Berkat Bakti kepada Orangtua, Syekh At-Turmudzi Jadi Murid Nabi Khidir

Jum'at, 17 Desember 2021 - 05:07 WIB
loading...
Berkat Bakti kepada Orangtua, Syekh At-Turmudzi Jadi Murid Nabi Khidir
Kisah Syekh At-Turmudzi yang berbakti kepada ibunya patut kita tiru dan dijadikan teladan. Foto ilustrasi/dok Alkisah Channel
A A A
Selain Uwais Al-Qarni yang terkenal di langit, ada tokoh lain yang sukses mengabdikan hidupnya berbakti kepada orangtua (birrul walidain). Berkat pengabdian kepada ibunya, beliau jadi murid Nabi Khidir dan mendapatkan ilmu luar biasa.

Beliau adalah Syekh at-Turmudzi, seorang sufi dan ulama besar di zamannya. Di antara pemikirannya yang fenomenal adalah konsep Khatmul Auliya' (penutup para wali), sebuah pemikiran yang lahir dari pengembangan ajaran Khatmul Anbiya (penutup para Nabi). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin al-Hasan al-Hakim at-Turmudzi.

Baca Juga: Kisah Uwais Al-Qorni, Pemuda Miskin yang Terkenal di Langit

Kisah pengabdian Syekh at-Turmudzi kepada ibunya dicatat oleh Syekh Utsman Ismail Yahya dalam pengantar kitab karya Syekh at-Turmudzi, Khatmul Auliya'. Berikut kisahnya dikutip dari NU Online.

Dikisahkan, saat at-Turmudzi masih muda berniat akan mondok keluar daerah menyusul sahabat-sahabatnya yang sudah lebih dulu berangkat. Sebelum berangkat, at-Turmudzi muda menyampaikan rencananya itu kepada ibunya. Namun, niat mulianya itu tidak mendapat restu ibunya karena saat itu sedang terbaring sakit.

"Nak, ibumu ini sedang sakit dan tak berdaya. Ibu hanya punya kamu seorang. Kalau kamu mondok, siapa yang akan menemani ibu?" kata ibunya berharap agar at-Turmudzi tidak pergi meninggalkannya.

Ucapan ibunya bagaikan anak panah yang melesat tepat di hati Syekh at-Turmudzi. Hatinya terenyuh bercampur sedih. Tidak ada pilihan lain, ia pun memutuskan untuk membatalkan niat belajar agama ke luar daerah. At-Turmudzi muda akhirnya memilih tinggal di rumah menemani dan mengurus ibunya.

Waktu pun berjalan sebagaimana mestinya, namun hari-hari Syekh at-Turmudzi masih dipenuhi kegundahan karena niatnya untuk mencari ilmu tak terwujud. Di sisi lain, ia tidak bisa pergi jauh meninggalkan ibunya seorang diri.

Kesedihan Syekh at-Turmudzi mencapai puncaknya, hingga suatu hari ia datang ke maqbarah (kuburan) untuk berziarah. Ia pun melepaskan semua keluh kesah dan kegundahan yang selama ini dirasakannya. Tak terasa tetesan air matanya mengalir deras.

"Aku adalah orang bodoh, sementara sahabat-sahabatku yang sedang mencari ilmu sebentar lagi akan pulang dan membawa segudang ilmu," sesalnya sambil menangis di atas maqbarah.

Saat Syekh at-Turmudzi bergelut dengan emosinya yang sedang berkecamuk, tiba-tiba di hadapannya muncul sesosok kakek yang tak dikenal. Kakek ini langsung menyapa dan menanyakan penyebab kesedihannya yang mendalam.

Tak pikir panjang, Syekh at-Turmudzi menjawab dan mencurahkan semua kesedihannya. "Saya ingin mondok, tapi keinginan itu tak mungkin terwujud karena saya harus menemani dan menjaga ibuku yang sedang sakit," jawabnya.

Kakek ini langsung memberikan tawaran kepada Syekh at-Turmudzi untuk belajar ilmu kepadanya. "Apakah kamu mau belajar kepadaku? Kamu tidak perlu lama belajar kepadaku. Nanti kalau sahabat-sahabatmu sudah kembali, belajarnya akan kita akhiri," ujarnya.

Syekh at-Turmudzi pun menerima tawaran ini dengan riang gembira karena keinginannya untuk belajar akan terlaksana. Tak jadi soal walaupun mungkin belajarnya hanya sebentar. Sejak saat itu, keduanya bertemu setiap hari untuk belajar dan mengajar.

Hari-hari berlalu, keilmuan Syekh at-Turmudzi semakin meningkat dengan drastis. Beberapa waktu kemudian ia pun menyadari bahwa sosok kakek yang selama ini menjadi gurunya itu adalah Nabi Khidir. Ia sangat bersyukur dan menyadari bahwa anugerah yang ia dapat adalah berkat doa dari ibunya.

Begitulah keramat seorang ibu. Bisa mendatangkan kesuksesan bagi anaknya yang berbakti dan bisa juga membawa laknat kepada anaknya yang durhaka. Semoga kisah ini menambah motivasi kita untuk berbakti kepada kedua orangtua.

Referensi:
Syekh Abi Abdillah Muhammad bin Ali bin Husain Al-Hakim, at-Turmudzi, Khatamul Auliya, Tahqiq: Syekh Utsman Ismail Yahya, (Maktabah Al-Katsulukiyah Beirut) Hal 10-11

Baca Juga: Cara Berbakti kepada Orangtua yang Sudah Wafat
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1417 seconds (0.1#10.140)