Surat Yasin Ayat 74-75: Kaum Musyrik dan Ketika Berhala Jadi Bahan Bakar Neraka
loading...
A
A
A
Kata muhdharuun, menurut Quraish dapat juga berarti dihadirkan di tempat mereka, yakni bahwa berhala-berhala itu tidak jauh dari tempat mereka, bahkan selalu hadir bersama kaum musyrik. Meski demikian, berhala-berhala ini tidak dapat membantu atau membela orang musyrik. Artinya bila dalam keadaan dekat dan hadir pun berhala-berhala itu tidak dapat membela dan membantu apa-apa, apalagi kalau jauh.
Adapun menurut Nawawi al-Bantani , mereka menyembah selain Allah sebab berkeyakinan bahwa sesembahan tersebut akan mampu menolong mereka dari azab Allah SWT. Keyakinan ini diberitakan pula dalam QS. Yunus : 18 berikut:
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).
Perbuatan Bodoh
Menurut Hamka , tanpa penegasan Allah pada QS Yasin ayat 75 itu pun, akal cerdas manusia sebenarnya akan membenarkan pernyataan bahwa tuhan yang dibuat dan dikhayalkan manusia tidak akan sanggup menolongnya sedikitpun. Sebuah perbuatan bodoh atau jahiliyah manakala seseorang meminta tolong kepada buah hasil tangannya sendiri.
Terkait dengan yang dimaksud “tentara yang dihadirkan” pada ujung ayat ke-75 itu ulama berbeda pendapat. Apakah ungkapan itu merujuk kepada berhala ataukah para penyembahnya.
Menurut Quraish Shihab, ungkapan tersebut merujuk kepada para penyembah yang menjadi seperti tentara bagi sesembahannya. Mereka senantiasa menemani, memberikan persembahan dan melindungi berhala yang mereka anggap sebagai tuhan dari berbagai ancaman.
Dapat pula dipahami bahwa sesembahan itu disiapkan sebagai tentara untuk menjaga penyembahnya. Adapun menurut Wahbah Az-Zuhaili, berhala itu akan dihadirkan untuk membantu mengazab penyembahnya di hari kiamat, karena kelak berhala merupakan salah satu bahan bakar api neraka.
Pendapat lain mengatakan, kelak setiap kaum akan didatangkan apa yang mereka sembah selain Allah ketika di dunia. Mereka diperintahkan mengikuti sesembahan ini menuju neraka sebagaimana layaknya sebuah rombongan tentara.
Al-Qurtubi dalam tafsirnya mengutip potongan awal dari sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan at-Timidzi sebagai berikut:
عن أبي هريرة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال : يجمع الله الناس يوم القيامة في صعيد واحد ، ثم يطلع عليهم رب العالمين فيقول : ألا ليتبع كل إنسان ما كان يعبد . فيمثل لصاحب الصليب صليبه ، ولصاحب التصاوير تصاويره ، ولصاحب النار ناره ، فيتبعون ما كانوا يعبدون ويبقى المسلمون
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat di satu tanah lapang, kemudian Ia mendatangi mereka dan berfirman; ‘Ingat, setiap manusia mengikuti apa yang pernah disembahnya.’ Lalu penyembah salib diperlihatkan penjelmaan salibnya, penyembah patung diperlihatkan penjelmaan patungnya dan penyembah api diperlihatkan penjelmaan apinya lalu mereka mereka mengikuti yang pernah mereka sembah. Semntara kaum muslimin tetap tinggal.” (HR At-Tirmidzi No. 2480)
Adapun menurut Nawawi al-Bantani , mereka menyembah selain Allah sebab berkeyakinan bahwa sesembahan tersebut akan mampu menolong mereka dari azab Allah SWT. Keyakinan ini diberitakan pula dalam QS. Yunus : 18 berikut:
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan. Mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).
Perbuatan Bodoh
Menurut Hamka , tanpa penegasan Allah pada QS Yasin ayat 75 itu pun, akal cerdas manusia sebenarnya akan membenarkan pernyataan bahwa tuhan yang dibuat dan dikhayalkan manusia tidak akan sanggup menolongnya sedikitpun. Sebuah perbuatan bodoh atau jahiliyah manakala seseorang meminta tolong kepada buah hasil tangannya sendiri.
Terkait dengan yang dimaksud “tentara yang dihadirkan” pada ujung ayat ke-75 itu ulama berbeda pendapat. Apakah ungkapan itu merujuk kepada berhala ataukah para penyembahnya.
Menurut Quraish Shihab, ungkapan tersebut merujuk kepada para penyembah yang menjadi seperti tentara bagi sesembahannya. Mereka senantiasa menemani, memberikan persembahan dan melindungi berhala yang mereka anggap sebagai tuhan dari berbagai ancaman.
Dapat pula dipahami bahwa sesembahan itu disiapkan sebagai tentara untuk menjaga penyembahnya. Adapun menurut Wahbah Az-Zuhaili, berhala itu akan dihadirkan untuk membantu mengazab penyembahnya di hari kiamat, karena kelak berhala merupakan salah satu bahan bakar api neraka.
Pendapat lain mengatakan, kelak setiap kaum akan didatangkan apa yang mereka sembah selain Allah ketika di dunia. Mereka diperintahkan mengikuti sesembahan ini menuju neraka sebagaimana layaknya sebuah rombongan tentara.
Al-Qurtubi dalam tafsirnya mengutip potongan awal dari sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Muslim dan at-Timidzi sebagai berikut:
عن أبي هريرة أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال : يجمع الله الناس يوم القيامة في صعيد واحد ، ثم يطلع عليهم رب العالمين فيقول : ألا ليتبع كل إنسان ما كان يعبد . فيمثل لصاحب الصليب صليبه ، ولصاحب التصاوير تصاويره ، ولصاحب النار ناره ، فيتبعون ما كانوا يعبدون ويبقى المسلمون
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah mengumpulkan manusia pada hari kiamat di satu tanah lapang, kemudian Ia mendatangi mereka dan berfirman; ‘Ingat, setiap manusia mengikuti apa yang pernah disembahnya.’ Lalu penyembah salib diperlihatkan penjelmaan salibnya, penyembah patung diperlihatkan penjelmaan patungnya dan penyembah api diperlihatkan penjelmaan apinya lalu mereka mereka mengikuti yang pernah mereka sembah. Semntara kaum muslimin tetap tinggal.” (HR At-Tirmidzi No. 2480)
(mhy)