Pra-Islam, Kisah Abu Bakar Menghindar dari Tradisi Jahiliyah dan Condong ke Agama Ibrahim

Rabu, 09 Februari 2022 - 12:34 WIB
loading...
Pra-Islam, Kisah Abu Bakar Menghindar dari Tradisi Jahiliyah dan Condong ke Agama Ibrahim
Ilustrasi Abu Bakar. Sejak pra-Islam Abu Bakar tidak menyembah berhala dan minum anggur. (Ilustrasi : Ist/mhy)
A A A
Pada zaman jahiliyah atau era pra-Islam, Abu Bakar Ash-Shiddiq sudah menjauh dari tradisi dan adat istiadat Jahiliyah. Beliau misalnya, menolak menyembah berhala dan minum anggur. Abu Bakar berguru dengan tiga orang suci tentang agama Ibrahim.



Dr Ali Muhammad Muhammad As-Sallaabee dalam bukunya berjudul "The Biography of Abu Bakar As-Siddeeq" (2007) menjelaskan Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir pada 632 M. Nama kecil beliau Abdullah bin Abu Quhafah dan dalam kesehariannya biasa dipanggil dengan sebutan Atiq. Beliau putra dari pasangan suami-istri Abu Quhafah dan Ummu Al-Khair.

Abu Quhafah bukanlah nama aslinya, melainkan julukan saja (kunyah), nama aslinya adalah Utsman bin Amir bin Amr. Begitu pula dengan Ummu al-Khair, nama aslinya adalah Salmah binti Sakhar bin Amr bin Kaab bin Saad bin Tim.

Pasangan ini berasal dari golongan bangsawan Quraish, dari Kabilah Taim bin Murrah bin Kaab. Bani Taim, dari semenjak sebelum masa Hasyim bin Abdu Manaf (leluhur Rasulullah), di lingkungan masyarakat Quraish telah dipercaya sebagai pengelola masalah diyat (tebusan darah) dan segala macam tebusan ganti rugi lainnya.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Abu Bakar As-Siddiq: Sebuah Biografi", diterjemahkan dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia oleh Ali Audah menjelaskan sumber-sumber sejarah menyebutkan bahwa Bani Taim terkenal dengan sifat-sifatnya yang terpuji, yaitu pemberani, pemurah, ksatria, suka menolong, dan gemar melindungi tetangga.

Ummu al-Khair, setiap kali memiliki anak laki-laki, selalu diberi cobaan dengan meninggalnya mereka. Hingga pada suatu waktu dia memiliki anak laki-laki lagi.

Tidak ingin terulang, dia membawa bayinya ke hadapan Kakbah dan berdoa, “Ya Allah, jika yang satu ini terbebas (atiq) dari kematian, maka berikanlah dia kepadaku.”

Anak inilah yang di kemudian hari lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Demikian diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dari jalur Musa bin Talhah bin Ubaidillah, dikutip oleh Jalal ad-Din as-Suyuti, "Tarikh al-Khulafa".

Haekal mengatakan permintaannya kemudian dikabulkan oleh Allah SWT, anak tersebut kemudian diberi nama Abdul Kakbah.

Beberapa sumber lain menyebutkan namanya Abdullah, namun sejarawan menjelaskan nama Abdullah baru muncul setelah dia masuk Islam dan Rasulullah memberinya nama Abdullah. Meski demikian, banyak sumber sejarah lain yang menyebutkan, bahwa dalam kesehariannya dia lebih sering dipanggil dengan nama Atiq. Setidaknya itu juga yang dikatakan Jalal ad-Din as-Suyuti.



Para sejarawan sepakat bahwa Abu Bakar dilahirkan setelah Tahun Gajah – tahun ketika Abrahah melakukan perjalanan menuju Mekkah dengan pasukannya. Maknanya, Abu Bakar sedikit lebih muda dari Nabi Muhammad SAW .

Hanya saja, soal tanggal pasti lahirnya Abu Bakar para sejarawan berbeda pendapat. Ibnu Katsir sebagaimana dikutip Jalal ad-Din as-Suyuti meriwayatkan:

Yazid ibn al-Asamm berkata, bahwa Nabi berkata kepada Abu Bakar, “Apakah aku yang lebih tua atau engkau?”

Dan dia berkata, “Engkau lebih tua dariku, tetapi aku (hanya) memiliki beberapa tahun yang lebih (muda) darimu.”

Dilahirkan dan dibesarkan di dalam sebuah keluarga dari garis keturunan bangsawan, Abu Bakar diberkahi dengan pendidikan yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Dan sedari usia muda, dia telah mendapatkan kedudukan yang terhormat di tengah-tengah masyarakat.

Adapun penampilan fisiknya, Dr. Ali Muhammad Muhammad As-Sallaabee menggambarkan dia berkulit putih dan kurus.

Beberapa sejarawan memiliki riwayat terkait yang menyatakan bahwa warna putih kulitnya bercampur dengan warna kuning. Punggungnya condong ke depan pada tingkat tertentu. Wajahnya kurus, dan karena dahinya agak menonjol, maka itu membuat rongga matanya tampak sangat dalam di wajahnya. Dan meskipun betisnya kurus, kakinya berotot.

Sementara itu, Aisyah RA, putri Abu Bakar kelak, pernah menggambarkan bahwa perawakan ayahnya adalah kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3364 seconds (0.1#10.140)