Kisah Dzil Bijadain: Pengantin Baru yang Syahid dalam Perang Khaibar

Selasa, 29 Maret 2022 - 16:15 WIB
loading...
Kisah Dzil Bijadain: Pengantin Baru yang Syahid dalam Perang Khaibar
Abdullah syahid dalam perang Khaibar, belum lama setelah ia menikah. Foto/ilstrasu: Ist
A A A
Sahabat Nabi Muhammad SAW ini bernama Abdullah, dan dia berjuluk Dzil Bijadain. Sejarah masuk Islamnya sangat menyentuh. Ia syahid dalam perang Khaibar tak lama setelah menikah. Rasulullah SAW ikut menggali kuburnya.



Muhammad bin Hamid Abdul Wahab dalam buku berjudul "99 Kisah Orang Shalih" mengutip Ibnu Ka’ab al-Qurthubi berkata, sesungguhnya Abdullah yang dijuluki Dzil Bijadain merupakan orang terpandang di kalangan kabilahnya. Hanya saja hatinya telah tertambat dengan Rasulullah dan lebih mencintai keimanan. Kemudian ia berencana pergi menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Hanya saja, keluarga besar Abdullah tidak menghendaki itu terjadi. Ibu Abdullah pergi menuju pimpinan kabilah dan berkata, ‘Sesungguhnya Abdullah telah pergi menemui Muhammad, susullah ia dan bawalah pulang. Ambil pakaian-pakaiannya, karena ia sangat pemalu. Jika kalian berhasil mengambil pakaiannya tentu ia tidak akan meneruskan keinginannya.’

Kemudian mereka mengambil pakaiannya dan membiarkannya telanjang. Ia tinggal di dalam rumah tanpa mau makan ataupun minum sebelum ia bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ketika Ibu Abdullah mengetahui anaknya mogok makan, dia kembali mendatangi kaumnya dan memberitahukan bahwa Abdullah bersumpah untuk melakukan mogok makan dan minum sebelum bertemu Muhammad. Ibunya berkata, ‘Tolong kembalikan pakaian Abdullah karena takut dia mati.’

Mereka enggan memberikan pakaian itu. Maka ibu Abdullah mengambil satu lembar kain kotak-kotak kasar dan dipotong menjadi dua lembar. Salah satu lembar diberikan agar dipakai sebagai sarung dan satu lembar lagi untuk penutup kepala. Sang Ibu berkata, ‘Sekarang pergilah!’



Kemudian Abdullah pergi, menempuh perjalanan dengan mendaki dan menuruni lembah, sehingga tiba di kota Medinah.

Di kota ini ia belajar al-Qur’an dan memperdalam agama. Dia dan para sahabat sering pergi dan istirahat di sebuah rumah milik seorang wanita Anshar yang biasa menyediakan makanan dan kebutuhan para sahabat.

Suatu hari, ada seorang sahabat berkata kepada Abdullah, “Bagaimana pendapatmu sekiranya engkau menikah dengan wanita itu?”

Kemudian ada sahabat yang memberitahukan kepada wanita itu. Serta merta wanita itu berkata, ‘Mengapa kamu tidak meninggalkan kebiasaanmu menyebut-nyebut namaku, hentikan kebiasaan itu atau jangan lagi kalian datang untuk beristirahat di rumahku!’

Kejadian ini disampaikan kepada Abu Bakar Rhadiyallahu ‘anhu. Kemudian Abu Bakar mendatangi wanita itu dan berkata, ‘Wahai Fulanah, telah sampai kepadaku berita bahwa Abdullah meminangmu, maka terimalah pinangannya. Sesungguhnya ia seorang pemuda yang terpandang di kalangan kaumnya, dia pandai membaca al Qur’an dan mempunyai pengetahuan agama yang luas.’



Umar bin Khattab Rhadiyallahu ‘anhu juga datang ke rumah wanita Anshar itu dan menyampaikan hal serupa. Berita ini pun akhirnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Adalah Abdullah, apabila matahari telah terbit ia biasa mengerjakan sholat sunnah sesuai dengan kemampuannya. Kemudian menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengucapkan salam kepada beliau kemudian pergi.

Pada suatu hari, setelah Abdullah sholat kemudian menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Nabi bertanya, “Wahai Abdullah bukankah telah sampai kepadaku berita bahwa engkau menyebut Fulanah?”

Abdullah menjawab, “Ya.”

Nabi bersabda, “Aku telah menikahkanmu dengannya.”

Mendengar sabda Nabi demikian itu, Abdullah kemudian mendatangi para sahabatnya dan berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah menikahkan aku dengan wanita Anshar itu.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2934 seconds (0.1#10.140)