Kumpulan Hadis Seputar Bulan Ramadhan (4)

Sabtu, 25 April 2020 - 08:30 WIB
loading...
Kumpulan Hadis Seputar Bulan Ramadhan (4)
Beruntunglah mereka yang menjalankan puasa Ramadhan didasari iman dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah). Foto/Dok SINDOnews
A A A
Hari ini merupakan hari kedua bagi umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Untuk menambah pengetahuan dan ilmu tentang puasa, berikut kumpulan hadis Nabi seputar Ramadhan.

Semoga bermanfaat dan bisa menyemangati kita menghidupkan bulan suci Ramadhan. [Baca Juga: Kumpulan Hadis Seputar Bulan Ramadhan (1)]

19. Iktikaf di 10 Hari Terakhir Ramadhan.
Dari 'Aisyah radiallahu 'anha:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

"Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beriktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan Allah, kemudian istri-istrinya pun Iktikaf setelah itu". (HR. Bukhari No. 2026, Muslim No. 1171, Abu Daud No. 2462. Ahmad No. 24613, dan lainnya)

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Iktikaf di setiap Ramadhan 10 hari, tatkala pada tahun beliau wafat, beliau iktikaf 20 hari. (HR. Bukhari No. 694, Ahmad No. 8662, Ibnu Hibban No. 2228, Al Baghawi No. 839, Abu Ya’la No. 5843, Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan, 2/53)

20. Tarawihnya Rasulullah SAW.
Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, bahwa Rasulullah SAW salat di masjid, lalu manusia mengikutinya, keesokannya salat lagi dan manusia semakin banyak. Lalu pada malam ketiga atau keempat mereka berkumpul, namun Rasulullah SAW tidak keluar bersama mereka, ketika pagi hari beliau bersabda:

قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ

"Aku melihat apa yang kalian lakukan, dan tidak ada yang mencegahku keluar menuju kalian melainkan aku khawatir hal itu kalian anggap kewajiban." Itu terjadi pada bulan Ramadhan. (HR. Al-Bukhari No. 1129, Muslim No. 761)

21. Salat Malam Rasulullah di Bulan Ramadhan.
Dari 'Aisyah radhiallahu 'anha, dia berkata:

مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَة

"Bahwa Rasulullah tidak pernah menambah lebih dari sebelas rakaat salat malam, baik pada bulan Ramadhan atau selainnya." (HR. Bukhari No. 2013, 3569, Muslim No. 738)

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhu, dia berkata:

جاء أبي بن كعب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله ، إن كان مني الليلة شيء يعني في رمضان ، قال : « وما ذاك يا أبي ؟ » ، قال : نسوة في داري ، قلن : إنا لا نقرأ القرآن فنصلي بصلاتك ، قال : فصليت بهن ثمان ركعات ، ثم أوترت ، قال : فكان شبه الرضا ولم يقل شيئا

Ubay bin Ka'ab datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah, semalam ada peristiwa pada diri saya (yaitu pada bulan Ramadhan).” Rasulullah bertanya: "Kejadian apa itu Ubay?", Ubay menjawab: "Ada beberapa wanita di rumahku, mereka berkata: "Kami tidak membaca Al-Qur'an, maka kami akan salat bersamamu." Lalu Ubay berkata: "Lalu aku salat bersama mereka sebanyak delapan rakaat, lalu aku witir," Lalu Ubay berkata: "Nampaknya Nabi ridha dan dia tidak mengatakan apa-apa." (HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya No. 1801. Ibnu Hibban No. 2550, Imam Al Haitsami mengatakan: sanadnya hasan. Lihat Majma’ az Zawaid, Juz. 2, Hal. 74)

22. Tarawih pada Masa Sahabat, 20 rakaat dan Witir 3 Rakaat.

Pada masa sahabat, khususnya sejak masa khalifah Umar bin Khathab RA dan seterusnya, manusia saat itu melaksanakan salat tarawih 20 rakaat.

وصح أن الناس كانوا يصلون على عهد عمر وعثمان وعلي عشرين ركعة، وهو رأي جمهور الفقهاء من الحنفية والحنابلة وداود، قال الترمذي: وأكثر أهل العلم على ما روي عن عمر وعلي وغيرهما من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم عشرين ركعة، وهو قول الثوري وابن المبارك والشافعي، وقال: هكذا أدركت الناس بمكة يصلون عشرين ركعة

"Dan telah sahih, bahwa manusia salat pada masa Umar, Utsman, dan Ali sebanyak 20 rakaat, dan itulah pendapat jumhur (mayoritas) ahli fiqih dari kalangan Hanafi, Hambali, dan Daud. Berkata At Tirmidzi: ‘Kebanyakan ulama berpendapat seperti yang diriwayatkan dari Umar dan Ali, dan selain keduanya dari kalangan sahabat nabi yakni sebanyak 20 rakaat. Itulah pendapat Ats Tsauri, Ibnul Mubarak. Berkata Asy Syafi’i: "Demikianlah, aku melihat manusia di Mekkah mereka shalat 20 rakaat." (Syeikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, 1/206

Imam Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan:

وَعَنْ يَزِيد بْن رُومَانَ قَالَ ” كَانَ النَّاس يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَر بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ ” وَرَوَى مُحَمَّد بْن نَصْر مِنْ طَرِيق عَطَاء قَالَ ” أَدْرَكْتهمْ فِي رَمَضَان يُصَلُّونَ عِشْرِينَ رَكْعَة وَثَلَاثَ رَكَعَاتِ الْوِتْر ”

"Dari Yazid bin Ruman, dia berkata: "Dahulu manusia pada zaman Umar melakukan 23 rakaat.” Dan Muhammad bin Nashr meriwayatkan dari Atha', dia berkata: "Aku berjumpa dengan mereka pada bulan Ramadhan, mereka salat 20 rakaat dan tiga rakaat witir." (Fathul Bari, 4/253)

Beliau melanjutkan:

وَرَوَى مُحَمَّد اِبْن نَصْر مِنْ طَرِيق دَاوُدَ بْن قَيْس قَالَ ” أَدْرَكْت النَّاس فِي إِمَارَة أَبَانَ بْن عُثْمَان وَعُمْر بْن عَبْد الْعَزِيز – يَعْنِي بِالْمَدِينَةِ – يَقُومُونَ بِسِتٍّ وَثَلَاثِينَ رَكْعَةً وَيُوتِرُونَ بِثَلَاثٍ ” وَقَالَ مَالِك هُوَ الْأَمْرُ الْقَدِيمُ عِنْدَنَا . وَعَنْ الزَّعْفَرَانِيِّ عَنْ الشَّافِعِيِّ ” رَأَيْت النَّاس يَقُومُونَ بِالْمَدِينَةِ بِتِسْعٍ وَثَلَاثِينَ وَبِمَكَّة بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ ، وَلَيْسَ فِي شَيْء مِنْ ذَلِكَ ضِيقٌ ”

Muhammad bin Nashr meriwayatkan dari jalur Daud bin Qais, dia berkata: "Aku menjumpai manusia pada masa pemerintahan Aban bin Utsman dan Umar bin Abdul Aziz –yakni di Madinah- mereka salat 39 rakaat dan ditambah witir tiga rakaat." Imam Malik berkata, "Menurut saya itu adalah perkara yang sudah lama." Dari Az Za’farani, dari Asy Syafi’i: "Aku melihat manusia salat di Madinah 39 rakaat, dan 23 rakaat di Mekkah, dan ini adalah masalah yang lapang." (Ibid)

23. Orang yang Puasanya Sia-sia.
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ

"Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja". (HR. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No. 1690, Ad Darimi No. 2720)

Syeikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan: Hasan. (Ta’liq Musnad Ahmad No. 9685), Syeikh Husein Salim Asad mengatakan: Hadis ini shahih. (Sunan Ad Darimi No. 2720. Cet. 1, 1407H. Darul Kitab Al ‘Arabi, Beirut)

24. Mencium Istri Jika Mampu Menahan Diri.
Diriwayatkan dari Umar radhilallahu 'anhu:

عنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ هَشَشْتُ يَوْمًا فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ صَنَعْتُ الْيَوْمَ أَمْرًا عَظِيمًا فَقَبَّلْتُ وَأَنَا صَائِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَأَيْتَ لَوْ تَمَضْمَضْتَ بِمَاءٍ وَأَنْتَ صَائِمٌ قُلْتُ لَا بَأْسَ بِذَلِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفِيمَ

"Suatu hari bangkitlah syahwat saya, lalu saya mencium istri, saat itu saya sedang puasa. Maka saya datang kepada Rasulullah SAW, saya berkata: "Hari ini, Aku telah melakukan hal yang besar, aku mencium istri padahal sedang puasa." Rasulullah SAW bersabda: "Apa pendapatmu jika kamu bekumur-kumur dengan air dan kamu sedang berpuasa?", Saya (Umar) menjawab: "Tidak mengapa." Maka Rasulullah bersabda: “Lalu, kenapa masih ditanya?" (HR. Ahmad, No. 138, 372. Al Hakim, Al Mustadrak No. 1572, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra No. 7808, 8044. Ibnu Khuzaimah No. 1999)

Hadis ini dishahihkan oleh Imam Al Hakim. (Al Mustadrak ‘Alash Shahihain No. 1572). Syeikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan: isnadnya shahih sesuai syarat Imam Muslim. (Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 138). Syaikh Al A’zhami (Tahqiq Shahih Ibnu Khuzaimah No. 1999)

Hadis di atas menerangkan bahwa mencium isteri dan berkumur-kumur hukumnya boleh, kecuali berlebihan hingga bersyahwat, apalagi mengeluarkan air mani.

Dari Abu Salamah, bahwa 'Aisyah RA berkata:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقبل بعض نسائه وهو صائم. قلت لعائشة: في الفريضة والتطوع؟ قالت عائشة: في كل ذلك، في الفريضة والتطوع

"Rasulullah SAW mencium sebagian istrinya dan dia sedang puasa dan aku juga berpuasa." Aku (Abu Salamah) berkata kepada 'Aisyah: "Apakah pada puasa wajib atau sunnah?" Beliau menjawab: "Pada semuanya, baik puasa wajib dan sunah." (HR. Ibnu Hibban No. 3545). [Baca Juga: Kumpulan Hadis Seputar Bulan Ramadhan (3)]

(bersambung)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1266 seconds (0.1#10.140)