Rahasia Doa dan Ijabah, Hendaknya Ridha dengan Ketetapan Allah

Minggu, 10 Juli 2022 - 12:15 WIB
loading...
Rahasia Doa dan Ijabah, Hendaknya Ridha dengan Ketetapan Allah
Tanda seorang mukmin sejati adalah lebih yakin dengan apa yang di tangan Allah daripada apa yang diusahakan tangannya sendiri. Foto/SINDOnews
A A A
Kebanyakan manusia ingin doanya cepat dikabulkan. Tak sedikit juga yang berputus asa ketika keinginannya tidak terwujud. Ia lupa bahwa Allah-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.

Sebuah nasihat tentang rahasia doa dan ijabah dikemukakan Syaikh Ibnu Atha'illah (wafat 1309 M) dalam Kitab Al-Hikam. Doa adalah sebuah intisari ibadah. Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan kita untuk berdoa kepada-Nya-dan Dia Maha memperkenankan doa.

Hanya saja manusia tidak sabar bahkan sering tergesa-gesa dalam berdoa. Syaikh Ibnu Athaillah menerangkan:

لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ؛ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ

Artinya: "Janganlah karena keterlambatan datangnya pemberian-Nya kepadamu, saat engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa. Sebab Dia telah menjamin bagimu suatu ijabah (pengabulan doa) dalam apa-apa yang Dia pilihkan bagimu, bukan dalam apa-apa yang engkau pilih untuk dirimu; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki."

Tanda seorang mukmin sejati adalah lebih yakin dengan apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang dapat diusahakan oleh tangannya sendiri. Ketika doa yang kita panjatkan seolah tidak mendapat pengabulan dari Allah Ta'ala, di situ terdapat ruang pengetahuan yang kosong yang harus kita cari dan isi.

Manusia kerap terjebak oleh ketidak-sabaran tentang dirinya sendiri. Seperti ketika seorang sahabat meminta kepada Rasulullah SAW agar berjodoh dengan seorang perempuan. Maka jawaban Rasulullah SAW: "Sekalipun dirinya dan seluruh Malaikat memanjatkan doa, bila itu bukan haknya dan tidak tertulis di Lauh Mahfudz pasti tidak akan terlaksana."

Keinginannya untuk memiliki jodoh adalah sebuah isyarat akan objek yang telah Allah sediakan, tetapi keinginannya akan perempuan tertentu adalah karena syahwat dan wahamnya yang masih belum surut.

Doa membutuhkan pengenalan (makrifah) akan Allah dan dirinya sendiri. Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi makhluk-Nya, lebih dari seorang ibu mengetahui kebutuhan bayinya.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an : "Bisa jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah 216)

Syaikh Abul Hasan asy-Syadzily ketika mengartikan ayat ini: ''Sungguh telah diterima doamu berdua (Musa dan Harun alaihissalam) yaitu tentang kebinasaan Fir'aun dan tentaranya, maka hendaklah kamu berdua tetap istiqamah (sabar dalam melanjutkan perjuangan dan terus berdoa), dan jangan mengikuti jejak orang-orang yang tidak mengerti (kekuasaan dan kebijaksanaan Allah)." (QS. Yunus Ayat 89)

Maka kebinasaan Fir'aun merupakan wujud diterimanya doa Nabi Musa dan Harun sesudah 40 tahun lamanya. Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Pasti akan dikabulkan doamu selama tidak terburu-buru serta mengatakan 'aku telah berdoa dan tidak diterima'."

Kisah Hikmah
Syaikh Abu Abbas Al-Mursi ketika sakit, seseorang datang membesuknya dan berkata: Semoga Alloh menyembuhkanmu (Afakallohu). Abu Abbas terdiam dan tidak menjawab. Kemudian orang itu berkata lagi: "Allohu Yu'aafika". Maka Abu Abbas menjawab: "Apakah kamu mengira aku tidak memohon kesehatan kepada Allah? Sungguh aku telah memohon kesehatan dan penderitaanku ini termasuk kesehatan, ketahuilah Rasulullah memohon kesehatan dan beliau berkata: "Selalu bekas makanan khaibar itu terasa olehku, dan kini masa putusnya urat jantungku.''

Abu Bakar as-Siddiq radhiyallahu 'anhu memohon kesehatan kemudian jatuh sakit dan wafat karena terkena racun. Umar bin Khottab memohon kesehatan dan wafat dalam keadaan terbunuh. Usman bin Affan memohon kesehatan dan juga wafat dalam keadaan terbunuh. Ali bin Abi Thalib memohon kesehatan dan juga wafat dalam keadaan terbunuh.

Maka bila engkau memohon kesehatan kepada Allah, mohonlah menurut apa yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Maka sebaik-baik seorang hamba ialah menyerahkan segala sesuatunya menurut kehendak-Nya dan meyakini apa yang diberikan Allah, itulah yang terbaik walaupun tidak sejalan dengan nafsu syahwatnya.

Salah satu penyebab doa diterima Allah ialah karena keadaan terpaksa atau kesulitan. Allah berfirman: "Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo'a kepada-Nya..." (QS. an-Naml 62).

Keadaan terpaksa atau kesulitan itu, apabila merasa tidak ada sesuatu yang diharapkan selain semata-mata karunia Allah Ta'ala. Tidak ada lagi yang dapat membantu kecuali Allah 'Azza wa Jalla.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)