Kisah Penipu Ulung Diampuni Allah Berkat Kesaksian 2 Orang
loading...
A
A
A
Berikut kisah seorang penipu ulung yang mendapat ampunan Allah karena pujian dua orang kepadanya. Kisah ini tergolong unik namun sarat pelajaran berharga.
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam kitabnya Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah menceritakan, dahulu ada seorang laki-laki yang berprofesi sebagai penipu ulung hingga orang-orang menjuluki dan memanggilnya dengan "Fulan at-Thorror" (Fulan tukang tipu).
Suatu hari Thorror masuk ke pasar dan mencari target yang akan menjadi korban penipuannya. Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang laki-laki desa. Si Thorror pura-pura menyapanya dengan Salam dan berjabat tangan dengannya.
"Kamu adalah teman dekat ayahku. Aku ingin mentraktirmu hari ini," kata Si Thorror. "Aku tidak mengenalmu dan juga tidak mengenal ayahmu," jawab si laki-laki itu.
"Kamu itu sebenarnya teman ayahku. Barang kali kamu lupa tetapi aku tidak lupa. Aku ingin mentraktirmu hari ini karena Allah Ta'ala," kata si Thorror.
Kemudian Thorror masuk ke warung makan sambil mengajak laki-laki dari desa itu. Si Thorror membeli kepala kambing, roti dan makanan lainnya. Adat yang berlaku di daerah itu adalah seorang pembeli akan membayar setelah selesai makan. Ketika Si Thorror selesai menyantap makanannya dan hanya tersisa satu suap atau dua suap, ia pun keluar dari warung dengan alasan ingin buang air.
Ketika laki-laki yang ditraktir ingin keluar dari warung, tiba-tiba penjual makanan meminta bayaran. "Bayar dulu! Jangan pergi!" kata si penjual.
"Saya ditraktir orang tadi, Pak," jawab si laki-laki.
"Aku tidak mau tahu siapa yang mentraktir dan siapa yang ditraktir. Pokoknya makanan yang kalian beli harus dibayar!" jawab pemilik warung.
Selama masa hidupnya, Si Thorror selalu melakukan penipuan. Suatu ketika, si Thorror sakit di saat menjelang kematiannya.
Ia menyewa dua orang laki-laki. Masing- masing dari mereka disewa dengan bayaran 1 Dinar. Si Thorror pun memberi mereka 2 Dinar dan berkata: "Nanti kalau aku telah mati, ketika kalian mengiring jenazahku, katakan kalau aku ini adalah orang yang salih dan baik. Jangan berhenti mengatakan itu hingga aku selesai dikubur!"
Ketika Si Thorror benar-benar telah meninggal dunia, dua laki-laki yang disewa itu menggiring jenazahnya dan berkata: "Sebaik-baik orang adalah orang ini (Si Thorror). Ia adalah orang yang salih dan baik." Kedua laki-laki itu tak henti-hentinya berkata demikian hingga orang-orang selesai mengubur jenazah Si Thorror dan pulang.
Kemudian dua Malaikat Munkar dan Nakir masuk ke dalam kuburan Si Thorror untuk memberi pertanyaan. Tiba-tiba terdengar seruan:
أتركا عبدي إنه عاش بالحيلة ومات بالحيلة
"Hai dua Malaikat! Tinggalkan hamba-Ku. Sesungguhnya hamba-Ku hidup dengan tipuan dan meninggal dengan tipuan pula!"
Akhirnya Si Thorror diampuni oleh Allah berkat kesaksian dua saksi meskipun keduanya disewa.
Dari kisah ini terdapat pelajaran berharga bahwa seorang hamba akan diampuni Allah sebab kesaksian dan pujian orang-orang kepadanya setelah kematian.
عن عامر بن ربيعة عن النبي عليه الصلاة والسلام أنه قال إذا مات العبد والله يعلم منه شرا وقال الناس خيرا يقول الله تعالى للملائكة اشهدوا قد قبلت شهادة عبادي على عبدي وغفرت لعبدي مع علمي به
Artinya: "Dari 'Amir bin Rabi'ah dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Apabila seorang hamba telah mati dan Allah Ta'ala mengetahui keburukannya namun orang-orang mengatakan baik, Allah akan berfirman kepada para Malaikat: Saksikanlah oleh kalian bahwa Aku benar-benar menerima kesaksian hamba-hamba-Ku dan mengampuni hamba-Ku dengan apa yang Aku ketahui."
Subhanallah, betapa besarnya kasih sayang Alah kepada hamba-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diampuni. Aamiin.
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam kitabnya Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah menceritakan, dahulu ada seorang laki-laki yang berprofesi sebagai penipu ulung hingga orang-orang menjuluki dan memanggilnya dengan "Fulan at-Thorror" (Fulan tukang tipu).
Suatu hari Thorror masuk ke pasar dan mencari target yang akan menjadi korban penipuannya. Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang laki-laki desa. Si Thorror pura-pura menyapanya dengan Salam dan berjabat tangan dengannya.
"Kamu adalah teman dekat ayahku. Aku ingin mentraktirmu hari ini," kata Si Thorror. "Aku tidak mengenalmu dan juga tidak mengenal ayahmu," jawab si laki-laki itu.
"Kamu itu sebenarnya teman ayahku. Barang kali kamu lupa tetapi aku tidak lupa. Aku ingin mentraktirmu hari ini karena Allah Ta'ala," kata si Thorror.
Kemudian Thorror masuk ke warung makan sambil mengajak laki-laki dari desa itu. Si Thorror membeli kepala kambing, roti dan makanan lainnya. Adat yang berlaku di daerah itu adalah seorang pembeli akan membayar setelah selesai makan. Ketika Si Thorror selesai menyantap makanannya dan hanya tersisa satu suap atau dua suap, ia pun keluar dari warung dengan alasan ingin buang air.
Ketika laki-laki yang ditraktir ingin keluar dari warung, tiba-tiba penjual makanan meminta bayaran. "Bayar dulu! Jangan pergi!" kata si penjual.
"Saya ditraktir orang tadi, Pak," jawab si laki-laki.
"Aku tidak mau tahu siapa yang mentraktir dan siapa yang ditraktir. Pokoknya makanan yang kalian beli harus dibayar!" jawab pemilik warung.
Selama masa hidupnya, Si Thorror selalu melakukan penipuan. Suatu ketika, si Thorror sakit di saat menjelang kematiannya.
Ia menyewa dua orang laki-laki. Masing- masing dari mereka disewa dengan bayaran 1 Dinar. Si Thorror pun memberi mereka 2 Dinar dan berkata: "Nanti kalau aku telah mati, ketika kalian mengiring jenazahku, katakan kalau aku ini adalah orang yang salih dan baik. Jangan berhenti mengatakan itu hingga aku selesai dikubur!"
Ketika Si Thorror benar-benar telah meninggal dunia, dua laki-laki yang disewa itu menggiring jenazahnya dan berkata: "Sebaik-baik orang adalah orang ini (Si Thorror). Ia adalah orang yang salih dan baik." Kedua laki-laki itu tak henti-hentinya berkata demikian hingga orang-orang selesai mengubur jenazah Si Thorror dan pulang.
Kemudian dua Malaikat Munkar dan Nakir masuk ke dalam kuburan Si Thorror untuk memberi pertanyaan. Tiba-tiba terdengar seruan:
أتركا عبدي إنه عاش بالحيلة ومات بالحيلة
"Hai dua Malaikat! Tinggalkan hamba-Ku. Sesungguhnya hamba-Ku hidup dengan tipuan dan meninggal dengan tipuan pula!"
Akhirnya Si Thorror diampuni oleh Allah berkat kesaksian dua saksi meskipun keduanya disewa.
Dari kisah ini terdapat pelajaran berharga bahwa seorang hamba akan diampuni Allah sebab kesaksian dan pujian orang-orang kepadanya setelah kematian.
عن عامر بن ربيعة عن النبي عليه الصلاة والسلام أنه قال إذا مات العبد والله يعلم منه شرا وقال الناس خيرا يقول الله تعالى للملائكة اشهدوا قد قبلت شهادة عبادي على عبدي وغفرت لعبدي مع علمي به
Artinya: "Dari 'Amir bin Rabi'ah dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Apabila seorang hamba telah mati dan Allah Ta'ala mengetahui keburukannya namun orang-orang mengatakan baik, Allah akan berfirman kepada para Malaikat: Saksikanlah oleh kalian bahwa Aku benar-benar menerima kesaksian hamba-hamba-Ku dan mengampuni hamba-Ku dengan apa yang Aku ketahui."
Subhanallah, betapa besarnya kasih sayang Alah kepada hamba-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang diampuni. Aamiin.
(rhs)