Kisah Ummu Haram, Muslimah Tangguh dalam Mimpi Rasulullah SAW
loading...
A
A
A
Dia adalah Ummu Haram binti Malhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin Najar Al-Anshariyah An-Najariyah Al-Madiniyah. Perempuan tangguh ini anggota pasukan angkatan laut sahabat Nabi Muhammad SAW yang nasibnya sudah diketahui Rasulullah SAW melalui mimpinya.
Kisah berikut berdasar hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab "Mohon Izin" dan diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab "Kepemimpinan".
Anas bin Malik berkisah bahwa Rasulullah SAW setiap pergi ke Quba' selalu mampir di rumah Ummu Haram binti Milhan. Ummu Haram pun menjamu Rasulullah SAW.
Pada suatu hari Rasulullah SAW mampir ke rumah Ummu Haram, dan Ummu Haram pun menjamu beliau. Beliau tidur di sana. Kemudian ketika bangun, beliau tersenyum.
"Apa yang membuatmu tersenyum, wahai Rasulullah?" tanya Ummu Haram.
"Beberapa orang dan umatku diperlihatkan kepadaku sedang berperang di jalan Allah. Mereka mengarungi lautan ini bagaikan raja-raja di atas singgasananya ..." jawab Rasulullah SAW.
Ummu Haram berkata: "(Ya Rasulullah), doakanlah kepada Allah supaya Allah menjadikan aku di antara mereka."
Lalu beliau mendoakannya. Kemudian beliau menyandarkan kepalanya, dan tertidur kembali. Ketika bangun beliau kembali tersenyum.
Ummu Haram bertanya kembali. "Apa yang membuatmu tersenyum, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Beberapa orang dari umatku diperlihatkan kepadaku sedang berperang di jalan Allah. Pasukan pertama dari umatku yang menggempur kota Kaisar, semoga Allah mengampuni mereka."
"(Ya Rasulullah), doakanlah kepada Allah supaya Dia jadikan aku di antara mereka," pinta Ummu Haram.
Nabi SAW menjawab, "Kamu termasuk di antara para pendahulunya." (HR Bukhari dan Muslim)
Menjadi Kenyataan
Peristiwa yang diceritakan Nabi Muhammad SAW menjadi kenyataan pada 28 H atau 649 M. ketika itu, Ummu Haram bersama suaminya turut dalam sebuah pasukan laut kaum Muslimin. Khalifah Utsman bin Affan mengutus Muawiyah untuk memperluas wilayah ke Qabarsha.
Ummu Haram dan suaminya ikut dalam rombongan perang. Ketika mereka pulang, seekor bighal yang dipersiapkan untuknya tiba-tiba menyerang. Ummu Haram terjatuh dan meninggal. Ia meninggal di lokasi yang sama, Pulau Cyprus, dan dimakamkan di sana.
Belakangan, kerajaan Turki Utsmani menghormati makam Ummu Haram dengan membangun sebuah masjid di sebelahnya. Kompleks makam ini dikenal dengan nama Hala Sultan Tekke.
Tekke bermakna biara atau tempat ibadah. Dalam konteks Islam, istilah ini identik dengan masjid atau makam. Hala Sultan berarti bibi dari seorang pemimpin atau sultan. Ini konon mengacu pada Rasulullah SAW, walaupun makna kata "bibi" bersifat majas dan tidak menyebabkan mahram.
Ummu Haram termasuk perempuan yang mulia dalam Islam. Ia berbaiat kepada Nabi SAW dan dekat dengan Nabi SAW. Ia pun terkenal sebagai perawi hadis karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW. Ummu Haram juga meriwayatkan hadis dari keponakannya, Anas bin Malik.
Para sahabat dan tabiin terkenal meriwayatkan hadis dari dia. Imam Bukhari meriwayatkan tiga hadis dari jalur Ummu Haram; Imam Abu Dawud dan Imam Ahmad masing-masing dua hadis; Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Majah masing-masing satu hadis.
Kisah berikut berdasar hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab "Mohon Izin" dan diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab "Kepemimpinan".
Anas bin Malik berkisah bahwa Rasulullah SAW setiap pergi ke Quba' selalu mampir di rumah Ummu Haram binti Milhan. Ummu Haram pun menjamu Rasulullah SAW.
Pada suatu hari Rasulullah SAW mampir ke rumah Ummu Haram, dan Ummu Haram pun menjamu beliau. Beliau tidur di sana. Kemudian ketika bangun, beliau tersenyum.
"Apa yang membuatmu tersenyum, wahai Rasulullah?" tanya Ummu Haram.
"Beberapa orang dan umatku diperlihatkan kepadaku sedang berperang di jalan Allah. Mereka mengarungi lautan ini bagaikan raja-raja di atas singgasananya ..." jawab Rasulullah SAW.
Ummu Haram berkata: "(Ya Rasulullah), doakanlah kepada Allah supaya Allah menjadikan aku di antara mereka."
Lalu beliau mendoakannya. Kemudian beliau menyandarkan kepalanya, dan tertidur kembali. Ketika bangun beliau kembali tersenyum.
Ummu Haram bertanya kembali. "Apa yang membuatmu tersenyum, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Beberapa orang dari umatku diperlihatkan kepadaku sedang berperang di jalan Allah. Pasukan pertama dari umatku yang menggempur kota Kaisar, semoga Allah mengampuni mereka."
"(Ya Rasulullah), doakanlah kepada Allah supaya Dia jadikan aku di antara mereka," pinta Ummu Haram.
Nabi SAW menjawab, "Kamu termasuk di antara para pendahulunya." (HR Bukhari dan Muslim)
Menjadi Kenyataan
Peristiwa yang diceritakan Nabi Muhammad SAW menjadi kenyataan pada 28 H atau 649 M. ketika itu, Ummu Haram bersama suaminya turut dalam sebuah pasukan laut kaum Muslimin. Khalifah Utsman bin Affan mengutus Muawiyah untuk memperluas wilayah ke Qabarsha.
Ummu Haram dan suaminya ikut dalam rombongan perang. Ketika mereka pulang, seekor bighal yang dipersiapkan untuknya tiba-tiba menyerang. Ummu Haram terjatuh dan meninggal. Ia meninggal di lokasi yang sama, Pulau Cyprus, dan dimakamkan di sana.
Belakangan, kerajaan Turki Utsmani menghormati makam Ummu Haram dengan membangun sebuah masjid di sebelahnya. Kompleks makam ini dikenal dengan nama Hala Sultan Tekke.
Tekke bermakna biara atau tempat ibadah. Dalam konteks Islam, istilah ini identik dengan masjid atau makam. Hala Sultan berarti bibi dari seorang pemimpin atau sultan. Ini konon mengacu pada Rasulullah SAW, walaupun makna kata "bibi" bersifat majas dan tidak menyebabkan mahram.
Ummu Haram termasuk perempuan yang mulia dalam Islam. Ia berbaiat kepada Nabi SAW dan dekat dengan Nabi SAW. Ia pun terkenal sebagai perawi hadis karena kedekatannya dengan Rasulullah SAW. Ummu Haram juga meriwayatkan hadis dari keponakannya, Anas bin Malik.
Para sahabat dan tabiin terkenal meriwayatkan hadis dari dia. Imam Bukhari meriwayatkan tiga hadis dari jalur Ummu Haram; Imam Abu Dawud dan Imam Ahmad masing-masing dua hadis; Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Majah masing-masing satu hadis.
(mhy)