4 Kiat Sukses Menuntut Ilmu Menurut Ulama Yaman Habib Abdullah Al-Muhdhar
loading...
A
A
A
Setiap penuntut ilmu tentu mengharapkan keberhasilan dalam proses belajar. Dalam tradisi intelektual Islam, kesuksesan dalam mencari ilmu bisa diukur melalui sejauh mana ilmu yang diperolehnya memiliki keberkahan dan manfaat, baik bagi diri sendiri atau orang lain.
Dalam kaitan ini, ada adagium Syaikh Muhammad bin Ismail Zain Al-Yamani yang tidak asing terutama di lingkungan pesantren.
العِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْبَرَكَةُ بِالْخِدْمَةِ، وَالْمَنْفَعَةُ بِالطَّاعَةِ
Artinya: "Ilmu diperoleh dengan belajar pada guru, keberkahan diperoleh dengan mengabdi pada guru, dan kemanfaatan diperoleh dengan mematuhi perintah guru."
Salah seorang Guru Besar Rubath Tarim Yaman, Habib Abdullah bin Abdurrahman Al-Mauhdhar memberikan sejumlah tips bagi penuntut ilmu agar memperoleh kesuksesan dari proses studinya. Ulama dari kota seribu wali ini setidaknya menyampaikan empat hal.
Hal ini ia jelaskan dalam Daurah Ilmiah Kitab Syamailul Muhammadiyah karya Imam At-Tirmidzi di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada Selasa (13/9/2022) lalu.
1. Efektivitas Manajemen Waktu
Pembagian kegiatan yang jelas dalam proses belajar sangat mempengaruhi kesuksesan studi. Dalam hal ini, Habib Abdullah mengutip sebuah ungkapan Imam Syafii yang cukup populer: "Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu."
Kemudian, Habib Abdullah menyampaikan, memaksimalkan waktu untuk belajar bukan berarti harus mengerahkan seluruh kegiatan dalam satu hari penuh untuk terus membaca, menghafal, menulis, dan kegiatan akademik lainnya, akan tetapi bagaimana kiranya tetap bisa produktif dan menghasilkan pencapaian maksimal dalam belajar.
"Jadi harus jelas dan teratur. Kapan waktu untuk belajar, kapan waktu untuk ibadah, kapan waktu untuk tidur, dan seterusnya," terangnya.
2. Mengamalkan Ilmu
Habib Abdullah menekankan, keberhasilan seseorang dalam proses belajar bukan diukur dari sebanyak apa pengetahuan yang diperoleh, melainkan sejauhmana ia mampu mengamalkan setiap ilmu yang didapatnya. Berkaitan hal ini, ia mengutip salah satu hadis Nabi berikut:
مَن عَمِلَ بِمَا عَلِمَ أَوْرَثَهُ اللهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: "Barangsiapa yang mengamalkan ilmunya, niscaya Allah akan menganugerahkan dirinya ilmu yang belum ia ketahui sebelumnya."
Ihwal hadis di atas, petinggi Ulama Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam fatwanya menyampaikan, ketika seorang muslim mengamalkan ilmunya untuk beribadah, maka Allah akan memberinya pengetahuan yang tidak terduga.
Sebab, pada setiap ibadah yang kita perbuat, Allah akan menganugerahi ilham kepada pelakunya. Ilham merupakan pengetahuan otomatis yang Allah berikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya karena faktor tertentu.
3. Kualitas Iman Semakin Bertambah
Pencari ilmu agama sejati adalah mereka yang keimanannya semakin kuat seiring dengan bertambahnya ilmu. Sehingga, jika iman seseorang tidak mengalami kenaikkan atau justru berkurang padahal wawasan keislamannya meningkat, bisa jadi hal itu indikasi kegagalannya dalam proses belajar.
Berkaitan dengan poin ini, Habib Abdullah memberikan tips khusus. Menurutnya, agar keimanan kita selaku penuntut ilmu semakin meningkat, kita harus selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT, kapanpun dan di manapun.
4. Selalu Bersungguh-sungguh
Semangat dalam menuntut ilmu sangat mempengaruhi kesuksesan belajar. Menurut Habib Abdullah, kesungguhan ini bisa diukur dalam beberapa hal, seperti sejauhmana seseorang mencatat setiap pelajaran dengan baik, menghfalakannya dengan maksimal, dan mampu memutar memori pelajarannya kembali saat dibutuhkan.
Untuk menguatkan poin ini, ia mengutip ungkapan Imam Abu Hatim ar-Razi sebagi berikut:
اكتب أحسن ما تسمع، واحفظ أحسن ما تكتب، وذاكر بأحسن ما تحفظ
Artinya: "Catatlah pelajaran dengan lebih baik melebihi dari hasil yang kau dengar dari guru, hafalkanlah dengan lebih baik melebihi dari apa yang kau tulis, dan ingatlah (jika sedang dibutuhkan) pelajaran-pelajaran itu lebih baik melebihi apa yang telah kau hafal."
Terkahir, Habib Abdullah menutup majelisnya dengan kesimpulan, ada tiga hal yang menjadi indikasi kesuksesan seseorang dalam menuntut ilmu agama, yaitu; hatinya selalu bercahaya, hidupnya selalu bahagia, dan usianya senantiasa didedikasikan untuk kebaikan agama.
Ustaz Muhamad Abror
Alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'hadd Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta
Dalam kaitan ini, ada adagium Syaikh Muhammad bin Ismail Zain Al-Yamani yang tidak asing terutama di lingkungan pesantren.
العِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْبَرَكَةُ بِالْخِدْمَةِ، وَالْمَنْفَعَةُ بِالطَّاعَةِ
Artinya: "Ilmu diperoleh dengan belajar pada guru, keberkahan diperoleh dengan mengabdi pada guru, dan kemanfaatan diperoleh dengan mematuhi perintah guru."
Salah seorang Guru Besar Rubath Tarim Yaman, Habib Abdullah bin Abdurrahman Al-Mauhdhar memberikan sejumlah tips bagi penuntut ilmu agar memperoleh kesuksesan dari proses studinya. Ulama dari kota seribu wali ini setidaknya menyampaikan empat hal.
Hal ini ia jelaskan dalam Daurah Ilmiah Kitab Syamailul Muhammadiyah karya Imam At-Tirmidzi di Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, pada Selasa (13/9/2022) lalu.
1. Efektivitas Manajemen Waktu
Pembagian kegiatan yang jelas dalam proses belajar sangat mempengaruhi kesuksesan studi. Dalam hal ini, Habib Abdullah mengutip sebuah ungkapan Imam Syafii yang cukup populer: "Waktu itu bagaikan pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu."
Kemudian, Habib Abdullah menyampaikan, memaksimalkan waktu untuk belajar bukan berarti harus mengerahkan seluruh kegiatan dalam satu hari penuh untuk terus membaca, menghafal, menulis, dan kegiatan akademik lainnya, akan tetapi bagaimana kiranya tetap bisa produktif dan menghasilkan pencapaian maksimal dalam belajar.
"Jadi harus jelas dan teratur. Kapan waktu untuk belajar, kapan waktu untuk ibadah, kapan waktu untuk tidur, dan seterusnya," terangnya.
2. Mengamalkan Ilmu
Habib Abdullah menekankan, keberhasilan seseorang dalam proses belajar bukan diukur dari sebanyak apa pengetahuan yang diperoleh, melainkan sejauhmana ia mampu mengamalkan setiap ilmu yang didapatnya. Berkaitan hal ini, ia mengutip salah satu hadis Nabi berikut:
مَن عَمِلَ بِمَا عَلِمَ أَوْرَثَهُ اللهُ عِلْمَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: "Barangsiapa yang mengamalkan ilmunya, niscaya Allah akan menganugerahkan dirinya ilmu yang belum ia ketahui sebelumnya."
Ihwal hadis di atas, petinggi Ulama Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam fatwanya menyampaikan, ketika seorang muslim mengamalkan ilmunya untuk beribadah, maka Allah akan memberinya pengetahuan yang tidak terduga.
Sebab, pada setiap ibadah yang kita perbuat, Allah akan menganugerahi ilham kepada pelakunya. Ilham merupakan pengetahuan otomatis yang Allah berikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya karena faktor tertentu.
3. Kualitas Iman Semakin Bertambah
Pencari ilmu agama sejati adalah mereka yang keimanannya semakin kuat seiring dengan bertambahnya ilmu. Sehingga, jika iman seseorang tidak mengalami kenaikkan atau justru berkurang padahal wawasan keislamannya meningkat, bisa jadi hal itu indikasi kegagalannya dalam proses belajar.
Berkaitan dengan poin ini, Habib Abdullah memberikan tips khusus. Menurutnya, agar keimanan kita selaku penuntut ilmu semakin meningkat, kita harus selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT, kapanpun dan di manapun.
4. Selalu Bersungguh-sungguh
Semangat dalam menuntut ilmu sangat mempengaruhi kesuksesan belajar. Menurut Habib Abdullah, kesungguhan ini bisa diukur dalam beberapa hal, seperti sejauhmana seseorang mencatat setiap pelajaran dengan baik, menghfalakannya dengan maksimal, dan mampu memutar memori pelajarannya kembali saat dibutuhkan.
Untuk menguatkan poin ini, ia mengutip ungkapan Imam Abu Hatim ar-Razi sebagi berikut:
اكتب أحسن ما تسمع، واحفظ أحسن ما تكتب، وذاكر بأحسن ما تحفظ
Artinya: "Catatlah pelajaran dengan lebih baik melebihi dari hasil yang kau dengar dari guru, hafalkanlah dengan lebih baik melebihi dari apa yang kau tulis, dan ingatlah (jika sedang dibutuhkan) pelajaran-pelajaran itu lebih baik melebihi apa yang telah kau hafal."
Terkahir, Habib Abdullah menutup majelisnya dengan kesimpulan, ada tiga hal yang menjadi indikasi kesuksesan seseorang dalam menuntut ilmu agama, yaitu; hatinya selalu bercahaya, hidupnya selalu bahagia, dan usianya senantiasa didedikasikan untuk kebaikan agama.
Ustaz Muhamad Abror
Alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'hadd Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta
(rhs)