Muslimah Ingin Cantik Dunia Akhirat? Sifat Ini Kuncinya
loading...
A
A
A
Setiap perempuan pasti menginginkan kecantikan . Tidak hanya cantik fisik tapi juga cantik hati dan akhlaknya. Kecantikan yang disandarkan pada Allah Ta'ala. Kemudian upaya agar dapat tampil cantik secara jasmani, seorang muslimah perlu memperhatikan kebersihan tubuh, menutup aurat , dan menggunakan pakaian yang sopan.
Sedangkan cantik secara rohani yaitu, menjaga ketaatan hati pada Allah Ta'ala dan amalnya. Yakni amal ibadah yang baik menjadi tolak ukur utama.
Allah Ta'ala berfirman :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21).
Dalam hadis juga disebutkan, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya. Sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangkan rizki dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir).
Itulah sebabnya, ketika seorang laki-laki hendak meminang seorang perempuan Islam harus lebih mengutamakan budi pekerti yang berasal dari unsur rohaninya dari pada cantik secara fisik (jasmani). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang bagus agamanya, niscaya engkau beruntung.“
Hadis lain juga memperkuat, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Intinya, perempuan yang cantik wajahnya hanya akan berseri-seri menikmati duniawi. Sedangkan perempuan yang cantik hatinya akan tunduk, patuh dan takut pada syariat Allah. Perempuan yang berdandan cantik hanya untuk dunia, akan menangis jika dunia pergi darinya. Sedangkan perempuan yang cantik jiwanya akan tercukupi hidupnya dengan akidahnya.
Perempuan yang cantik hidupnya akan bangga dengan kemewahannya. Sedangkan perempuan yang cantik akhiratnya akan berpuasa dan bersedekah dengan hartanya. Perempuan yang cantik zamannya akan mengikuti akal, nafsu dan segala kehendaknya. Sedangkan perempuan yang cantik waktunya, akan menemukan hikmah, ilmu dan segala amal saleh untuknya.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim).
Allah melihat hati kita dan apa yang kita lakukan. Kemudian Dia membalasnya sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jadi, bersihnya hati merupakan alasan Allah memberikan surga pada hamba-NYA.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad)
Hati yang bersih adalah hati yang bersih dan selamat dari kesyirikan. Baik syirik kecil ataupun syirik besar. Bersih dan selamat dari bid’ah dan syubhat. Yang memunculkan keraguan terhadap agama. Hati yang bersih dan selamat adalah hati yang selamat dari syahwat yang haram yang dapat mengantarkan seseorang kepada perbuatan keji dan mungkar.
Sifat Tawadhu'
Perempuan muslimah juga perlu menjaga hati agar tawadhu ’, yakni hati yang selamat dari riya’, sombong, dan hasad. Ia adalah hati yang ikhlas, memperuntukkan ibadah hanya kepada Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Orang yang demikian adalah orang yang paling berbahagia. Dadanya paling lapang. Sangat dekat kepada Allah Ta'ala dan jauh dari maksiat kepada Allah.
Allah melihat bagaimana ibadah seorang hamba. Apakah ibadah tersebut ibadah yang ikhlas karena Allah? Apakah ibadah itu sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tata cara penunaiannya? Jika tidak sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penunaiannya, maka amalan tersebut tertolak. Tidak pandang betapa banyak amalannya.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
Dijelaskan juga olehRasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, (maka) baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila segumpal daging tersebut buruk, (maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu A'lam
Sedangkan cantik secara rohani yaitu, menjaga ketaatan hati pada Allah Ta'ala dan amalnya. Yakni amal ibadah yang baik menjadi tolak ukur utama.
Allah Ta'ala berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21).
Dalam hadis juga disebutkan, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya. Sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangkan rizki dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir).
Itulah sebabnya, ketika seorang laki-laki hendak meminang seorang perempuan Islam harus lebih mengutamakan budi pekerti yang berasal dari unsur rohaninya dari pada cantik secara fisik (jasmani). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang bagus agamanya, niscaya engkau beruntung.“
Hadis lain juga memperkuat, “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
Intinya, perempuan yang cantik wajahnya hanya akan berseri-seri menikmati duniawi. Sedangkan perempuan yang cantik hatinya akan tunduk, patuh dan takut pada syariat Allah. Perempuan yang berdandan cantik hanya untuk dunia, akan menangis jika dunia pergi darinya. Sedangkan perempuan yang cantik jiwanya akan tercukupi hidupnya dengan akidahnya.
Perempuan yang cantik hidupnya akan bangga dengan kemewahannya. Sedangkan perempuan yang cantik akhiratnya akan berpuasa dan bersedekah dengan hartanya. Perempuan yang cantik zamannya akan mengikuti akal, nafsu dan segala kehendaknya. Sedangkan perempuan yang cantik waktunya, akan menemukan hikmah, ilmu dan segala amal saleh untuknya.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim).
Allah melihat hati kita dan apa yang kita lakukan. Kemudian Dia membalasnya sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jadi, bersihnya hati merupakan alasan Allah memberikan surga pada hamba-NYA.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad)
Hati yang bersih adalah hati yang bersih dan selamat dari kesyirikan. Baik syirik kecil ataupun syirik besar. Bersih dan selamat dari bid’ah dan syubhat. Yang memunculkan keraguan terhadap agama. Hati yang bersih dan selamat adalah hati yang selamat dari syahwat yang haram yang dapat mengantarkan seseorang kepada perbuatan keji dan mungkar.
Sifat Tawadhu'
Perempuan muslimah juga perlu menjaga hati agar tawadhu ’, yakni hati yang selamat dari riya’, sombong, dan hasad. Ia adalah hati yang ikhlas, memperuntukkan ibadah hanya kepada Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Orang yang demikian adalah orang yang paling berbahagia. Dadanya paling lapang. Sangat dekat kepada Allah Ta'ala dan jauh dari maksiat kepada Allah.
Allah melihat bagaimana ibadah seorang hamba. Apakah ibadah tersebut ibadah yang ikhlas karena Allah? Apakah ibadah itu sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tata cara penunaiannya? Jika tidak sesuai dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam penunaiannya, maka amalan tersebut tertolak. Tidak pandang betapa banyak amalannya.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim).
Dijelaskan juga olehRasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, (maka) baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila segumpal daging tersebut buruk, (maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu A'lam
(wid)