Makna Kun Fayakun di Surat Yasin Ayat 82
loading...
A
A
A
Makna Kun Fayakun di Surat Yasin ayat 82, banyak dijelaskan dalam kitab-kitab tafsir yang ditulis ulama salaf (terdahulu) maupun ulama Khalaf (yang datang kemudian). Ayat ini termasuk dalil mudahnya bagi Allah Subhaanahu wa Ta'ala menciptakan kembali manusia yang telah mati dan menciptakan segala sesuatunya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS. Ya-Sin : 82).
Apapun yang Allah Subhanahu wa Ta'ala kehendaki maka pasti terjadi. Dan terjadinya dengan sangat mudah. Allah menciptakan segala sesuatu hanya denganberfiman atau jadilah ("kun"), maka "jadilah" sesuatu itu yang dikehendaki Allah.
Dalam kitab Tafsir Muyassar edisi juz 17 - 24, karya Syaikh 'Aidh Al Qarni, disebutkan bahwa ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak menyelesaikan suatu urusan ataupun menciptakan makhluk-Nya, Allah cukup berfirman "Kun" (jadilah), maka hal itu pun terjadi.
Misalkan, AllahTa'ala menciptakan langit dan bumi itu lebih besar daripada menciptakan manusia yang lemah. Jika menciptakan langit saja mudah bagi Allah, apalagi menciptakan manusia.
Hal ini juga yang ditegaskan dalam ayat lain,
“Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membangunnya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.” (QS. An-Nazi’at: 27-28)
Karena Allah itu Maha Pencipta, maka Allah mampu menciptakan segala sesuatu dengan seketika yang Dia kehendaki.
Allah juga menciptakan segala apa yang Dia mau dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, juga Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu.
Contoh dalam menafsirkan Surat Yasin ayat 82 itu adalah pengadaan makhluk, takdir, kehidupan, kematian, kebangkitan dari kubur, dan pengumpulan manusia di Padang Mahsyar, maka Allah cukup berfirman "Kun", maka segala sesuatu akan terjadi. Yakni Allah menciptakan segala sesuatu dengan kalimat “kun” (jadilah), maka jadilah sesuatu sesuai kehendak Allah.
Ayat tersebut juga memilki arti bahwa itu Maha Esa. Artinya, bagaimana mungkin Allah memiliki sekutu atau tandingan, sedangkan Allah yang merajai segala sesuatu, juga semuanya akan kembali pada Allah dan dihisab oleh-Nya pada hari kiamat. Allah itu Maha Pencipta, mampu menciptakan segala sesuatu.
Allah menciptakan segala apa yang ia kehendaki dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, juga Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu. Allah lah yang menciptakan dengan segala sesuatu dengan mudah hanya dengan “kun” (jadilah), maka jadilah sesuatu sesuai kehendak Allah.
Sehingga Allah itu disucikan dari kelemahan dan kekurangan, yaitu pada kalimat “fasubhaanalladzi biyadihi malakuutu kulli syai-in …” (maka maha suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu) . Begitu pula Allah tersucikan dari sekutu, anak, dan berbagai sifat kekurangan.
Allah Ta'ala yang mengatur segalanya dan semua berada di bawah kuasa Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh meminta kepada selain Allah, karena Allah-lah yang Maha merajai, tidak ada yang merajai selain Dia.
Semua akan kembali kepada Allah. Seandainya manusia tidak dikembalikan kepada Allah, tentu penciptaan makhluk jadi sia-sia, tidak berfaedah. Semua kembali kepada Allah tentu untuk dibalas.
Ayat 82 itu berkesinambungan dengan ayat terakhir (Surat Yasin ayat 83) yang berarti mensucikan Allah dari sifat jelek padahal langit dan bumi berada pada kuasa Allah, segala perkara kembali kepada-Nya. Penciptaan dan pengaturan segala urusan adalah kuasa Allah.
Dan Allah mengabarkan bahwa jika Dia menginginkan sesuatu maka Allah cukup ucapkan “Jadilah” maka jadi seketika tanpa halangan, maka dari sini terdapat bukti atas ke-Maha Kuasaan Allah yang tiada batasan.
Wallahu A'alam
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّمَاۤ اَمْرُهٗۤ اِذَاۤ اَرَا دَ شَیْئًـا اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
"Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS. Ya-Sin : 82).
Apapun yang Allah Subhanahu wa Ta'ala kehendaki maka pasti terjadi. Dan terjadinya dengan sangat mudah. Allah menciptakan segala sesuatu hanya denganberfiman atau jadilah ("kun"), maka "jadilah" sesuatu itu yang dikehendaki Allah.
Dalam kitab Tafsir Muyassar edisi juz 17 - 24, karya Syaikh 'Aidh Al Qarni, disebutkan bahwa ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak menyelesaikan suatu urusan ataupun menciptakan makhluk-Nya, Allah cukup berfirman "Kun" (jadilah), maka hal itu pun terjadi.
Misalkan, AllahTa'ala menciptakan langit dan bumi itu lebih besar daripada menciptakan manusia yang lemah. Jika menciptakan langit saja mudah bagi Allah, apalagi menciptakan manusia.
Hal ini juga yang ditegaskan dalam ayat lain,
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (27) رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (28)
“Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membangunnya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.” (QS. An-Nazi’at: 27-28)
Karena Allah itu Maha Pencipta, maka Allah mampu menciptakan segala sesuatu dengan seketika yang Dia kehendaki.
Allah juga menciptakan segala apa yang Dia mau dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, juga Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu.
Contoh dalam menafsirkan Surat Yasin ayat 82 itu adalah pengadaan makhluk, takdir, kehidupan, kematian, kebangkitan dari kubur, dan pengumpulan manusia di Padang Mahsyar, maka Allah cukup berfirman "Kun", maka segala sesuatu akan terjadi. Yakni Allah menciptakan segala sesuatu dengan kalimat “kun” (jadilah), maka jadilah sesuatu sesuai kehendak Allah.
Ayat tersebut juga memilki arti bahwa itu Maha Esa. Artinya, bagaimana mungkin Allah memiliki sekutu atau tandingan, sedangkan Allah yang merajai segala sesuatu, juga semuanya akan kembali pada Allah dan dihisab oleh-Nya pada hari kiamat. Allah itu Maha Pencipta, mampu menciptakan segala sesuatu.
Allah menciptakan segala apa yang ia kehendaki dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, juga Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu. Allah lah yang menciptakan dengan segala sesuatu dengan mudah hanya dengan “kun” (jadilah), maka jadilah sesuatu sesuai kehendak Allah.
Sehingga Allah itu disucikan dari kelemahan dan kekurangan, yaitu pada kalimat “fasubhaanalladzi biyadihi malakuutu kulli syai-in …” (maka maha suci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu) . Begitu pula Allah tersucikan dari sekutu, anak, dan berbagai sifat kekurangan.
Allah Ta'ala yang mengatur segalanya dan semua berada di bawah kuasa Allah. Oleh karena itu, kita tidak boleh meminta kepada selain Allah, karena Allah-lah yang Maha merajai, tidak ada yang merajai selain Dia.
Semua akan kembali kepada Allah. Seandainya manusia tidak dikembalikan kepada Allah, tentu penciptaan makhluk jadi sia-sia, tidak berfaedah. Semua kembali kepada Allah tentu untuk dibalas.
Ayat 82 itu berkesinambungan dengan ayat terakhir (Surat Yasin ayat 83) yang berarti mensucikan Allah dari sifat jelek padahal langit dan bumi berada pada kuasa Allah, segala perkara kembali kepada-Nya. Penciptaan dan pengaturan segala urusan adalah kuasa Allah.
Dan Allah mengabarkan bahwa jika Dia menginginkan sesuatu maka Allah cukup ucapkan “Jadilah” maka jadi seketika tanpa halangan, maka dari sini terdapat bukti atas ke-Maha Kuasaan Allah yang tiada batasan.
Wallahu A'alam
(wid)