Yajuj dan Majuj: Dua Umat Bani Adam Kini Sudah Ada

Senin, 31 Oktober 2022 - 05:15 WIB
loading...
Yajuj dan Majuj: Dua Umat Bani Adam Kini Sudah Ada
Yajuj dan Majuj adalah dua umat Bani Adam yang kini sudah ada. Lalu, siapa sejatinya mereka itu? Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan Yajuj dan Majuj adalah dua umat dari Bani Adam yang telah ada sekarang. Hal ini dinyatakan beliau tatkala ditanya siapa sejatinya Yajuj dan Majuj itu?

Hal ini tersaji dalam kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang disusun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin lalu menukil ayat al-Quran dan hadis tentang Yajuj dan Majuj itu.



Allah Ta’ala berfirman.

حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا ﴿٩٣﴾ قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا ﴿٩٤﴾ قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ﴿٩٥﴾ آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُواۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ﴿٩٦﴾ فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا ﴿٩٧﴾ قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّيۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا

Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.

Mereka berkata : ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka’.

Dzulqarnain berkata : ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabb-ku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi’.

Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu)’. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata : ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu’. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.

Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabb-ku itu adalah benar”. ( QS al-Kahfi/18 : 93-98)



Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW telah bersabda: ‘Allah Ta’ala akan berfirman pada hari kiamat, ‘Hai Adam ! bangkitlah dan keluarlah seperti kobaran api dari anak cucumu, sampai akhirnya Nabi bersabda, ‘Berilah kabar gembira, sesungguhnya satu orang dari kalian dan dari Yajuj dan Majuj seribu’. Keluarnya Yajuj dan Majuj termasuk tanda kiamat yang telah diketahui ciri-cirinya sejak zaman Nabi.

Dalam hadis Ummu Habibah ra disebutkan bahwa Rasulullah pada suatu hari yang menegangkan keluar dari rumah dengan wajah memerah seraya berkata:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا قَالَ وَحَلَّقَ بِأُصْبُعَيْهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا

Laa ilaaha illallah! Celaka bagi orang Arab dari kejahatan telah dekatnya waktu terbukanya benteng Ya’juj dan Ma’juj seperti ini’. Sambil beliau mengepal ibu jarinya dengan jari-jarinya yang lain”.

Dinding Yajuj dan Majuj
Sementara itu dalam kitab "Asyraathus Saa’ah" karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil juga disebutkan bahwa banyak hadis-hadis yang menunjukkan akan keluarnya Yajuj dan Majuj.

Lalu di manakah posisi dinding Yajuj dan Majuj? Yusuf bin Abdillah mengutip Tafsir Ibnu Katsir mengatakan sejauh ini tempat dinding penghalang tersebut tidak diketahui tempatnya dengan pasti. Sebagian raja dan para ahli sejarah berusaha untuk mengetahui tempatnya, di antaranya adalah Khalifah al-Watsiq.

Beliau pernah mengutus beberapa gubernurnya bersama pasukan infantri untuk pergi guna melihat dinding tersebut, menelitinya dan menjelaskan kepadanya ketika kembali. Maka mereka menelusuri dari suatu negeri ke negeri lain, dan satu kerajaan ke kerajaan lainnya hingga mereka sampai kepadanya, dan melihat dinding tersebut yang terbuat dari besi juga timah.

Mereka menyebutkan bahwa mereka melihat sebuah pintu yang sangat besar dengan kuncinya yang sangat besar, demikian pula mereka melihat susu-susu dan madu pada sebuah benteng di sana, dan dijaga oleh para penjaga dari kerajaan-kerajaan yang berbatasan dengannya, dan dinding tersebut sangat tinggi sekali, tidak dapat didaki juga gunung-gunung yang ada di sekitarnya tidak dapat didaki. Setelah itu mereka kembali ke negeri mereka, setelah mengembara lebih dari 2 tahun, dan menyaksikan banyak keajaiban.



Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa seseorang berkata kepada Nabi SAW “Aku telah melihat sebuah dinding bagaikan kain yang bergaris.” Rasul berkata, “Engkau telah melihatnya.” (HR Bukhari)

Sayyid Quthub berkata, “Ditemukan sebuah dinding penghalang di dekat kota Tirmidz yang terkenal dengan pintu besi, di awal abad ke-15 Masehi. Seorang ilmuan Jerman yang bernama Sild Berger pernah melewatinya dan mengabadikannya dalam bukunya, demikian pula seorang ahli sejarah dari Spanyol Kla Pejo di dalam perjalannya pada tahun 1403 M, dan beliau berkata, ‘Penutup kota pintu besi ada di jalan antara Samarkan dan India….’ Bisa saja dinding penghalang tersebut adalah dinding penghalang yang dibangun oleh Dzulqarnain.’”

Yusuf bin Abdillah mengomentari itu mengatakan barangkali dinding penghalang ini hanya sekadar pagar-pagar yang mengelilingi kota Tirmidz, seperti yang dikatakan oleh Yaqut al-Hamawi dalam kitabnya Mu’jamul Buldaan dan bukan dinding penghalang yang dibangun oleh Dzulqarnain.

Demikian pula, katanya, tidak penting bagi kami menentukan tempat dinding penghalang tersebut. "Bahkan kita harus berhenti sesuai dengan yang Allah kabarkan kepada kita semua. Demikian pula yang diterangkan dalam berbagai hadis shahih, yaitu bahwa dinding Yajuj dan Majuj itu masih ada hingga datang waktu yang telah ditentukan untuk dirobohkan, kemudian disusul dengan keluarnya Yajuj dan Majuj, hal itu terjadi ketika Kiamat telah dekat," ujar Yusuf bin Abdillah.

Allah Ta’ala berfirman:

قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّي ۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَ ۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ ۖ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا

Dzulqarnain berkata, ‘(Dinding) ini adalah rahmat dari Rabb-ku, maka apabila janji Rabb-ku sudah datang. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabb-ku itu adalah benar.’ Kami biarkan mereka (Yajuj dan Majuj) di hari itu berbaur antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya.” ( QS Al-Kahfi : 98-99)



Yusuf bin Abdillah mengatakan dalil yang menunjukkan bahwa dinding penghalang tersebut belum dihancurkan adalah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra , dari Nabi SAW tentang dinding penghalang itu, beliau bersabda:

يَحْفُرُونَهُ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى إِذَا كَادُوا يَخْرِقُونَهُ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَداً. قَالَ: فَيُعِيدُهُ اللهُ كَأَمْثَلِ مَا كَانَ حَتَّى إِذَا بَلَغَ مُدَّتَهُمْ وَأَرَادَ اللهُ أَنْ يَبْعَثَهُمْ عَلَى النَّاسِ قَالَ الَّذِي عَلَيْهِمْ: ارْجِعُوا فَسَتَخْرِقُونَهُ غَداً إِنْ شَاءَ الله، وَاسْتَثْنَى. قَالَ: فَيَرْجِعُونَ هُوَ كَهَيْئَتِهِ حِينَ تَرَكُوهُ، فَيَخْرِقُونَهُ وَيَخْرُجُونَ عَلَى النَّاسِ فَيَسْتَقُونَ الْمِيَاهَ، وَيَفِرُّ النَّاسُ مِنْهُمْ.

Mereka melubangi setiap hari, hingga ketika mereka hampir saja melubanginya, maka pemimpin di antara mereka berkata, ‘Kembalilah, esok hari kalian akan melubanginya.’”

Rasul bersabda, “Lalu Allah mengembalikannya tokoh seperti semula, sehingga ketika mereka telah mencapai waktunya, dan Allah berkehendak untuk mengutus mereka kepada manusia, maka orang yang memimpin mereka berkata, ‘Kembalilah, esok hari insya Allah (dengan izin Allah) kalian akan melubanginya.’

Dia mengucapkan istisna (insya Allah).” Nabi bersabda, “Lalu mereka kembali sementara penutup tersebut tetap dalam keadaan ketika mereka tinggalkan, akhirnya mereka dapat melubanginya dan keluar ke tengah-tengah manusia, kemudian mereka meminum air dan manusia lari dari mereka.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

Adapun hadis yang terdapat dalam ash-Shahiihain -seperti yang telah dijelaskan- bahwa dinding penghalang itu telah terbuka sedikit, maka Nabi SAW merasa kaget karenanya.

Sayyid Quthub dalam "Fii Zhilaaliil Quraan" melihat dari sisi tarjiih bukan dari sisi yang yakin bahwa janji Allah untuk membuka penutup itu telah terjadi, dan Yajuj dan Majuj telah keluar, mereka adalah bangsa Tatar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyyah. Mereka telah menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam dan hidup di muka bumi untuk melakukan kerusakan.

Mengomentari bangsa Tatar ini, Al-Qurthubi dalam tafsirnya berkata: “Dan telah keluar sebagian dari mereka --bangsa Turk-- pada zaman ini, kaum-kaum yang tidak dapat dihitung kecuali oleh Allah, dan tidak ada yang dapat mengusir mereka dari kaum muslimin kecuali Allah, sehingga mereka seperti Yajuj dan Majuj atau sebagai pembuka bagi kedatangan mereka.”

Munculnya bangsa Tatar terjadi pada masa al-Qurthubi, beliau mendengar berbagai kerusakan dan pembunuhan yang mereka lakukan, lalu beliau mengira bahwa mereka adalah Yajuj dan Majuj atau pembuka bagi keluarnya Yajuj dan Majuj.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)