Memuliakan Wanita, Adab yang Harus Ditanamkan kepada Anak Lelaki
loading...
A
A
A
Dalam islam, mendidik anak lelaki yang ber- adab mulia pada kaum wanita menjadi amat penting, karena kaum lelakilah yang kelak memimpin generasi. Mereka adalah pemimpin bagi kaum Hawa tersebut.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
“Laki-laki itu pelindung bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah memberikan nafkah dari hartanya........” (QS An-Nisa : 34)
Semua adab itu harus bermula dari rumah, karena di sana ada ayah dan ibu sebagai model pergaulan pria dan wanita yang langsung dilihat oleh anak-anak. Di mana para ayah diperintahkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam untuk berakhlak mulia pada ibu anak-anak mereka.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya” (HR. Tirmidzi)
Apa saja yang harus ditanamkan orang tua pada anak lelaki mereka agar memuliakan kaum wanita ? Menurut Ustadz Iwan Januar, pengajar agama dan penulis ini dalam website pribadinya menjelaskan, ada beberapa hal yang harus dilakukan para orang tua dalam mendidik anak lelaki - nya ini, yaitu:
1. Para ayah wajib memuliakan ibu kandung dan juga istri mereka agar anak-anak lelaki mendapatkan kesan kuat begitulah cara lelaki memperlakukan wanita sebaik-baiknya. Persis pesan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR. Al Bukhari).
2. Tanamkan bahwa perempuan itu adalah ibu, istri, saudara perempuan dan kelak anak-anak perempuan mereka.
Sebagaimana pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada seorang anak muda yang hendak berzina, Beliau ingatkan kedudukan perempuan seperti itu. Dengan begitu, maka pada diri seorang anak lelaki muncul rasa hormat pada perempuan.
3. Ingatkan anak lelaki kita akan beratnya ujian yang muncul dari kaum wanita.
Ceritakan bagaimana ujian terhadap Nabi Yusuf alaihissalam atau ujian yang menimpa kaum Bani Israil, yang berasal dari kaum perempuan.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Aku tidak meninggalkan ujian yang lebih besar bagi laki-laki selain dari perempuan,” (HR Al-Bukhari).
Ujian di sini bukan sekadar dalam persoalan jinsiyyah (hubungan seksual), tapi juga bujuk rayu perempuan secara luas yang membuat lelaki meninggalkan ketaatan pada Allah seperti korupsi, membangkang pada ibu kandung karena hasutan istri, bahkan hingga murtad. Dengan begitu anak-anak lelaki akan menjaga dengan hati-hati pergaulan dengan lawan jenis.
4. Perintahkan anak lelaki untuk selalu ghaddul bashar/menjaga pandangan dari aurat perempuan, karena pandangan adalah anak panah beracun yang dihujamkan iblis pada hati anak Adam sehingga banyak lelaki tergelincir merusak kehormatan wanita hanya karena pandangan.
“Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya.” (HR Al-Hakim)
Tanamkan pula rasa malu pada anak-anak lelaki kita bila memandang wajah – apalagi aurat – wanita bukan mahram. Sampaikan bahwa seseorang yang dapat menahan nafsunya dari lawan jenis kelak akan mendapatkan kebahagiaan hidup buah dari lezatnya iman. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya memandang (wanita) adalah salah satu panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barang siapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita karena takut pada-Ku, maka Allah mewariskan kelezatan iman di dalam hatinya.” (HR. Thabrani).
5. Ingatkan pada anak-anak lelaki kita bahwa pria gentle itu adalah mereka yang menikahi perempuan di jalan Allah, bertanggung jawab lahir batin untuk membahagiakannya karena Allah. Bukan lelaki yang tebar pesona dan tebar harta pada banyak wanita.
Wallahu A'lam
Sebagaimana firman Allah Ta'ala:
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوۡنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعۡضَهُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ وَّبِمَاۤ اَنۡفَقُوۡا مِنۡ اَمۡوَالِهِمۡ ؕ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ؕ وَالّٰتِىۡ تَخَافُوۡنَ نُشُوۡزَهُنَّ فَعِظُوۡهُنَّ وَاهۡجُرُوۡهُنَّ فِى الۡمَضَاجِعِ وَاضۡرِبُوۡهُنَّ ۚ فَاِنۡ اَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُوۡا عَلَيۡهِنَّ سَبِيۡلًا ؕاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيۡرًا
“Laki-laki itu pelindung bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah memberikan nafkah dari hartanya........” (QS An-Nisa : 34)
Semua adab itu harus bermula dari rumah, karena di sana ada ayah dan ibu sebagai model pergaulan pria dan wanita yang langsung dilihat oleh anak-anak. Di mana para ayah diperintahkan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam untuk berakhlak mulia pada ibu anak-anak mereka.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya” (HR. Tirmidzi)
Apa saja yang harus ditanamkan orang tua pada anak lelaki mereka agar memuliakan kaum wanita ? Menurut Ustadz Iwan Januar, pengajar agama dan penulis ini dalam website pribadinya menjelaskan, ada beberapa hal yang harus dilakukan para orang tua dalam mendidik anak lelaki - nya ini, yaitu:
1. Para ayah wajib memuliakan ibu kandung dan juga istri mereka agar anak-anak lelaki mendapatkan kesan kuat begitulah cara lelaki memperlakukan wanita sebaik-baiknya. Persis pesan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,
يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR. Al Bukhari).
2. Tanamkan bahwa perempuan itu adalah ibu, istri, saudara perempuan dan kelak anak-anak perempuan mereka.
Sebagaimana pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada seorang anak muda yang hendak berzina, Beliau ingatkan kedudukan perempuan seperti itu. Dengan begitu, maka pada diri seorang anak lelaki muncul rasa hormat pada perempuan.
3. Ingatkan anak lelaki kita akan beratnya ujian yang muncul dari kaum wanita.
Ceritakan bagaimana ujian terhadap Nabi Yusuf alaihissalam atau ujian yang menimpa kaum Bani Israil, yang berasal dari kaum perempuan.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِي النَّاسِ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan ujian yang lebih besar bagi laki-laki selain dari perempuan,” (HR Al-Bukhari).
Ujian di sini bukan sekadar dalam persoalan jinsiyyah (hubungan seksual), tapi juga bujuk rayu perempuan secara luas yang membuat lelaki meninggalkan ketaatan pada Allah seperti korupsi, membangkang pada ibu kandung karena hasutan istri, bahkan hingga murtad. Dengan begitu anak-anak lelaki akan menjaga dengan hati-hati pergaulan dengan lawan jenis.
4. Perintahkan anak lelaki untuk selalu ghaddul bashar/menjaga pandangan dari aurat perempuan, karena pandangan adalah anak panah beracun yang dihujamkan iblis pada hati anak Adam sehingga banyak lelaki tergelincir merusak kehormatan wanita hanya karena pandangan.
النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُوْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيْسَ، فَمَنْ غَضَّ بَصَرَهُ عَنْ مَحَاسِنِ امْرَأَةٍ لله أَوْرَثَ الله قَلْبَهُ حَلاَوَةً إِلىَ يَوْمِ يَلْقَاهُ
“Pandangan merupakan anak panah beracun dari anak-anak panah iblis. Maka barang siapa yang menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan mewariskan rasa manis dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya.” (HR Al-Hakim)
Tanamkan pula rasa malu pada anak-anak lelaki kita bila memandang wajah – apalagi aurat – wanita bukan mahram. Sampaikan bahwa seseorang yang dapat menahan nafsunya dari lawan jenis kelak akan mendapatkan kebahagiaan hidup buah dari lezatnya iman. Sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
إِنَّ النَّظْرَةَ سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومٌ، مَنْ تَرَكَهَا مَخَافَتِي أَبْدَلْتُهُ إِيمَانًا يَجِدُ حَلاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ
“Sesungguhnya memandang (wanita) adalah salah satu panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barang siapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita karena takut pada-Ku, maka Allah mewariskan kelezatan iman di dalam hatinya.” (HR. Thabrani).
5. Ingatkan pada anak-anak lelaki kita bahwa pria gentle itu adalah mereka yang menikahi perempuan di jalan Allah, bertanggung jawab lahir batin untuk membahagiakannya karena Allah. Bukan lelaki yang tebar pesona dan tebar harta pada banyak wanita.
Wallahu A'lam
(wid)