Parenting Islami : Mengajarkan Sikap Optimisme pada Anak Sejak Dini

Rabu, 07 Desember 2022 - 15:00 WIB
loading...
Parenting Islami : Mengajarkan Sikap Optimisme pada Anak Sejak Dini
Mengajarkan sikap optimisme kepada anak-anak sejak dini, penting dilakukan. Dalam Islam, optimisme tersebut dibangun berdasarkan raja? (sikap berharap), raghbah (semangat meraih cita-cita), dan tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla. Foto ilustrasi/ist
A A A
Mengajarkan sikap optimisme kepada anak-anak sejak dini, penting dilakukan. Dalam Islam, optimisme tersebut dibangun berdasarkan rajaˈ (sikap berharap), raghbah (semangat meraih cita-cita), dan tawakal kepada Allah Azza wa Jalla.

Tumbuhkan optimisme bahwa agama dan iman adalah prioritas utama untuk pendidikan di dunia agar mencapai kebahagiaan di akhirat. Jadikan akhirat sebagai cita-cita utama. Maka, rajaˈ, raghbah, dan tawakal merupakan ibadah yang amat penting bagi kehidupan manusia untuk meraih pahala dan meraih cita-cita.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang rajaˈ yang membuktikan bahwa ia termasuk ibadah:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا


”Maka barangsiapa yang mengharap berjumpa dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengamalkan amal shalih dan tidak mempersekutukan dengan siapapun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (QS Al-Kahfi : 110)



Allah juga berfirman :

أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


“Mereka mengharap rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (Qs Al-Baqarah : 218)

Juga firman-Nya:

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا


“Orang-orang yang mereka seru (yang mereka jadikan tumpuan doa) itu, mereka sendiri justeru mencari jalan (wasîlah) langsung menuju Rabb mereka. (berlomba) siapakah di antara mereka yang lebih dekat kepada Allah, mengharap rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab Rabb-mu itu adalah perkara yang harus ditakuti.” (QS Al-Isra : 57)

Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah dalam Madarij as-Salikîn menjelaskan: Mencari jalan (wasîlah) menuju Allah artinya mencari kedekatan diri kepada Allah dengan melakukan peribadatan kepada-Nya dan memberikan kecintaan kepada-Nya.

Pada ayat ini Allah menyebutkan tiga pilar keimanan penting yang menjadi tumpuan, yaitu : cinta, takut dan harapan (rajaˈ ).
Demikian pula raghbah, ia juga merupakan ibadah yang penting.

Allah Subhanahu wa Ta’ala antara lain berfirman :

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ


Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan (semangat) berharap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. (QS Al-Anbiya : 90)

Apalagi tawakal. Jelas bahwa tawakal merupakan ibadah yang teramat penting, karena tawakkal merupakan tolok ukur keimanan seseorang. Allah Subhanahu wa Ta’ala antara lain berfirman :

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ


“Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya engkau bertawakkal, apabila kamu benar-benar beriman.” (QS Al-Maˈidah : 23)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1356 seconds (0.1#10.140)