Nabi Isa dari Sudut Pandang Yahudi, Kristen dan Islam

Sabtu, 31 Desember 2022 - 10:20 WIB
loading...
Nabi Isa dari Sudut...
Nabi Isa dari sudut pandang Yahudi, Kristen, dan Islam tidaklah sama. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Nabi Isa as dari sudut pandang Yahudi , Kristen , dan Islam tidaklah sama.Bagi Yahudi, misalnya, Nabi Isa adalah orang Yahudi. Beliau keturunan Bani Israil. Dia juga hidup di tengah-tengah komunitas Yahudi. Hanya saja, para pemeluk Yahudi memandang, Nabi Isa bukanlah Nabi. Melainkan juru selamat palsu.Al Masih, atau yang dibasuh, merupakan gelar agung yang hanya diperuntukkan untuk Nabi Isa.



Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menjelaskan, kata Al Masih sebagai gelar dari Isa anak Maryam adalah kalimat Ibrani yang di-Arabkan. Asal katanya ialah Masyika, yang asal artinya ialah yang diurapi dengan minyak.

Namun kemudian diberikan menjadi gelar kemuliaan bagi raja yang sudah dinobatkan. Sebab tiap-tiap raja yang dinobatkan (dikukuhkan sebagai raja), terlebih dahulu diurapi (diperciki) badannya dengan minyak suci oleh Kahin (pendeta).

Menurut kepercayaan Bani Israil, setelah raja-raja mereka yang besar seperti Daud dan Sulaiman mangkat, satu kali akan datang lagi Al Masih Raja Besar mereka yang kemudian akan mendirikan kerajaan kembali. Setelah beberapa lama kemudian, Nabi Isa anak Maryam AS, diutus sebagai nabi. Beliau diberikan gelar Al Masih yang berarti raja itu.

Buya Hamka menjelaskan bahwa pemberian gelar Al Masih kepada Nabi Isa AS oleh Allah SWT adalah sebagai kedudukan seorang ‘raja’ yang memperbaiki jiwa yang telah rusak. Namun demikian, orang-orang Yahudi tidak ingin mempercayai sebab mengganggu kedudukan mereka yang telah kokoh dalam masyarakat.

Sehingga Nabi Isa AS mereka fitnahkan kepada penguasa Kerajaan Romawi yang menguasai Yerusalem saat itu, dan mereka berkonspirasi agar Nabi Isa AS dibunuh saja.

Puncak dari kekesalan Yahudi adalah disalibnya Nabi Isa atas keputusan hakim Pontius Pilatus pada masa kekaisaran Romawi.

Oleh sebab itu, kata Buya Hamka, hingga saat ini pun orang Yahudi masih menunggu kedatangan Masyikha yang lain. Sebab menurut mereka, dia belum juga datang. Sedang menurut orang-orang Nasrani, Nabi Isa itu adalah raja, putra Daud yang menjanjikan Kerajaan Allah yang di surga.



Sedangkan nama Nabi Isa pun asalnya merupakan bahasa Ibrani yang di-Arabkan. Asal Ibraninya adalah Yasyu. Adapun bahasa Ibrani dan Arab adalah serumpun dari bahasa Semiet dalam bahasa Yunani disebut Yezuz.

Yesus Kristus
Nabi Isa, oleh Kristen disebut Yesus Kristus dianggap tidak sekadar nabi, namun reinkarnasi dari Tuhan itu sendiri. Nabi Isa disebut anak Tuhan. Dalam perkembangan selanjutnya, lahirlah konsep trinitas yakni 3 pribadi dalam satu sosok. Doktrin ini diterima dalam mayoritas umat Kristen kecuali Arianisme yang dianggap bid'ah oleh umat Kristen pada masa itu.

Kebalikan dari Yahudi, dalam Kristen sosok Isa ditinggikan sampai terlalu tinggi. Isa dituhankan, padahal saat beliau hidup sendiri dia tidak mendeklarasikan diri sebagai anak Tuhan. Namun begitulah iman kelompok Kristen yang tidak disepakati oleh agama Yahudi dan Islam.

Bagaimana dengan Islam? Islam memandang Nabi Isa secara proporsional. Islam memuliakan Nabi Isa tidak seperti Yahudi yang menistanya. Namun Islam tidak menuhankan Nabi Isa seperti yang dilakukan umat Kristiani. Bagi Islam Isa adalah Nabi putra Maryam dan hamba Allah, bukan anak Allah SWT. Bagi Islam tauhid murni itu meyakini bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan.

Islam menekankan dalam Al Qur'an bahwa Isa adalah anak laki-laki Maryam sebagai anti tesis dari Isa anak Allah. Islam juga mempercayai mukjizat Nabi Isa seperti bisa berbicara saat masih bayi, bisa menyembuhkan orang sakit bahkan menghidupkan orang mati. Islam juga percaya bahwa yang disalib bukanlah Isa, melainkan sosok yang diserupakan dengan Isa yakni Yudas.

Para sejarawan melaporkan Kristen di Jazirah Arab, dan juga di wilayah sekitarnya seperti Suriah, menganut gagasan trinitas, yaitu kesatuan Tuhan Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Karenanya, Al-Quran juga merespon pandangan keagamaan ini.



Di dalam Al-Quran, Isa atau Yesus dipandang sebagai hamba Allah (abdullah), nabi, dan rasul. Tuhan mengajarinya Taurat, memberinya Injil (3:48), dan membantunya dengan Roh Kudus (2:87).

Yesus adalah ‘kata’ atau kalimah dari Tuhan, yang dihormati di dunia ini dan di akhirat (3:45). Yesus diciptakan dari debu seperti halnya Adam (3:59). Serupa nabi lain, nama Yesus disebut bersama frase alaihis salam (A.S.), semoga damai menyertainya.

Al-Quran menyebut beberapa mukjizat Nabi Isa. Ia dapat menyembuhkan orang buta dan yang sakit kusta, dan membangkitkan orang yang sudah mati menjadi hidup kembali. Begitu pula, Yesus dapat menciptakan burung dari tanah lempung. Ketika para pengikutnya meminta, Nabi Isa dapat menghadirkan meja yang penuh hidangan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2422 seconds (0.1#10.140)