Asbabun Nuzul Surat Ghafir, Yang Maha Mengampuni

Rabu, 11 Januari 2023 - 21:24 WIB
loading...
Asbabun Nuzul Surat Ghafir, Yang Maha Mengampuni
Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surat Ghafir ini dijelaskan dalam ayat 4, 56, dan 66. Foto/dok irfan-ul-quran
A A A
Surat Ghafir (Yang Maha Mengampuni) merupakan surat ke-40 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 85 ayat dan termasuk golongan Surat Makkiyah.

Surat Ghafir disebut juga Surat Al-Mu'min. Kandungan surat ini meliputi penjelasan tentang kebesaran Allah Sang Pencipta, peringatan Kiamat, hingga janji Rasulullah bagi setiap orang yang beriman ini.

Adapun Asbabun Nuzul (sebab turunnya) Surat Ghafir ini dijelaskan oleh Imam As-Suyuti dalam ayat 4, 56, dan 66. Pada Ayat 4, Allah berfirman:

مَا يُجَادِلُ فِىۡۤ اٰيٰتِ اللّٰهِ اِلَّا الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا فَلَا يَغۡرُرۡكَ تَقَلُّبُهُمۡ فِى الۡبِلَادِ

Artinya: "Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah engkau (Muhammad) tertipu oleh keberhasilan usaha mereka di seluruh negeri." (QS. Ghafir ayat 4)

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari As-Suddi dari Abu Malik berkenaan dengan firman Allah, Abu Malik berkata: "Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir." Ayat ini turun berkenaan dengan Al-Harits bin Qais As-Sahmi.

Kemudian pada Ayat 56, Allah berfirman:

اِنَّ الَّذِيۡنَ يُجَادِلُوۡنَ فِىۡۤ اٰيٰتِ اللّٰهِ بِغَيۡرِ سُلۡطٰنٍ اَتٰٮهُمۡۙ اِنۡ فِىۡ صُدُوۡرِهِمۡ اِلَّا كِبۡرٌ مَّا هُمۡ بِبَالِغِيۡهِؕ فَاسۡتَعِذۡ بِاللّٰهِؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan (bukti) yang sampai kepada mereka, yang ada dalam dada mereka hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang tidak akan mereka capai, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS Ghafir ayat 56)

Diriwayatkan dari Abdul Aiyah, dia mengatakan: "Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah SAW dan menuturkan perihal Dajjal. Orang-orang itu berkata, 'Dia akan ada di akhir zaman.' Mereka menganggap perkara itu sebagai suatu hal yang besar. Mereka juga mengatakan bahwa Dajjal akan melakukan hal seperti ini."

Maka Allah menurunkan ayat berikut yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan (bukti) yang sampai kepada mereka, yang ada dalam dada mereka hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang tidak akan mereka capai, maka mintalah perlindungan kepada Allah."

Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta perlindungan dari fitnah Dajjal. Nabi Muhammad SAW berkata: "Sesungguhnya pencipta langit dan bumi lebih agung daripada penciptaan manusia Dajjal."

Diriwayatkan dari Ka'ab bin Al-Ahbar dalam firman Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan." Ka'ab mengatakan:
"Mereka yang dimaksud ayat ini adalah orang-orang Yahudi. Ayat ini diturunkan atas apa yang mereka nantikan berupa urusan Dajjal."

Allah juga berfirman pada Ayat 66:

قُلْ اِنِّيْ نُهِيْتُ اَنْ اَعْبُدَ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَمَّا جَاۤءَنِيَ الْبَيِّنٰتُ مِنْ رَّبِّيْ وَاُمِرْتُ اَنْ اُسْلِمَ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Sungguh, aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah, setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam." (QS. Ghafir ayat 66)

Juwaibir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasannya Al-Walid bin Al Mughirah dan Syaibah bin Rabi'ah berkata: "Wahai Muhammad, tarik kembali apa yang telah engkau katakan dan teruslah mengikuti agama ayah ayahmu dan nenek moyangmu."

Maka Allah menurunkan ayat berikut: "Katakanlah (Muhammad), "Sungguh, aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah."

Terkait penamaan Al-Mu'min (orang yang beriman) berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa dengan menyembunyikan keimanannya setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat Nabi Musa.

Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa sekalipun telah dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka.

Ayat 3 surat ini juga mengingatkan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha penerima taubat. Karena itu hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah terlanjur mereka lakukan, semuanya akan diampuni Allah asalkan benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan dosa itu lagi.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3280 seconds (0.1#10.140)