6 Perkara yang Menjadi Sebab Datangnya Rezeki
loading...
A
A
A
Islam telah memotivasi kita untuk mencari rezeki , bahkan Islam menjadikannya di antara ibadah yang paling penting sebagai wasilah untuk mencari keridhoan Allah ta’ala. Di antara motivasi Islam bagi pemeluknya untuk mencari rezeki adalah dalam firman Allah ta’ala:
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya”. (QS. QS Al-Mulk:15).
“dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah”. (QS Al-Muzammil:20)
Dalam tafsirnya Imam al-Qurtubi mengomentari ayat di atas:
“Dalam ayat ini Allah menyamakan derajat para mujahidin dengan orang yang mencari harta halal dengan tujuan sebagai nafkah untuk dirinya, keluarganya dan berbuat ihsan dengan harta tersebut, ini menunjukkan bahwa usaha mencari harta halal bisa sejajar dengan berjihad, karena Allah menghimpunnya dengan amaliah jihad di jalan Allah”. (al-Jami Li Ahkami al-Quran juz:19 hal:55)
Menurut Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I, perlu diketahui bahwa rezeki itu kesemuanya ada di tangan Allah ta’ala, dan manusia seberapa besar pun usahanya dalam mencari rezeki maka tidak akan ia mendapatkan melainkan apa yang sudah dituliskan untuknya. "Sebaliknya seberapa besar pun usaha menghalangi rezeki seseorang maka rezeki itu akan tetap datang padanya sebagaimana ajal mendatanginya,"ungkap dai yang juga pengasuh laman Bimbingan Islam ini.
Dalam hadis riwayat al-Tabarani dari sahabat Abu Darda dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
“Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seorang hamba lebih banyak daripada ajal mencari dirinya”. Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami.
Namun walau demikian, bukan berarti lantas kita meninggalkan sebab-sebab dan upaya untuk meraih rezeki, hal itu tetap dituntut demi kesempurnaan tawakkal. Ustadz Setiawan Tugiyono menjelaskan, di antara sebab-sebab datangnya rezeki yang bisa diupayakan oleh seorang hamba, antara lain :
1. Bertakwa kepada Allah dan beramal shalih
Allah berfirman:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. (QS Al-Talak:2-3).
2. Berbakti pada orang tua dan menyambung silaturrahim
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hendaklah berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturrahim”. (HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/156).
3. Banyak beristighfar pada Allah
Allah berfirman dalam Al-Quran:
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS Nuh:10-12).
4. Bertawakkal kepada Allah ta’ala
Bertawakkal yaitu bersandar pada Allah (ﷻ) dengan penuh penyandaran dalam rangka meraih manfaat atau menangkal mudhorrot dengan disertai usaha, dalam hadist Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian, sebagaimana rezeki yang diberikan kepada seekor burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan perutnya kosong kemudian kembali pada waktu petang dengan perut terisi penuh”. (H.R Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim. Tirmidzi menilai bahwa hadits ini : Hasan Shahih).
5. Menikah
Dengan menikah justru menjadi sebab datangnya rezeki dan diberikan kecukupan, Allah berfirman:
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Nur:32).
Syaikh al-Sa’dy dalam tafsirnya mengatakan:
“Maka jangan menghalangi kalian perkara yang kalian sangkakan bahwa seseorang ketika menikah akan menjadi fakir dengan banyaknya keluarga dan semisalnya, justru dalam firman Allah ada motuvasi untuk menikah, dan janji dari Allah bagi yang menikah untuk diberi kecukupan setelah sebelumnya dalam kefakiran”. (Tarsir al-Sa’dy hal:567).
6. Memiliki anak
Setelah menikah kemudian memiliki banyak anak, banyak anak tidak mematikan rezeki dan menghambatnya, justru setiap anak telah Allah tanggung rezekinya, ini Allah tegaskan sendiri dalam al-Quran:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu”. (QS Al-Isra:31).
“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka”. (QS Al-An’am:151).
Wallahu A'lam
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ُ
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya”. (QS. QS Al-Mulk:15).
وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ
“dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah”. (QS Al-Muzammil:20)
Dalam tafsirnya Imam al-Qurtubi mengomentari ayat di atas:
سوى الله تعالى في هذه الآية بين درجة المجاهدين والمكتسبين المال الحلال للنفقة على نفسه وعياله والإحسان والإفضال فكان دليلا على أن كسب المال بمنزلة الجهاد، لأنه جمعه مع الجهاد في سبيل الله
“Dalam ayat ini Allah menyamakan derajat para mujahidin dengan orang yang mencari harta halal dengan tujuan sebagai nafkah untuk dirinya, keluarganya dan berbuat ihsan dengan harta tersebut, ini menunjukkan bahwa usaha mencari harta halal bisa sejajar dengan berjihad, karena Allah menghimpunnya dengan amaliah jihad di jalan Allah”. (al-Jami Li Ahkami al-Quran juz:19 hal:55)
Menurut Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I, perlu diketahui bahwa rezeki itu kesemuanya ada di tangan Allah ta’ala, dan manusia seberapa besar pun usahanya dalam mencari rezeki maka tidak akan ia mendapatkan melainkan apa yang sudah dituliskan untuknya. "Sebaliknya seberapa besar pun usaha menghalangi rezeki seseorang maka rezeki itu akan tetap datang padanya sebagaimana ajal mendatanginya,"ungkap dai yang juga pengasuh laman Bimbingan Islam ini.
Dalam hadis riwayat al-Tabarani dari sahabat Abu Darda dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
“Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seorang hamba lebih banyak daripada ajal mencari dirinya”. Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami.
Namun walau demikian, bukan berarti lantas kita meninggalkan sebab-sebab dan upaya untuk meraih rezeki, hal itu tetap dituntut demi kesempurnaan tawakkal. Ustadz Setiawan Tugiyono menjelaskan, di antara sebab-sebab datangnya rezeki yang bisa diupayakan oleh seorang hamba, antara lain :
1. Bertakwa kepada Allah dan beramal shalih
Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. (QS Al-Talak:2-3).
2. Berbakti pada orang tua dan menyambung silaturrahim
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hendaklah berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturrahim”. (HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/156).
3. Banyak beristighfar pada Allah
Allah berfirman dalam Al-Quran:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS Nuh:10-12).
4. Bertawakkal kepada Allah ta’ala
Bertawakkal yaitu bersandar pada Allah (ﷻ) dengan penuh penyandaran dalam rangka meraih manfaat atau menangkal mudhorrot dengan disertai usaha, dalam hadist Nabi Shallallahu `Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian, sebagaimana rezeki yang diberikan kepada seekor burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan perutnya kosong kemudian kembali pada waktu petang dengan perut terisi penuh”. (H.R Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim. Tirmidzi menilai bahwa hadits ini : Hasan Shahih).
5. Menikah
Dengan menikah justru menjadi sebab datangnya rezeki dan diberikan kecukupan, Allah berfirman:
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Nur:32).
Syaikh al-Sa’dy dalam tafsirnya mengatakan:
“Maka jangan menghalangi kalian perkara yang kalian sangkakan bahwa seseorang ketika menikah akan menjadi fakir dengan banyaknya keluarga dan semisalnya, justru dalam firman Allah ada motuvasi untuk menikah, dan janji dari Allah bagi yang menikah untuk diberi kecukupan setelah sebelumnya dalam kefakiran”. (Tarsir al-Sa’dy hal:567).
6. Memiliki anak
Setelah menikah kemudian memiliki banyak anak, banyak anak tidak mematikan rezeki dan menghambatnya, justru setiap anak telah Allah tanggung rezekinya, ini Allah tegaskan sendiri dalam al-Quran:
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu”. (QS Al-Isra:31).
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka”. (QS Al-An’am:151).
Wallahu A'lam
(wid)