QS. Asy-Syu'ara' Ayat 105
Nabi Nuh adalah nabi ketiga yang diutus Allah, setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Nabi Nuh juga merupakan rasul pertama, berdasarkan hadis qudsi:
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw bersabda, "Allah berfirman, 'Ya Nuh, engkau adalah rasul yang pertama yang diutus ke bumi." (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)
Maksud rasul pertama di sini ialah rasul Allah yang pertama diutus sesudah Nabi Adam dan Nabi Idris. Ia juga disebut bapak manusia kedua setelah Adam, karena sebagian mufasir berpendapat bahwa seluruh manusia musnah dan mati karena topan dan banjir, kecuali orang-orang yang berada di atas perahu bersama Nabi Nuh. Di antara yang selamat itu, terdapat tiga orang putranya, yaitu Sam, Ham, dan Yafits. Maka semua manusia yang ada sampai sekarang berasal dari keturunan ketiga putra Nabi Nuh itu.
Tidak ada keterangan yang pasti tentang jarak waktu antara Adam dan Idris dengan Nabi Nuh. Hanya terdapat beberapa keterangan yang berbeda-beda dalam Taurah Ibriyah, Taurah Samiriyah, dan terjemahan Taurat dalam bahasa Yunani.
Nabi Nuh diutus kepada saudaranya, maksudnya orang-orang yang masih dianggap kerabat dengan Nuh. Dalam surah-surah yang lain disebutkan bahwa Nuh diutus kepada kaumnya.
Kaum Nabi Nuh menyembah patung-patung dan berhala yang mereka anggap sebagai tuhan. Oleh karena itu, Nabi Nuh mengingatkan mereka agar bertakwa kepada Allah dan takut kepada azab-Nya yang dahsyat. Azab itu akan ditimpakan Allah kepada orang-orang yang mengingkari seruan nabi-Nya.
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Dzun Nun, seorang Mesir (wafat tahun 860), yang dianggap sebagai pengarang kisah ini, sering dikaitkan dengan semacam Perserikatan Rahasia (Freemasonry).
Halqavi (pengarang kisah ini) mengatakan hanya ada sedikit kisah Sufi, yang bisa dibaca oleh siapa pun saat kapan pun dan tetap mempengaruhi kesadaran batin secara konstruktif.
Setiap bahasa mengenal kata atau ungkapan yang bersifat metaforis, termasuk bahasa yang digunakan al-Quran. Tapi bagaimana dengan al-Quran yang redaksi-redaksinya merupakan susunan Ilahi?
Asbabun Nuzul Surat Al Buruj menjadi pembahasan yang menarik untuk diketahui sebab ada satu kisah yang dapat diambil hikmahnya.
Mereka berani menuding Nabi Muhammad SAW telah mencampuradukkan kebenaran dengan yang salah akibat menyebut bahwa Sulaiman AS adalah seorang Nabi.