QS. An-Nahl Ayat 127

وَاصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُكَ اِلَّا بِاللّٰهِ‌ ۚ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُ فِىۡ ضَيۡقٍ مِّمَّا يَمۡكُرُوۡنَ‏
Wasbir wa maa sabruka illaa billaah; wa laa tahzan 'alaihim wa laa taku fii daiqim mimmaa yamkuruun
Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.
Juz ke-14
Tafsir
Sabar adalah sikap yang mulia, karena itu Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk bersabar. Allah berfirman, "Dan bersabarlah, wahai Nabi Muhammad, dalam menghadapi tantangan dan cobaan hidup serta penolakan orang kafir terhadap seruanmu, dan ketahuilah bahwa kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah. Dan janganlah engkau bersedih hati terhadap penolakan dan kekafiran mereka, dan jangan pula engkau bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan untuk menghalagi seruanmu."
Allah mempertegas lagi perintah-Nya kepada Rasul agar bersifat sabar dan tabah dalam menghadapi gangguan orang kafir Quraisy dan hambatan mereka terhadap dakwahnya. Namun Allah menyatakan kepada Nabi bahwa kesabaran itu terwujud dalam batin disebabkan Allah memberikan pertolongan dan taufik kepadanya. Kesabaran merupakan daya perlawanan terhadap gejala emosi manusia dan perlawanan terhadap nafsu yang bergejolak. Itulah hidayah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang dikehendaki.

Pernyataan Allah ini membesarkan hati Nabi saw, kesulitan-kesulitan menjadi terasa ringan berkat anugerah Allah. Rasul saw tidak perlu merasa risau, cemas dan bersedih hati terhadap sikap lawannya yang menjauh dari seruannya, atau sikap permusuhan mereka yang mendustakan dan mengingkari wahyu yang diturunkan kepada-Nya. Apalagi jika Rasul saw merasa kecil hati dan putus asa terhadap keingkaran yang mereka lakukan, seperti beliau dituduh penyihir, dukun, penyair dan sebagainya, hal demikian lebih tidak dibenarkan oleh Allah. Sebenarnya segala tuduhan itu bermaksud menghalangi orang lain untuk beriman kepada Rasul saw. Dalam ayat yang lain Allah melarang Nabi berkecil hati terhadap gangguan orang kafir. Firman-Nya:

(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad) maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman. (al-A'raf/7: 2)

Meskipun pelajaran-pelajaran di atas ditujukan kepada Nabi saw, namun berlaku bagi para pengikutnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.