QS. An-Nisa Ayat 131
Orang yang benar-benar memahami hukum-hukum Allah yang berlaku umum terhadap bumi, langit dan semua isinya serta memahami pula hukum yang mengatur kehidupan makhluk-Nya, akan mengetahui betapa besar limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada semua makhluk-Nya. Oleh sebab itulah kepada setiap hamba diperintahkan agar bertakwa kepada-Nya, seperti telah diperintahkan kepada umat-umat terdahulu, yang telah diberi Al-Kitab seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani. Serta kepada orang-orang yang melaksanakan ketakwaan dengan tunduk dan patuh kepada-Nya dan menjalankan syariat-Nya. Dengan tunduk dan patuh kepada-Nya dan dengan menegakkan syariat-Nya manusia akan berjiwa yang bersih dan dapat mewujudkan kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Jika mereka mengingkari nikmat Allah yang tak terhingga besarnya, maka keingkaran dan pembangkangan itu sedikit pun tidak akan mengurangi kekuasaan Allah terhadap segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Sebaliknya apabila mereka bersyukur, maka syukur mereka itu sedikit pun tidak akan menambah kekuasaan-Nya. Perintah bertakwa itu adalah semata-mata untuk kepentingan mereka sendiri, bukan untuk kepentingan Allah. Allah Mahakaya, tidak memerlukan apa pun dari makhluk-Nya dan Maha Terpuji, tidak memerlukan pujian siapa pun untuk menambah kesempurnaan-Nya. Allah berfirman:
¦Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka¦ (al-Isra'/17:44).
Surat An Nisaa' yang terdiri dari 176 ayat itu, adalah surat Madaniyyah yang terpanjang sesudah surat Al Baqarah. Dinamakan An Nisaa' karena dalam surat ini banyak dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan wanita serta merupakan surat yang paling membicarakan hal itu dibanding dengan surat-surat yang lain. Surat yang lain banyak juga yang membicarakan tentang hal wanita ialah surat Ath Thalaq. Dalam hubungan ini biasa disebut surat An Nisaa' dengan sebutan: Surat An Nisaa' Al Kubraa (surat An Nisaa' yang besar), sedang surat Ath Thalaq disebut dengan sebutan: Surat An Nisaa' Ash Shughraa (surat An Nisaa' yang kecil).
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.