QS. Al-An’am Ayat 131
Siksaan yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya yang durhaka kepada rasul yang memberi peringatan kepada mereka, misalnya memusnahkan mereka seperti yang pernah terjadi pada kaum 'Ad dan tsamud; atau siksaan yang menghinakan mereka dengan cara mengusir dan mencerai beraikan mereka, seperti yang diderita oleh Bani Israil; ada pula siksaan yang menghancurkan kekuatan mereka, seperti yang diderita oleh kaum musyrikin Mekah. Sesudah Nabi Muhammad diutus Allah kepada semua umat manusia, siksaan yang menghancurkan dan memusnahkan itu tidak ada lagi. Adapun malapetaka yang terjadi, seperti gempa, topan, banjir dan sebagainya, adalah cobaan dan ujian bagi umat manusia agar mereka insaf dan sadar akan kekuasaan Allah dan agar mereka selalu ingat kepada-Nya, dan tidak berpaling dari petunjuk dan ajaran yang diturunkan-Nya dengan perantara rasul-Nya.
Allah sekali-kali tidak akan menganiaya hamba-Nya, tetapi merekalah yang menganiaya diri sendiri dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan sunatullah dan melanggar norma-norma yang telah diberikan-Nya untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Mungkin ada beberapa umat yang nampaknya kuat dan jaya padahal umat itu telah berpaling dari norma-norma keadilan dan perikemanusiaan, bahkan ada yang mengingkari kekuasaan Allah dan menganggap agama sebagai racun yang membunuh manusia. Hal itu adalah istidraj dari Allah yang membiarkan mereka tenggelam dalam paham kebendaan, sombong dan takabur atas hasil yang mereka capai. Namun akhirnya mereka akan mengalami nasib seperti orang yang sombong dan takabur. Terserah kepada manusia itu sendiri apakah ia akan menjadi orang yang beriman, mematuhi dan menjalankan semua aturan dan ajaran yang diturunkan-Nya dengan perantaraan rasul-Nya, sehingga dia hidup berbahagia jasmani dan rohaninya, ataukah dia akan menganggap dirinya lebih berkuasa atau lebih pintar serta menganggap ajaran-ajaran agama itu sudah ketinggalan zaman. Manusia bebas berpikir, berbuat dan menetapkan sesuatu menurut kehendaknya dan akhirnya akan terombang-ambing antara teori-teori yang terus berubah dan tidak tentu ujung pangkalnya serta terjerumus ke jurang kehancuran, keonaran dan kerusakan. Allah telah membentangkan di hadapan manusia jalan yang baik dan jalan yang buruk; diserahkan kepada manusia untuk memilihnya, jalan mana yang akan ditempuhnya.
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Umat Islam merayakan momen Idulfitri yang disebut-sebut sebagai hari kemenangan dan saatnya kembali ke Fitrah. Apa sebenarnya makna Fitrah?
Salah satu amalan sunnah ketika salat Idulfitri yaitu berangkat dan pulang melewati jalan berbeda. Berikut hikmah disunnahkannya menempuh jalan berbeda saat salat Id.
Hari raya Idulfitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik (hablun minnannas)
Momen Idulfitri sangat istimewa bagi setiap muslim, tak terkecuali kaum wanita muslimah. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari kaum Hawa ini saat merayakan Idulfitri ini. Hal apa saja?
Bacaan niat salat Idulfitri dapat dilakukan dalam hati sebelum melaksanakan salat Ied. Bagaimana lafadz niat salat Idulfitri ini dalam bahasa Arab dan terjemahannya?