QS. Taha Ayat 15

اِنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَـةٌ اَكَادُ اُخۡفِيۡهَا لِتُجۡزٰى كُلُّ نَفۡسٍۢ بِمَا تَسۡعٰى‏
Innas Saa'ata aatiyatun akaadu ukhfiihaa litujzaa kullu nafsim bimaa tas'aa
Sungguh, hari Kiamat itu akan datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.
Juz ke-16
Tafsir
Allah lalu menyusuli dengan prinsip berikutnya, yaitu keniscayaan kiamat. "Sungguh, hari kiamat itu akan datang tanpa ada keraguan sedikit pun tentangnya, namun Aku merahasiakan waktu kedatangannya. Karena itu, siapkanlah dirimu untuk menghadapinya. Hari kiamat itu merupakan suatu keniscayaan agar setiap orang yang mukalaf dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan dalam kehidupannya di dunia ini.”
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa hari Kiamat itu pasti datang, tetapi Allah sengaja merahasiakan dan tidak menjelaskan waktunya, kapan hari Kiamat itu terjadi. Sengaja Allah merahasiakan waktu terjadinya hari Kiamat, agar dengan demikian manusia selalu berhati-hati dan waspada serta siap untuk menghadapinya. Dirahasiakannya kedatangan hari Kiamat sama halnya dengan dirahasiakannya kapan ajalnya seseorang itu tiba. Tidak ada seorang manusia pun yang mengetahui kapan dan di mana ia akan mati, sebagaimana firman Allah:

Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman/31: 34)

Apabila seseorang mengetahui kapan ajalnya tiba tentunya ia akan berbuat semau hatinya, menurutkan hawa nafsunya, mengerjakan segala macam maksiat yang dikehendakinya. Sesudah ajalnya dekat barulah ia tobat dan Allah akan menerima tobatnya sesuai dengan janji-Nya. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, sebagaimana firman-Nya:

Sungguh, Allah tidak menyalahi janji. (Ali Imran/3: 9)

Tetapi kalau ia tidak tahu kapan ajalnya tiba, tentunya ia selalu hati-hati, perintah dikerjakannya, larangan dijauhinya. Apabila ia berbuat masiat, segera ia bertobat karena takut kalau ajalnya datang mendadak sebelum ia bertobat. Jadi, gunanya kiamat dirahasiakan adalah supaya manusia giat berbuat baik, bila manusia yang seharusnya berbuat baik tetapi ia berbuat jahat, maka sangat pantaslah orang itu dihukum. Oleh karena itulah sangat adil bila yang berbuat baik itu diberi imbalan dan yang berbuat jahat diberi azab. Firman Allah:

Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (az-Zalzalah/99: 7-8)

Dan firman-Nya:

Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan. (ath-thur/52: 16)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Taha
Surat Thaahaa terdiri atas 135 ayat, diturunkan sesudah diturunkannya surat Maryam, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamai Thaahaa, diambil dari perkataan yang berasal dan ayat pertama surat ini. Sebagaimana yang lazim terdapat pada surat-surat yang memakai huruf-huruf abjad pada permulaannya, di mana huruf tersebut seakan-akan merupakan pemberitahuan Allah kepada orang-orang yang membacanya, bahwa sesudah huruf itu akan dikemukakan hal-hal yang sangat penting diketahui, maka demikian pula halnya dengan ayat-ayat yang terdapat sesudah huruf thaahaa dalam surat ini. Allah menerangkan bahwa Al Quran merupakan peringatan bagi manusia, wahyu dari Allah, Pencipta semesta alam. Kemudian Allah menerangkan kisah beberapa orang nabi; akibat-akibat yang telah ada akan dialami oleh orang-orang yang percaya kepada Allah dan orang-orang yang mengingkari-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Selain hal-hal tersebut di atas, maka surat ini mengandung pokok-pokok isi sebagai berikut: