QS. Ar-Ra’d Ayat 16
Dan jika engkau bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Pasti mereka akan menjawab, "Allah." Maka mengapa mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran). (al-Ankabut/29: 61)
Jika memang Allah pencipta alam semesta, maka patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat memberi kemanfaatan atau menolak kemudaratan. Mengapa mereka tetap menjadikan benda-benda mati itu menjadi pelindung? Mengapa akal pikiran mereka tidak digunakan untuk menentukan pilihan yang benar? Padahal benda-benda tersebut tidak mempunyai kemampuan apa-apa meskipun hanya menciptakan seekor lalat. Firman Allah:
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. (al-hajj/22: 73)
Kemudian dalam rangka membuka tabir kepicikan akal mereka, sehingga tidak dapat membandingkan antara yang baik dan yang buruk, Nabi saw diperintahkan untuk mengatakan kepada mereka adakah sama orang buta yang sama sekali tidak dapat melihat dengan orang yang matanya sehat, dapat melihat semua benda di hadapannya dengan terang dan jelas? Tentu saja jawabannya adalah tidak sama. Jika ditanyakan pula kepada mereka apakah sama gelap gulita dengan terang benderang? Tentu jawabannya juga tidak sama. Dengan demikian, akhirnya dapat disimpulkan bahwa Allah Yang Maha Esa dan Sempurna dalam segala-galanya tidak bisa disamakan dengan berhala, benda mati yang sama sekali tidak dapat memberi manfaat dan menolak kemudaratan. Demikian pula kekafiran seseorang kepada Allah dan rasul-Nya tidak sama dengan cahaya keimanan seorang mukmin yang memancar dari wajah dan hatinya. Pertanyaan selanjutnya, apakah berhala-berhala yang mereka sembah itu dapat menciptakan makhluk seperti ciptaan Allah, sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka, dan sukar dibedakan mana ciptaan berhala dan mana ciptaan Allah?
Jika Allah bisa disamakan dengan berhala dalam penciptaan maka ada alasan bagi mereka untuk menyekutukan-Nya. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian. Berhala-berhala itu adalah benda mati, jangankan dapat disamakan ciptaannya dengan ciptaan Allah, wujudnya saja ada karena diukir oleh tangan manusia. Mereka tidak dapat menjawab jika ditanya dan tidak dapat memberi kemanfaatan dan kemudaratan sedikit pun kepada penyembahnya. Sesajen yang dihidangkan di hadapannya jika dicuri oleh lalat, mereka sama sekali tidak dapat mengambilnya kembali. Bahkan jika penyembah-penyembahnya sedang lengah, seekor serigala pun dapat mengencingi kepalanya.
Allah adalah Pencipta segala sesuatu, termasuk pula Pencipta berhala-berhala, dan Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Mengapa kamu menyembah kepada selain-Nya, yang sama sekali tidak memberi manfaat dan kemudaratan?
Surat Ar Ra'd ini terdiri atas 43 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Surat ini dinamakan Ar Ra'd yang berarti guruh karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya, menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah s.w.t. Dan lagi sesuai dengan sifat Al Quran yang mengandung ancaman dan harapan, maka demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan kepada manusia. Isi yang terpenting dari surat ini ialah bahwa bimbingan Allah kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. Bagi Allah s.w.t. tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. Balasan atau hukuman adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah.
Ketokohan Hasan cukup hebat, sehingga kelompok-kelompok penentang rezim Umayyah banyak yang mengambil ilham dan semangatnya dari Hasan, yang dianggap pendiri Mutazilah
Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify menyambangi Ponpes Darunnajah, Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).
Al-Quran menyebutkan dua bentuk kemaksiatan yang mula-mula terjadi setelah terciptanya Adam dan setelah dia ditempatkan di surga. Begini penjelasannya.
Kesombongan dapat mendorong kepada penolakan terhadap perintah Allah SWT. Hal ini tercermin dari kisah Iblis bersama dengan Adam. Begini penjelasannya.
Masa kenabian (nubuwwah) dan rahmat akan disusul oleh masa kekhalifahan kenabian (Khilafat nubuwwah) dan rahmat, sesudah itu masa kerajaan (mulk) dan rahmat, kemudian masa kerajaan (saja).