QS. Asy-Syu'ara' Ayat 160

كَذَّبَتۡ قَوۡمُ لُوۡطٍ اۨلۡمُرۡسَلِيۡنَ​ ۖ ​ۚ‏
kazzabat qawmu Luutinil mursaliin
Kaum Luth telah mendustakan para rasul,
Juz ke-19
Tafsir
Nabi Luth adalah keponakan Nabi Ibrahim. Kaumnya mendiami negeri Sodom, di dataran rendah Yordania. Mereka melakukan kejahatan seksual yaitu sodomi. Kaum Luth telah mendustakan para rasul. Setiap rasul dan penggiat kebenaran pasti mendapatkan tantangan dari banyak pihak. Nabi Luth menyeru kaumnya untuk kembali ke jalan yang benar.
Pada ayat ini diterangkan bahwa kaum Nabi Lut telah mendustakan seruan Nabi Lut yang diutus Allah kepada mereka. Nabi Lut menyeru mereka agar bertakwa kepada Allah, Tuhan Pencipta mereka semuanya.

Nabi Lut adalah anak Haran bin Terah, saudara Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, Lut adalah kemenakan Nabi Ibrahim. Lut beriman kepada apa yang disampaikan pamannya, Ibrahim, sebagaimana disebut dalam firman Allah:

Maka Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Maha Perkasa, Mahabijaksana." (al-'Ankabut/29: 26).

Nabi Lut tinggal bersama Nabi Ibrahim di kota Ur, kemudian pindah bersamanya ke Palestina dan melawat ke Mesir. Dari Mesir ia kembali ke Palestina bersama Ibrahim. Mereka kemudian berpisah, Nabi Lut pergi ke Sodom, sedang Ibrahim tetap di Palestina. Kota Sodom terletak di daerah Yordania sekarang, di pantai Buhairah (danau) Lut. Buhairah Lut ialah di bagian selatan Laut Mati. Jadi kota Sodom tidak berapa jauh dari Baitul Makdis. (Lihat kosakata "Lut").
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.