QS. Asy-Syu'ara' Ayat 165
Dan (ingatlah kisah) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (keji), padahal kamu melihatnya (kekejian perbuatan maksiat itu)?" Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) syahwat(mu), bukan (mendatangi) perempuan? Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu). (an-Naml/27: 54-55).
Di samping melakukan homoseks, kaum Nabi Lut juga merampok dan merampas harta orang-orang yang lewat dan membawa barang-barang perniagaan.
Praktek seks sejenis (homoseks dan lesbian) sangat dilarang oleh Islam. Praktek ini sangat tidak sehat. Perilaku seksual yang menyimpang ini menimbulkan banyak penyakit baru, seperti penyakit AIDS dan herpes. Kedua penyakit ini tidak dikenal pada beberapa generasi yang lalu. Namun pada saat sekarang, kedua penyakit sudah menyebar secara luas dengan pesatnya.
Praktek homoseks, di samping perilaku seksual menyimpang lainnya, seperti berganti-ganti pasangan atau praktek pelacuran, merupakan cara penyebaran virus AIDS yang paling umum. Penyakit ini sebagian besar (90%) disebarkan dengan cara perilaku seksual yang menyimpang. Beberapa cara penularan AIDS lainnya adalah dengan transfusi darah yang sudah tercemar virus AIDS dan pemakaian jarum suntik yang tidak steril. Sedangkan penularan dari ibu kepada janin yang dikandungnya tidak terlalu besar, yaitu di bawah 10%.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad bersabda:
Perbuatan zina tidak sekali-kali muncul pada suatu kaum, sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali mereka akan ditimpa penyakit menular dan penyakit-penyakit lainnya yang belum ada pada umat sebelumnya. (Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar)
Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa saat manusia mulai melakukan perilaku seksual yang tidak normal, maka akan muncul penyakit baru yang belum pernah ada sebelumnya, dan menyebar di antara umat manusia. Saat ini, kita baru mengerti apa yang dimaksudkan hadis itu, yang diucapkan Nabi Muhammad saw sekitar 1400 tahun yang lalu.
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.