QS. Asy-Syu'ara' Ayat 180

وَمَاۤ اَسۡـَٔـــلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ اَجۡرٍ​ۚ اِنۡ اَجۡرِىَ اِلَّا عَلٰى رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَ ؕ‏
Wa maaa as'alukum 'alaihi min ajrin in ajriya illaa 'alaa Rabbil 'aalamiin
Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam.
Juz ke-19
Tafsir
Dan aku tidak bermaksud sedikitpun untuk meminta imbalan apa pun baik berupa materi atau jasa, kepadamu atas ajakan itu, imbalanku tidak lain hanyalah dari Tuhan seluruh alam. Dengan tidak adanya imbalan, Nabi Syuaib tidak mempunyai kepentingan apa-apa kecuali untuk kemaslahatan mereka.
Dan aku tidak meminta imbalan apa pun baik berupa materi atau jasa kepadamu atas ajakan itu, imbalanku tidak lain hanyalah dari Tuhan seluruh alam. Dengan tidak adanya imbalan, Nabi Sy’aib tidak mempunyai kepentingan apa-apa kecuali untuk kemaslahatan mereka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Asy-Syu'ara'
Surat ini terdiri dari 227 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan Asy Syu'araa' (kata jamak dari Asy Syaa'ir yang berarti penyair) diambil dari kata Asy Syuaraa' yang terdapat pada ayat 224, yaitu pada bagian terakhir surat ini, di kala Allah s.w.t. secara khusus menyebutkan kedudukan penyair- penyair. Para penyair-penyair itu mempunyai sifat-sifat yang jauh berbeda dengan para rasul-rasul; mereka diikuti oleh orang-orang yang sesat dan mereka suka memutar balikkan lidah dan mereka tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan tidak mempunyai pendirian, perbuatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka ucapkan. Sifat-sifat yang demikian tidaklah sekali-kali terdapat pada rasul-rasul. Oleh karena demikian tidak patut bila Nabi Muhammad s.a.w. dituduh sebagai penyair, dan Al Quran dituduh sebagai syair, Al Quran adalah wahyu Allah, bukan buatan manusia.