QS. An-Nahl Ayat 2

يُنَزِّلُ الۡمَلٰۤٮِٕكَةَ بِالرُّوۡحِ مِنۡ اَمۡرِهٖ عَلٰى مَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖۤ اَنۡ اَنۡذِرُوۡۤا اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَا فَاتَّقُوۡنِ‏
Yunazzilul malaaa 'ikata birruuhi min amrihii 'alaa mai yashaaa'u min 'ibaadihiii an anziruuu annahuu laaa ilaaha illaaa ana fattaquun
Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan berfirman) yaitu, "Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku."
Juz ke-14
Tafsir
Menjelaskan kesempurnaan ketetapan dan penciptaan-Nya, Allah berfirman, "Dia menurunkan para malaikat, yakni Malaikat Jibril, membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki untuk diberi wahyu di antara hamba-hamba-Nya yang taat dan suci jiwanya. Inti wahyu itu ialah pesan yang berisi, "Peringatkanlah oleh kalian, wahai hamba-hamba yang Aku beri wahyu, bahwa tidak ada tuhan, penguasa alam raya, pencipta langit dan bumi yang berhak disembah selain Aku Yang Mahaesa dan Mahakuasa, tidak ada sekutu bagi-Ku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku. Berimanlah kepada-Ku, laksanakanlah semua perintah-Ku, dan tinggalkanlah segala laranganKu." (Lihat: Surah Ga fir/40: 15 dan asy-Syura /42: 52)
Setelah ayat tersebut turun, orang-orang Quraisy menanyakan, "Seandainya Allah memang berkuasa untuk mengazab para hamba-Nya yang lain, maka siapakah yang mengetahui hal yang sangat gaib ini yang tidak diketahui oleh siapa punjuga kecuali hanya Dia? Pertanyaan ini hanya menunjukkan pengingkaran mereka terhadap kejadian hari kiamat. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan bahwa berita itu diketahui dari wahyu yang diturunkan Allah melalui malaikat. Dari wahyu itulah berita-berita gaib dapat diketahui. Wahyu itu dibawa oleh malaikat dengan perintah Allah kepada hamba-Nya yang dikehendaki. Penjelasan itu dikemukakan agar mereka dapat mengetahui bahwa seseorang yang menerima wahyu berarti telah menerima tugas kenabian. Yang dimaksud dengan roh dalam ayat ini ialah wahyu sebagai-mana tampak jelas artinya di ayat yang lain:

¦Yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya,¦ (al-Mu'min/40: 15)

Dan firman-Nya lagi:

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami¦ (asy-Syura/42: 52)

Wahyu itu dibawa oleh para malaikat kepada para nabi semata-mata karena perintah Allah dan bukan kemauan malaikat itu sendiri. Seperti ditegaskan dalam ayat-ayat yang lain sebagai berikut:

Dan tidaklah kami (Jibril) turun kecuali atas perintah Tuhanmu. (Maryam/19: 64)

Dan firman Allah swt:

Mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. (al-Anbiya'/21: 27)

Wahyu itu diberikan oleh Allah kepada para hamba-Nya yang terpilih dan mempunyai kesiapan mental untuk menerimanya. Gunanya sebagai sarana untuk memberikan peringatan kepada para hamba Allah. Antara lain, untuk menyampai-kan ajaran tauhid dan meyakinkan mereka tentang keesaan Allah, bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah dan Dialah Tuhan bagi segala makhluk, sedang tuhan-tuhan yang lain adalah tuhan ciptaan mereka yang jauh dari kebenaran. Dengan demikian, wajib bagi manusia untuk menghambakan diri semata-mata kepada-Nya karena dengan jalan demikian manusia akan selamat dari kehancuran dan terlepas dari kesesatan. Dalam ayat itu terdapat petunjuk bahwa wahyu itu turun dari Allah kepada nabi-Nya dengan perantaraan para malaikat. Dalam ayat yang lain disebutkan:

Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (al-Baqarah/2: 285)

Malaikat disebut lebih dahulu daripada rasul-rasul untuk menyatakan bahwa malaikat itu menerima wahyu dari Allah tanpa perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan kitab-kitab ialah wahyu yang disampaikan oleh para malaikat kepada para nabi-Nya.

Di akhir ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa hendaklah manusia bertakwa hanya kepada-Nya. Ini adalah seruan yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman agar tetap bertakwa kepada-Nya. Juga ditujukan kepada orang-orang kafir Quraisy yang menentang akan terjadinya hari kiamat agar mereka menghentikan kemusyrikannya dan meninggalkan sifat-sifat yang menentang terhadap ketentuan yang datang dari Allah dikarenakan sifat tergesa-gesa menolak sesuatu yang belum diyakini kebenarannya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Nahl
Surat ini terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Surat ini dinamakan An Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah s.w.t. ayat 68 yang artinya : "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah." Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim. Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi bermacam-macam penyakit manusia (lihat ayat 69). Sedang Al Quran mengandung inti sari dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman dahulu ditambah dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Lihat surat (10) Yunus ayat 57 dan surat (17) Al Isra' ayat 82). Surat ini dinamakan pula "An Ni'am" artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan pelbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.